Rebo Nyunda
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP23Hizkia (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 15 Mei 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 26 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP23Hizkia (Kontrib • Log) 3816 hari 1130 menit lalu. |
Rebo Nyunda atau Rabu Sunda adalah salah satu kegiatan mingguan di Kota Bandung yang bertujuan melestarikan budaya Sunda sebagai salah satu budaya lokal yang berkembang di Jawa Barat. [1] Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Rabu. [1] Dalam kegiatan ini, seluruh warga Kota Bandung, secara khusus Pegawai Negeri Sipil, diwajibkan memakai pakaian daerah khas Sunda [1] Selain menggunakan pakaian Sunda, setiap hari Rabu juga warga Kota Bandung dihimbau menggunakan Bahasa Sunda untuk berkomunikasi dengan orang lain. [1] Program Rebo Nyunda ini mulai diberlakukan di Kota Bandung pada tanggal 6 November 2013 [2]
Latar Belakang Kegiatan
Kegiatan Rebo Nyunda adalah sebuah program dari pemerintah Kota Bandung sebagai bagian dari hari-hari tematik yang berlaku di kota tersebut. [1] Program ini digagas oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil. [3] Program ini muncul karena adanya kekhawatiran dari segelintir masyarakat akan lunturnya kebudayaan Sunda di Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, padahal budaya Sunda adalah budaya lokal dari kota ini. [4] Dengan demikian, program ini menjadi salah satu program untuk melestarikan budaya Sunda. [1] Sebenarnya program ini merupakan salah satu usaha Pemerintah Kota Bandung untuk mengimplementasikan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2012 yang menyebutkan setiap hari Rabu warga Kota Bandung diharuskan berkomunikasi dalam Bahasa Sunda. [5]
Dalam kegiatan ini, masyarakat Kota Bandung dihimbau menggunakan pakaian Sunda yakni kebaya dan kain batik sebagai bawahan bagi perempuan serta iket kepala batik dan bila memungkinkan menggunakan pangsi bagi laki-laki. [6] [3] Selain iket kepala, para laki-laki juga bisa menambahkan hiasan kujang sebagai penghias iket tersebut. [6] Bersamaan dengan menggunakan pakaian Sunda, setiap hari Rabu juga warga Bandung diharapkan menggunakan Bahasa Sunda untuk berkomunikasi dengan orang lain. [1] Komunikasi dalam Bahasa Sunda ini digunakan baik di dalam instansi pemerintahan, sekolah-sekolah maupun dalam rapat-rapat resmi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bandung [1]
Rebo Nyunda di Daerah Lain
Setelah Kota Bandung, beberapa kota atau kabupaten lain di Jawa Barat juga mulai melaksanakan program Rebo Nyunda salah satunya Kabupaten Garut. [7] Bupati Garut Rudi Gunawan dan Wakil Bupati Garut Helmy Budiman menggulirkan program ini guna memelihara adat dan budaya Sunda di tengah-tengah masyarakat Garut. [7]
Selain di Garut, daerah lain yang mengadakan program Rebo Nyunda adalah Kota Bogor atas usulan dari beberapa seniman dan budayawan di Kota Bogor [8] Walikota Bogor Bima Arya dan Wakil Walikota Usmar Hariman menyetujui program ini agar masyarakat Kota Bogor bisa mengerti, memahami dan memelihara seni dan budaya Sunda. [8]
Referensi
- ^ a b c d e f g h (Indonesia) "Ridwan Kamil Bicara Soal Asep Sunandar dan Rebo Nyunda".
- ^ (Indonesia) "Ridwan Kamil Segera Perwalkan Pakai Iket Setiap Rabu".
- ^ a b (Indonesia) "Ridwan Kamil Tak Akan Paksa Warga Pakai Pangsi dan Kebaya untuk Rebo Nyunda".
- ^ (Indonesia) "Budaya Sunda Luntur Menimbulkan Kekhawatiran di Masyarakat".
- ^ (Indonesia) "Rebo Nyunda Ridwan Kamil Ingin Pakai Pangsi".
- ^ a b (Indonesia) "Pakaian Adat Sunda Terfasilitasi Rebo Nyunda".
- ^ a b (Indonesia) "Rebo Nyunda Masih Terkendala".
- ^ a b (Indonesia) "Pemkot Bogor Setujui Gagasan Rebo Nyunda".