Lompat ke isi

Minggu Palma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yesus memasuki Yerusalem dengan mengendarai keledai
Tahun Liturgi
Gereja Ritus Barat
Gereja Ritus Timur

Minggu Palma adalah hari raya Kristen yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah. Perayaan ini ada pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19. Perayaan ini merupakan perayaan masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum ia disalibkan.[1] Masuknya Yesus ke kota suci atau Yerusalem adalah hal yang istimewa, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian. Itulah sebabnya Minggu Palma disebut pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem.[1] Dalam liturgi Minggu Palem, umat dibagikan daun palem dan ruang gereja dipenuhi ornamen palem.[1]

Simbol Palem dalam Minggu Palma

Daun palem adalah simbol dari kemenangan. Daun palem ini membawa arti ke arah simbol Kristen.[2] Daun palem digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun pelem di antara tempat atau tambahan untuk instrumen dari kesyahidan.[2] Kristus kerap kali menunjukkan hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian. Lebih jelas lagi, hal itu diasosiasikan dengan kejayaan-Nya memasuki Yerusalem, ( Yohanes 12:12-13).[2]

Daun palem memiliki warna hijau, hijau adalah warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi. Oleh karena itu simbol kemenangan dari musim semi diatas musim salju atau kehidupan di atas kematian, menjadi sebuah campuran dari kuning dan biru itu juga melambangkan amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik.[2]

Saat Minggu Palma, umat melambai-lambaikan daun palem sambil bernyanyi.[2] Hal ini menyatakan keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem.[2] Ini menyatakan tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang: kota Allah, di mana ada kedamaian. [3]

Minggu Sengsara

Pada Minggu Palma, gereja tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem melainkan juga mengenang akan kesengsaraan Yesus. Oleh karena itu, Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu Sengsara. Dalam tradisi peribadahan gereja, setelah umat melakukan prosesi daun palem (melambai-lambaikan daun palem), umat akan mendengarkan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus yang diambil dari Injil. Memang kisah-kisah ini akan dibacakan ulang dalam liturgi Jumat Agung tetapi pemaknaannya berbeda. Pembacaan kisah sengsara Yesus dalam liturgi Minggu Palma dimaksudkan agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Yerusalem melainkan pada peristiwa kematian-Nya di kayu salib. [1]

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b c d Rachman, Rasid. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
  2. ^ a b c d e f Ferguson, George. Signs & Symbols in Christian Art. New York : Oxfort University Press, 1958.
  3. ^ Sudibya, F.X. Warsito Djoko. Aneka Simbol. Jakarta Pusat : Obor, 1995.

Galeri

Tahun Liturgi
Gereja Ritus Barat
Gereja Ritus Timur