Lompat ke isi

Bahder Djohan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 22 September 2014 10.21 oleh Naval Scene (bicara | kontrib) (-{{indo-bio-stub}}. bukan stub lagi)
Bahder Djohan
Berkas:12 bahderdjohan.jpg
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 6
Masa jabatan
6 September 1950 – 20 Maret 1951
PresidenSoekarno
Masa jabatan
3 April 1952 – 30 Juli 1953
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Wongsonegoro
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1902-07-30)30 Juli 1902
Belanda Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Meninggal08 Maret 1981
Indonesia Indonesia
Suami/istriSiti Zairi
AnakIlya Waleida
Tempat tinggalJalan Kimia No. 9 Menteng, Jakarta 10320
AlmamaterSTOVIA
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Bahder Djohan (30 Juli 1902 – 8 Maret 1981) adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Natsir dan Kabinet Wilopo.

Asal usul

Bahder Djohan merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara pasangan Mohamad Rapal gelar Sutan Boerhanoedin orang Koto Gadang, Agam, dengan Lisah yang berasal dari Alang Laweh, Padang. Ayahnya berprofesi sebagai jaksa. Bahder Djohan menerima gelar Marah Besar pada pernikahannya dengan Siti Zairi Yaman.

Latar belakang

Djohan bersekolah pertama kali pada sekolah Melayu di Kampung Pondok, Padang. Pada tahun 1910, dia pindah sekolah ke Payakumbuh, mengikuti penempatan ayahnya. Pada tahun 1913, Djohan masuk sekolah 1e Klasse Inlandsche School di Bukittinggi. Di kota inilah Djohan berkenalan dengan Mohammad Hatta, yang kelak menjadi sahabat baiknya semasa sekolah maupun perjuangan. Hanya dua tahun ia bersekolah di Bukittinggi, sebelum akhirnya pindah ke HIS Padang. Pada tahun 1917, Djohan menyelesaikan pendidikannya di HIS dan melanjutkan ke MULO di kota yang sama.

Tahun 1919, Djohan diterima di STOVIA, Batavia dan tinggal di asrama yang terdapat dalam kompleks sekolah itu. Pendidikan di STOVIA dilaluinya lebih kurang 8 tahun. Pada tanggal 12 November 1927, ia menyelesaikan ujian akhir dan lulus dengan memperoleh gelar “Indish Arts”.

Kehidupan

Pada masa muda, Djohan merupakan salah satu pimpinan Jong Sumatranen Bond. Dia aktif terlibat dalam kepanitiaan Kongres Pemuda. Dalam Kongres Pemuda I, Djohan menyampaikan pidato tentang kedudukan wanita. Pidatonya yang berjudul "Di Tangan Wanita," dilarang beredar oleh pemerintah Hindia-Belanda.[1]

Dr. Bahder Djohan adalah salah satu anggota panitia yang terdiri dari lima orang yang mempersiapkan terbentuknya Palang Merah Indonesia pada tanggal 17 September 1945, sebagai penulis, bersama Dr. R. Mochtar sebagai ketua dan Dr. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki dan Dr. Sitanala sebagai anggota.[2][3]

Setelah periode kemerdekaan, Djohan diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Natsir (1950-1951) dan Kabinet Wilopo (1952-1953). Pada tahun 1953 dia duduk sebagai direktur RSUP Jakarta (sekarang RSCM). Kemudian Djohan dipilih untuk menjabat Rektor Universitas Indonesia. Namun pada tahun 1958 sebelum masa jabatannya habis, Djohan mengundurkan diri. Dia tak setuju dengan pemerintah, yang menyelesaikan peristiwa PRRI dengan cara peperangan.[4]

Referensi

  • Djohan, Bahder, Bahder Djohan Pengabdi Kemanusiaan , PT Gunung Agung, Jakarta, 1980
  • Hatta, Mohammad, Mohammad Hatta Memoir, Tinta Mas Jakarta, 1979

Catatan kaki

  1. ^ Bahder Djohan, Stien Adam, Darsjaf Rachman, Di Tangan Wanita, Idayu, 1975
  2. ^ Pendiri PMI
  3. ^ Panitia tersebut terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala.
  4. ^ Majalah Tempo, 14 Maret 1981

Pranala luar

Didahului oleh:
Sarmidi Mangunsarkoro
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
1950—1951
Diteruskan oleh:
Wongsonegoro
Didahului oleh:
Wongsonegoro
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
1952—1953
Diteruskan oleh:
Mohammad Yamin