Ras Mongoloid

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tipe orang Asia di dalam buku tahun 1914. Urutan dari kiri ke kanan sampai bawah. 1. Suku Áinu di Pulau Hokkaido, Jepang; 2. Orang China; 3. Gadis Jepang; 4. Orang Xībó di Pedalaman Xinjiang; 5. Orang Manchuria di daerah perbatasan Mongolia dan China Utara bagian Timur; 6. Orang Golde; 7. Suku Mangune; 8. Pria Suku Gilyak di daerah perbatasan Rusia dan Jepang; 9. Suku Buryat di pedalaman Siberia dan Mongolia Utara; 10. Orang Katjinz; 11. Orang Korea di Semenanjung Korea; dan 12. Wanita Suku Gilyak di daerah perbatasan Rusia dan Jepang.[1]

Ras Mongoloid adalah istilah yang pernah digunakan untuk menunjuk fenotipe umum dari sebagian besar penghuni Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara dan beberapa bagian India Timur Laut, Penduduk Asli Benua Amerika, dan beberapa bagian Oseania. Ras Mongoloid terbagi menjadi 5 yaitu: Mongoloid Asiatik (China, Jepang, Korea, Mongolia, Siberia), Mongoloid Melayu (Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina, Thailand bagian selatan, beberapa wilayah di Taiwan (penduduk aborigin Taiwan non chinese), minoritas etnis Cham di Kamboja dan Vietnam dan beberapa wilayah di Suriname (pendatang dari jawa) , Mongoloid Indochina (semenanjung Asia Tenggara meliputi sebagian besar Thailand , Laos, Kamboja dan Vietnam (kecuali etnis Cham), Burma dan India timur laut), Mongoloid Amerika (penduduk asli benua amerika) serta beberapa ras campuran antara Mongoloid dan Melanosoid (Polynesia). Anggota ras Mongoloid dulu juga disebut "berkulit kuning", walau ini tidak selalu benar. Misalnya ada yang mengatakan bahwa orang Indian di benua Amerika "berkulit merah", sedangkan orang Asia Tenggara sering dikatakan berkulit kecoklatan.

Ciri khas utama yang dilihat pada ras ini adalah rambut berwarna hitam yang lurus, bercak Mongol pada saat lahir, dan kelopak mata yang unik yang disebut dengan istilah mata sipit. Selain itu, perawakan ras Mongoloid sering kali berukuran lebih kecil dan pendek daripada ras Kaukasoid.

Berbagai studi genetika dan antropologi telah menyimpulkan bahwa ada tiga ras. Sebuah studi tahun 2019 oleh Yuan menemukan bahwa ras Mongoloid memiliki karakteristik genetik yang unik.[2]

Sebuah studi genetik Chen 2020 menemukan bukti lebih lanjut tentang asal mula unik ras Mongoloid. Mereka menyimpulkan bahwa bukti genetik baru bertentangan dengan "imigran asing dari Afrika" yang sederhana. Mereka percaya bahwa ras Mongoloid berasal dari selatan Tiongkok.[3]

Sementara ilmuwan Eropa sebagian besar telah meninggalkan klasifikasi rasial, konsep tersebut menjadi arus utama oleh ilmuwan non-Eropa. Baru-baru ini, beberapa penelitian pada tahun 2019 dan 2020 dari "Central South University" (CSU; 中南 大学), telah menyajikan bukti kuat untuk asal muasal multiregional manusia. Bukti genetik menunjukkan bahwa populasi terkait Asia Timur (orang Asia Timur, orang Siberia, orang Asia Tengah, orang Asia Tenggara, sebagian orang Polinesia, dan orang Amerika Pribumi) secara genetik berbeda dari orang Eropa atau Afrika. Mereka selanjutnya menyarankan bahwa bukti ini bertentangan dengan migrasi keluar dari Afrika. Mereka menyimpulkan bahwa populasi terkait Asia Timur (juga dikenal sebagai ras Mongoloid) berasal dari suatu tempat di Asia Timur (selatan Tiongkok).[2][3]

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Nama "ras Mongoloid" diambil dari nama negara Mongolia dan diberikan oleh orang Eropa karena hubungan mereka dengan anggota ras ini, terutama dengan orang Mongolia. Namun ironisnya dewasa ini setelah diteliti oleh para pakar, ternyata orang-orang Mongolia adalah anggota ras Mogoloid yang memiliki ciri-ciri khas utama yang paling sedikit.

Perincian lebih lanjut[sunting | sunting sumber]

Sebuah gambar penguasa Mongolia, Genghis Khan sebagai contoh anggota ras Mongoloid denga subras Asia Utara.

Ada yang membagi ras Mongoloid dengan pembagian lebih lanjut yang terdiri dari:

  • Ras Asia Utara
  • Ras Asia Tenggara
  • Ras Asia Timur
  • Ras Indian Amerika

Ras Asia Tenggara dikatakan anggota Ras Asia Utara yang telah menetap di daerah tropis dan beradaptasi terhadap iklim setempat. Namun berkat migrasi dari China, anggota ras Asia Utara juga banyak tersebar di Asia Tenggara.

Anggota ras Asia Tenggara penutur bahasa Austronesia telah menyebar di Asia Tenggara, Oseania dan di pulau Madagaskar di lepas pantai Afrika. Di Asia Tenggara, sebagian besar dari mereka telah berasimilasi dengan ras Australoid yang kini hanya tinggal di beberapa wilayah saja, seperti orang Asli di Semenanjung Melaka dan orang Negrito di Filipina.

Seorang penari suku bangsa asli Taiwan sebagai contoh anggota orang Asia Tenggara.
Seorang Indian Amerika, pada tahun 1890-an sebagai contoh anggota orang Indian Amerika.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Orang Gilyak atau Nivkh memiliki ciri-ciri yang sangat mirip dengan orang Ainu, karena memang masih serumpun dengan Orang Ainu
  2. ^ a b Yuan, Dejian; Lei, Xiaoyun; Gui, Yuanyuan; Wang, Mingrui; Zhang, Ye; Zhu, Zuobin; Wang, Dapeng; Yu, Jun; Huang, Shi (9 Juni 2019). "Modern human origins: multiregional evolution of autosomes and East Asia origin of Y and mtDNA". bioRxiv (dalam bahasa Inggris): 101410. doi:10.1101/101410. 
  3. ^ a b Chen, Hongyao; Zhang, Ye; Huang, Shi (11 Maret 2020). "Ancient Y chromosomes confirm origin of modern human paternal lineages in Asia rather than Africa". bioRxiv (dalam bahasa Inggris): 2020.03.10.986042. doi:10.1101/2020.03.10.986042.