Pietisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bagian dari seri tentang
Methodisme
John Wesley

Latar belakang
Kristen
Protestanisme
Pietisme
Anglikanisme
Arminianisme

Ciri-ciri doktrin
Artikel agama
Anugerah Prevenient Grace
Governmental Atonement
Imparted righteousness
Kesempurnaan Kristen

Tokoh
Richard Allen
Francis Asbury
Thomas Coke
Albert C. Outler
Charles Wesley
George Whitefield
Uskup · Teolog

Kelompok terbesar
Dewan Methodis se-Dunia
United Methodist Church
Gereja AME
Gereja Nazarin
Gereja Methodis di Britania Raya
Smith's Friends

Gerakan terkait
Gerakan kesucian
Bala Keselamatan
Personalisme
Pentakostalisme

Pietisme adalah sebuah gerakan di lingkungan Lutheranisme, yang berlangsung dari akhir abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-18.[1][2]

Gerakan ini bermula sebagai reaksi terhadap ritual-ritual yang mekanis dan formal yang mewarnai pelayanan di gereja Lutheran yang saat itu telah mapan, tetapi semakin kurang kebebasan untuk mengungkapkan iman secara lebih spontan.[3][4]

Dengan menekankan kesalehan dan penghayatan iman pada perkembangan gereja-gereja Protestan sesudah reformasi.[3][4] pada saat yang sama pengikutnya berusaha menjaga apa yang telah diajarkan para reformator agar tidak terjadi penyimpangan.[4] Gerakan ini menjadi sangat berpengaruh di seluruh Protestanisme dan Anabaptisme, karena mengilhami pendeta Anglikan (John Wesley) untuk memulai gerakan Methodis, dan juga Alexander Mack untuk memulai gerakan Brethren.[2]

Pendahulu[sunting | sunting sumber]

Diawali dari pernyataan protes dari berbagai pihak atas kekurangan Gereja, banyak yang menganjurkan kebangkitan kembali kekristenan yang praktis dan saleh.[5][6] Di antara mereka adalah para mistikus Kristen Jakob Boehme (Behmen); Johann Arndt, yang karyanya, "Kekristenan Sejati", menjadi terkenal di mana-mana dan disambut; Heinrich Müller, yang menggambarkan bejana baptisan, mimbar, pengakuan dosa dan altar sebagai "empat berhala dungu dari Gereja Lutheran"; teolog Johann Valentin Andreae, pendeta istana dari tuan tanah Hesse; Schuppius, yang berusaha memulihkan tempat Alkitab di mimbar; dan Theophilus Grossgebauer (meninggal 1661) dari Rostock, yang dari mimbarnya dan lewat tulisan-tulisannya mengangkat apa yang disebutnya "seruan peringatan seorang pengawal di Sion."[6]

Tokoh-tokoh[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa tokoh yang sangat berperan dalam perkembangan gerakan ini selanjutnya, yaitu: Philip Jacob Spener (1635-1705), August Hermann Francke (1663-1727) di Jerman dan Nicolaus Ludwig Graf von Zinzendorf (1700-1760) pada gereja-gereja Moravia.[1][7][8]

Ajaran[sunting | sunting sumber]

Kaum Pietis sangat menekankan:

  • (1) iman yang berpusat pada Alkitab (bukan pada ajaran gereja),[6]
  • (2) rasa berdosa, pengampunan, pertobatan, kesucian hidup, dan persekutuan sebagai sesuatu yang khas dalam kehidupan kristiani,[6]
  • (3) pengungkapan iman secara bebas melalui nyanyian, kesaksian dan semangat menginjili.[2]

Bibliografi[sunting | sunting sumber]

  • J.G. Walch, Historische und theologische Einleitung in die Religionsstreitigkeiten der evangelisch-lutherischen Kirche (1730);
  • A Tholuck, Geschichte des Pietismus und des ersten Stadiums der Aufklärung (1865);
  • H. Schmid, Die Geschichte des Pietismus (1863);
  • M. Goebel, Geschichte des christlichen Lebens in der Rheinisch-Westfälischen Kirche (3 vol., 1849-1860).
  • J.A Dorner dan W. Gass, Histories of Protestant theology.
  • Heppe, Geschichte des Pietismus und der Mystik in der reformierten Kirche (1879), which is sympathetic;
  • A. Ritschl, Geschichte des Pietismus (5 vols., 1880-1886), which is hostile; and
  • C. Sachsse, Ursprung und Wesen des Pietismus (1884).

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b H. Berkhof, H. Enklaar. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993. Hlm. 244-245.
  2. ^ a b c Jan S. Aritonang. Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995. Hlm. 253-256. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Aliran" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  3. ^ a b C. De. Jonge. Pembimbing ke dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009. Hlm. 78-82.
  4. ^ a b c (Indonesia) Michael Collins & Matthew A. Price. Millenium The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius, 2006. Hlm. 161.
  5. ^ (Inggris) Jean Comby with Diarmaid MacCulloch. How to Read Church History Vol. 2 From the Reformation to the present day. New York: Crossroad, 1989. Hlm. 106-108.
  6. ^ a b c d (Inggris) Williston Walker. A History of The Christian Church. New York: Charles Scribner's Sons, 1946. Hlm. 496-501.
  7. ^ Tony Lane. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007. Hlm. 142-143.
  8. ^ Thomas van den End. Harta Dalam Bejana. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009. Hlm. 232-234.


Lihat pula[sunting | sunting sumber]

  • Artikel Fr. Nippold dalam Theol. Stud. und Kritiken (1882), hlm. 347?392;
  • H. von Schubert, Outlines of Church History, ch. xv. (Eng. trans., 1907); dan
  • Artikel Carl Mirbt, "Pietismus," dalam Herzog-Hauck Realencyklopädie für prot. Theologie u. Kirche, akhir vol. xv.

Public Domain Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publikChisholm, Hugh, ed. (1911). "perlu nama artikel ". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]