Gereja Baptis
Bagian dari seri |
Protestanisme |
---|
Portal Kristen |
Gereja Baptis adalah nama generik untuk gereja-gereja di lingkungan Protestan yang dicirikan antara lain oleh penolakannya terhadap baptisan anak (baptisan yang diberikan kepada bayi dan anak kecil). Gereja ini percaya bahwa baptisan hanya diberikan kepada orang dewasa yang sudah dapat mengakui imannya secara sadar dan bertanggung jawab. Praktik pelayanan baptisan hanya kepada orang dewasa di kalangan Gereja Baptis ini kelak juga ditiru oleh beberapa denominasi lain.
Sejarah
Ketika Reformasi terjadi pada awal abad ke-16, banyak orang merasa kurang puas dengan apa yang telah dilakukan oleh Luther maupun Calvin. Mereka mengharapkan perubahan yang radikal dari Gereja Katolik Roma. Sebagian dari mereka kemudian melakukan perombakan-perombakan sendiri terhadap Gereja pada waktu itu, khususnya dalam hal hubungan antara Gereja dan negara dan baptisan. Gereja dan negara, menurut mereka, harus sama sekali dipisahkan, sehingga tidak akan terjadi lagi penguasaan oleh salah satu lembaga terhadap yang lainnya. Baptisan, menurut mereka, harus dilakukan kepada orang yang benar-benar mengaku percaya. Dengan demikian baptisan anak tidak sah. Mereka yang telah dibaptiskan pada masa bayi, harus dibaptiskan ulang dengan baptisan yang sah. Oleh karena itulah oleh orang-orang Katolik maupun Protestan mereka dijuluki kaum Anabaptis, atau orang-orang yang membaptiskan kembali.
Pada abad XVII di Inggris, orang-orang ini mulai menggunakan nama Baptis sebagai nama diri mereka. Kelompok Baptis ini berkembang dari kaum Separatis di Inggris, yang merasa bahwa kelompok itu tidak cukup radikal dalam memisahkan diri mereka dari ajaran dan praktik Gereja Inggris. Mereka pun dianggap kurang setia terhadap ajaran-ajaran Alkitab. Orang-orang ini kemudian mulai membentuk kelompok-kelompok gereja yang sepaham, sehingga muncullah aliran Baptis yang pertama. Dalam praktiknya, mereka sendiri juga berbeda-beda di dalam pemahaman mereka. Sebagian menerima ajaran tentang predestinasi dari Calvinisme (Baptis Khusus), sementara yang lainnya menolak ajaran itu dan menerima ajaran tentang kehendak bebas dari Arminianisme (Baptis Umum).
Perkembangan
Di Amerika, Gereja Baptis dimulai oleh Roger Williams yang mendirikan Providence, Rhode Island, sebagai “tempat perlindungan bagi mereka yang merasa hati nuraninya terusik.” Williams, walaupun tidak lama menjadi seorang Baptis, mendirikan First Baptist Church of America di Providence pada tahun 1639. Di tempat-tempat lain, orang-orang Baptis disisihkan dan ditolak, karena mereka dianggap memeluk agama yang berbeda dengan agama yang dipeluk oleh sebagian besar pendatang di benua baru ini.
Untuk mendukung upaya penginjilan pada abad ke-18 orang-orang Baptis mulai mendirikan perhimpunan-perhimpunan. Philadelphia Baptist Association dibentuk pada tahun 1707. Charleston Baptist Association dibentuk pada tahun 1751. Pada masa Kebangunan Rohani Besar pada akhir abad ke-18, gereja-gereja Baptis mengalami pertumbuhan yang pesat. Seperti halnya nenek moyang mereka di Inggris, orang-orang Baptis ini sangat menekankan kebebasan beragama dan pemisahan antara Gereja dan negara secara ketat. Menurut mereka, kebebasan beragama adalah hak setiap orang – bukan cuma orang Kristen atau Baptis melainkan apapun juga agama seseorang.
Di kalangan orang-orang kulit hitam, gereja-gereja Baptis juga berkembang pesat. Pada tahun 1773, terbentuk sejumlah Gereja Baptis independen yang kemudian menjadi dua kelompok denominasi yang besar, yakni Foreign Mission Baptist Convention pada tahun 1880 dan National Baptist Convention pada tahun 1895.
Misi ke negara lain
Pada awal abad ke-19, dalam gerakan misi besar-besaran ke seluruh penjuru dunia, Gereja Kongregasionalis mengutus sepasang suami-istri misionaris ke Myanmar, yang bernama Adoniram dan Ann Judson. Dalam pelayaran mereka ke India, kedua suami-istri ini dipengaruhi oleh sejumlah orang Baptis, sehingga sesampainya mereka di Myanmar mereka telah menjadi misionaris Baptis. Pekerjaan mereka di Myanmar menghasilkan buah yang sangat luar biasa, sehingga sampai sekarang Gereja Baptis menjadi denominasi terbesar di negara itu, khususnya di kalangan suku Karen.
Ajaran
Ajaran Gereja Baptis pada umumnya hampir sama dengan ajaran kebanyakan Gereja-gereja Protestan, seperti pengakuan terhadap kewibawaan Alkitab, Tritunggal, hakikat manusia dan dosanya, dll. Namun, ada juga sejumlah perbedaan bahkan di lingkungan Gereja Baptis sendiri. Sebagian Gereja mengakui bahwa Alkitab tidak mengandung kesalahan (ineransi) dan karena itu harus diterima dan ditafsirkan secara harafiah, sementara yang lainnya menerima infalibilitas Alkitab dalam arti pengajarannya dapat dan layak diterima dan dijadikan pegangan hidup orang Kristen.
Gereja Baptis mengakui bahwa baptisan hanya dilayankan kepada orang dewasa. Perjamuan kudus dipahaminya hanya sebagai peringatan tentang penderitaan dan kematian Yesus, sehingga peristiwa itu tidak dianggap memiliki arti yang lebih istimewa dibandingkan dengan bagian lain dari liturgi.
Gereja Baptis tidak mempunyai ajaran yang resmi. Satu-satunya keyakinan mereka yang paling jelas adalah kebebasan beragama. Keyakinan ini berkembang karena dari pengalaman mereka sendiri ketika mereka ditindas oleh Gereja karena mereka tidak mengikuti ajaran yang berlaku saat itu.
Namun, ada juga kecenderungan-kecenderungan di kalangan gereja-gereja Baptis tertentu untuk merumuskan ajarannya. Secara tradisional Gereja Baptis percaya akan ajaran tentang “imamat am orang percaya.” Namun kini mereka cenderung untuk menempatkan kewibawaan pendeta di atas kedudukan kaum awam. Secara tradisional Gereja Baptis menempatkan Yesus dan Roh Kudus sebagai kriteria satu-satunya dalam menafsirkan Alkitab, namun kini rumusan Iman Baptis dan Pesan 2000 dari Southern Baptist Convention dipergunakan sebagai satu-satunya pemahaman yang sah untuk menafsirkan Alkitab. Southern Baptist juga menolak penahbisan perempuan sebagai pendeta, sehingga banyak pendeta perempuan di Gereja itu terpaksa harus melepaskan jabatan mereka.
Di lingkungan Southern Baptist Convention yang mempunyai anggota sekitar 16 juta orang ini muncul pula perdebatan tentang aliran teologi Gereja ini. Sebagian orang berpendapat bahwa Southern Baptist secara historis menganut teologi Calvinis, khususnya kelima butir doktrinnya: TULIP – Total depravity, Unconditional election, Limited atonement, Irresistible Grace, Perseverance of the Saints (Keadaan manusia yang sama sekali berdosa, Manusia dipilih tanpa syarat oleh Allah, Penebusan yang terbatas, Anugerah yang tidak dapat ditolak, dan Ketekunan hidup orang Kristen).
Sebagian teolog lainnya menekankan bahwa meskipun secara teologis mereka Calvinis, pada kenyataannya mereka lebih dipengaruhi oleh Arminianisme yang membuat teologi Calvinis mereka lebih moderat dan lebih evangelikal. Jadi tampaknya kedua aliran teologi yang sesungguhnya bertentangan ini justru dipertemukan di Gereja Baptis.
Keluarga Gereja Baptis
Di dunia ada banyak sekali denominasi Gereja Baptis. Di Amerika Serikat saja diperkirakan ada lebih dari 50 denominasi yang menyebut dirinya Baptis. Yang terbesar di antaranya adalah Gereja Baptis Selatan (Southern Baptist Convention) yang terbentuk pada tahun 1845 karena masalah perbudakan. Gereja-gereja Baptis yang menolak perbudakan umumnya berada di Utara, dan pada tahun 1907 mereka membentuk Konferensinya sendiri yang bernama Northern Baptist Convention yang kini berubah namanya menjadi American Baptist Convention. Sebelumnya pada tahun 1905 dari Southern Baptist terbentuk kelompok Landmarkism yang membentuk American Baptist Association dan Baptist Bible Fellowship pada tahun 1950-an. Kelompok Baptis Landmark ini percaya bahwa Gereja Baptis sudah ada sejak masa Yohanes Pembaptis.
Dari Northern Baptist Convention muncul General Association of Regular Baptist Churches pada tahun 1932 dan Conservative Baptist Churches pada tahun 1940. Ada pula Baptist General Conference (yang berasal dari Baptis Swedia) dan North American Baptist Conference (yang berasal dari Baptis Jerman). Masih banyak lagi Gereja Baptis lainnya di Amerika Serikat, khususnya di kalangan kaum kulit hitam.
Gereja German Brethren (Dunkard) dan Gereja Menonit juga tergolong di dalam keluarga Gereja-gereja Baptis, atau lebih tepatnya Gereja-gereja Anabaptis.
Selain berbagai denominasi Gereja Baptis, ada juga kalangan Baptis tertentu yang tidak setuju dengan sistem denominasi, melainkan mempertahankan otonomi tiap jemaat lokal. Kelompok ini memakai nama Baptis Independen. Gereja-gereja Baptis Independen banyak terdapat di Amerika Serikat, tetapi juga didapatkan di seluruh belahan dunia karena gencarnya program misi mereka. Di Indonesia, Gereja Baptis Independen sudah ada sejak tahun 1970an, salah satu contohnya adalah Gereja Baptis Independen Alkitabiah Graphe.
Gereja Baptis di Indonesia
Seperti juga halnya di banyak negara lain di Asia (kecuali di Myanmar yang kuat dipengaruhi oleh American Baptist Convention), Gereja-gereja Baptis di Indonesia, umumnya berafiliasi dengan Southern Baptist Convention. Di Kalimantan terdapat sejumlah kecil Gereja Baptis yang berasal dari pekerjaan misi Conservative Baptist dari Amerika Serikat.
Tokoh-tokoh Baptis
Beberapa tokoh Baptis yang terkemuka adalah John Bunyan, pengarang buku “Perjalanan Seorang Musafir”, dan Charles Spurgeon dari Inggris, dan Walter Rauschenbusch, Billy Graham, Martin Luther King, Jr., Jimmy Carter, Jesse Jackson, Bill Clinton dan Al Gore di Amerika Serikat.
Pranala Luar
Hubungan dengan Gereja-gereja Lain
Gereja-gereja Baptis pada umumnya kurang bergaul dengan Gereja-gereja dari denominasi yang lain. Di banyak negara Gereja Baptis tidak bergabung menjadi anggota Dewan Gereja Nasional, melainkan cenderung untuk membentuk kelompoknya sendiri.