Lompat ke isi

Perilaku sosial

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Fenomena Sosial
Menyantuni Masyarakat

Perilaku Sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain.[1] menurut Max Weber Perilaku mempengaruhi aksi sosial dalam masyarakat yang kemudian menimbulkan masalah-masalah.[2] Weber menyadari permasalahan-permasalah dalam masyarakat sebagai sebuah penafsiran.[2] Akan halnya tingkatan bahwa suatu perilaku adalah rasional (menurut ukuran logika atau sains atau menurut standar logika ilmiah), maka hal ini dapat dipahami secara langusung.[2]

Perilaku Sosial Individu

Dalam memahami perilaku sosial individu, dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri respon interpersonalnya, yang terdiri dari :

  1. Kecenderungan Peranan (Role Disposition,yaitu kecenderungan yang mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang individu
  2. Kecenderungan Sosiometrik (Sociometric Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain, dan
  3. Ekspressi (Expression Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekpresi diri dengan menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particular fashion).[3]


Ilmu Sosial

Ilmu sosial adalah ilmu yang bisa memberikan sumbangan kepada perbaikan masyarakat, kebenarannya yang diuji secara sistematis bisa memberikan pegangan bagi penyelesaian konflik-konflik yang mengganggu.[4] ada juga klaim inheren dari ilmu sosial bahwa ilmu sosial berfungsi sebagai salah satu piranti (intelektual) dalam penyelesaian - pembatasan, pengelolaan, atau penangkalan - konflik-konflik sosial.[4] beberapa sosiolog bahkan mengisyaratkan bahwa sains mereka secara sosial mutlak perlu mengingat adanya kekeacauan di antara kelompok-kelompok dan ilmu-ilmu sosial, temuan-temuan teoritis bukan hanya memberikan sumbangan kepada pencapaian saling pengertian, melainkan juga mendorong individu untuk memberikan komitmen pada persuasi yang rasional dan tanpa kekerasan, yang dibutuhkan di dunia yang irasional dan penuh dengan kekerasan (berger dan Berger, 1972;363).[4] referensi lain menyebutkan bahwa ilmu sosial merupakan ilmu yang unik.[5] Ilmu sosial tidak dapat dirumuskan secara pasti bagaimana ilmu eksak, tidak dapat ditentukan secara mutlak salah atau benarnya, serta tidak dapat dirangkum dalam sebuah teori yang berlaku sepanjang masa.[5] Ilmu sosial mempelajari manusia dari banyak sudut pandang dan dalam banyak cara.[5] Oleh karena itu, teori dalam ilmu sosial selau berkesinambungan dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada teori sosial yang lainnya.[5]


Lihat Pula

Rujukan

  1. ^ (en) Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, & Mark P. Zanna (2005). The Handbook of Attitude. Routledge. hlm. 74-78. 
  2. ^ a b c Wardi Bacthiar (2010). Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm. 268-269.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Klasik" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  3. ^ Krech et.al (1962). Individual in Society. BandunTokyo: McGraw-Hill Kogakasha. hlm. 104-106. 
  4. ^ a b c Anton Van Harskamp (2005). Konflik-Konflik dalam Ilmu Sosial. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 1.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Konflis Sosial" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  5. ^ a b c d Sindung Haryanto (2012). Spektrum Teori Sosial Dari Klasik Hingga Postmodern. Jakarta: Ar-Ruzz Media. hlm. 5.