Lompat ke isi

Bandar Udara Tjilik Riwut

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bandar Udara Tjilik Riwut
Informasi
JenisSipil
LokasiPalangkaraya, Kalimantan Tengah
Zona waktuUTC+7
Koordinat{{{coordinates}}}

Bandar Udara Tjilik Riwut (atau biasanya disebut Bandar Udara Panarung) merupakan sebuah bandara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia dengan kode IATA: PKY dan kode ICAO: WAOP. Nama bandara ini diambil dari nama Gubernur Kalimantan Tengah yang pertama, Tjilik Riwut. Bandara ini adalah Bandara Terbesar di Kalimantan Tengah. Bandara ini juga Merupakan Embarkasi Calon Jemaah Haji Kalimantan Tengah. Dan kini Bandar Udara Tjilik Riwut sedang dalam pembangunan Hangar Lion Air dan Sekolah Penerbangan Lion Air yang dikelola oleh Lion Air. Tahun depan landasan pacu di bandar udara ini akan di perpanjang menjadi 7.300 x 45 meter (23.950 ft × 148 ft) untuk maskapai Citilink & Firefly permukaan Beton.

Maskapai

Berkas:Dsc02962c.jpg
Bandara udara Tjilik Riwut.
MaskapaiTujuan
Garuda Indonesia Jakarta-Soekarno Hatta
Lion Air Jakarta-Soekarno Hatta, Surabaya
Aviastar Buntok, Pangkalan Bun, Muara Teweh
Citilink Jakarta-Soekarno Hatta, Surabaya (Maret 2014)

Tragedi/kecelakaan

  • 22 April 2012: Garuda Indonesia Boeing 737 800NG Dengan No. penerbangan GA 550 Menabrak Burung Elang ketika Hendak Mendarat di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya. Tidak ada korban Jiwa dalam Insiden ini, Namun Moncong Pesawat yang tertabrak Elang itu Rusak. Dan penerbangan ke Jakarta tertunda, dan Penumpang tujuan Jakarta Diberangkatkan Pukul 20.00 Wib, Dengan Pesawat Pengganti Dari Jakarta.
  • 22 September 2012: Lion Air Boeing 737 900ER yang di Carter oleh rombongan kontingen Kalteng pada PON XVIII sempat gagal mendarat di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya, Sabtu (22/9) pukul 00.15 dinihari. Kejadian ini terjadi ketika pesawat sudah menyentuh landasan, namun Pesawat kembali terbang dan Berputar-putar di udara selama 45 Menit, dan kemudian pesawat kembali mendarat di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya. Insiden ini terjadi karena ini Pesawat Carteran dan Pilot Belum pernah Mendarat di Palangka Raya bahkan Malam Hari.

Referensi

Pranala