Homo wajakensis
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP49Khoirur (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 16 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh CommonsDelinker (Kontrib • Log) 3780 hari 260 menit lalu. |
Homo Wajakensis adalah manusia purba yang pernah hidup di Indonesia, tepatnya di daerah Tulungagung, Jawa Timur.[1] Fosil Homo wajakensis ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 di Desa Wajak, Tulungagung.[1] Fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois.[1] Temuan fosil ini merupakan temuan fosil manusia purba pertama yang dilaporkan berasal dari Indonesia.[1]
Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130—210 cm, dengan berat badan antara 30-150 kg.[1] Volume otaknya mencapai 1300 cc Manusia purba jenis ini hidup antara 40.000 —25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas.[1] Apabila dibandingkan jenis sebelumnya, Homo Wajakensis menunjukkan kemajuan.[1]
Makanannya sudah dimasak walaupun masih sangat sederhana.[1] Tengkorak Homo Wajakensis memiliki banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli suku Aborigin di Australia.[1] Oleh karena itu, Eugene Dubois menduga bahwa Homo WajakensIs termasuk dalam ras Australoide, bernenek moyang Homo Soloensis dan menurunkan bangsa Aborigin.[1] Fosil Homo Wajakensis juga memiliki kesamaan dengan fosil manusia Niah di Serawak Malaysia, manusia Tabon di Palawan, Filipina, dan fosil-fosil Australoid dari Cina Selatan, dan Australia Selatan.[1]
Homo wajakensis ini merupakan ras yang masih sulit ditentukan keturunannya karena ia memiliki ciri-ciri ras Mongoloid dan juga Austromelanesoid, atau kemungkinan besar dari sub ras Melayu Indonesia, namun turut berevolusi menjadi ras austromelanesoid sekarang.[2]