Tando merah
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP21Danang (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 11 Juni 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP21Danang (Kontrib • Log) 3795 hari 853 menit lalu. |
Tando | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. petaurista
|
Nama binomial | |
Petaurista petaurista (Pallas, 1766)
| |
Tando (Latin: Petaurista petaurista Pallas)adalah tupai terbang yang berukuran besar dan panjang berwarna coklat kemerahan yang biasanya ditemui di wilayah Jawa dan Sumatera, di beberapa wilayah Semenanjung Malaysia (Penang), Pakistan, India Utara, dan Afganistan.[2][3]Hewan tersebut hidup di pohon-pohon, di hutan-hutan, maupun di kampung-kampung.[2] Di Sandakan, Kinabalu, di Sabah and Sarawak, mereka banyak ditemui di ketinggian 900 meter di wilayah gunung Kinabalu, juga di daerah Sungai Kinabatangan.[4]
Beberapa nama lain dari tando
- Dalam bahasa Inggris disebut, Red giant flying squirrel terkait warnanya yang merah, badannya yang terhitung besar dibanding tupai-tupai lain, dan dapat melompat dengan jarak yang jauh sehingga disebut mampu terbang.[3]
- Dalam Bahasa Indonesia sendiri sering disebut biluk.[2]
- Dalam Bahasa Sunda disebut beluk.[2]
- Dalam Bahasa Jawa disebut walangkopo, luwuk, bajing gendu, koobong.[2]
- Bahasa Madura disebut pok-pok.[2]
- Di Sumatera disebut juga kubung, tupai panjang, dan garupung.[2]
Ciri Fisik
Tando memiliki ukuran antara 38-45 cm, bobot antara 1 - 1,5 kg, memiliki selaput kulit yang dipakai untuk terbang.[2] Warna luar badan (bulu) coklat kemerahan dengan bercak hitam di bagian punggung yang tidak terlalu jelas.[2] Di bagian seputar mata, ujung hidung, telinga, kaki, dan ekor berwarna hitam.[2]
Cara Hidup
Tando bertahan hidup dengan makan buat-buahan, mencari makan setelah matahari terbenam.[2] Mereka tinggal di pohon-pohon yang tinggi dan membuat sarang.[2] Di Indonesia, mereka hidup di hutan dengan ketinggian 0-1000 m di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.[2]
Rujukan
- ^ Walston, J., Duckworth, J. W., Sarkur, S. U. & Molur, S. (2008). "Petaurista petaurista". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 6 January 2009.
- ^ a b c d e f g h i j k l m (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3442
- ^ a b (Inggris)Khan, M.M. (1992). Mamalia Semenanjung Malaysia. Department of Wildlife and National Parks,Kuala Lumpur.
- ^ Payne,J., C.M. Francis and K.Philips (1985). A field guide to mammals of Borneo. The Sabah Society and World Wild Fund, Kota Kinabalu