Lompat ke isi

Lokomotif C30

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 29 Desember 2014 12.19 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox Lokomotif |name=C30 |image=COLLECTIE TROPENMUSEUM Een stoomlocomotief tankt water op station Praboemoelih TMnr 60051066.jpg |caption=Lokomotif C30 (SS 1769)...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
C30
C30
Lokomotif C30 (SS 1769) di stasiun Prabumulih
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenHohenzollem, Jerman
Borsig, Jerman
Hanomag, Jerman
Werkspoor, Belanda
Tanggal dibuat1929-1930
Jumlah dibuat93 buah
Spesifikasi roda
Notasi Whyte2-6-2T
Susunan roda AAR1-C-1
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Panjang10.796 mm
Berat
Berat kosong31,6 ton
Bahan bakar
Sistem mesin
Kinerja
Kecepatan maksimum75 km/jam
Daya mesin660 hp
Lain-lain
Karier
Perusahaan pemilikStaatsspoorwegen
Daerah operasiJawa dan Sumatera
Mulai dinas1929
Pemilik sekarangPT Kereta Api Indonesia

Lokomotif C30 adalah lokomotif uap buatan empat pabrik, yakni Hohenzollem, Borsig, dan Hanomag di Jerman, serta Werkspoor di Belanda. C30 memiliki panjang 10.796 mm, berat 31,6 ton, daya mesin 660 hp, dan dapat melaju hingga 75 km/jam.[1] Lokomotif ini bersusunan roda 2-6-2T, artinya memiliki satu gandar depan (dua roda), tiga gandar penggerak (enam roda), dan satu gandar belakang (dua roda). C30 merupakan kelas yang nyaris hilang, karena telah banyak dipindahtangankan.

Sejarah

Karena semakin besarnya volume angkutan penumpang dan barang, terutama di lintas Bandung-Banjar maka perusahaan kereta api Staatsspoorwegen mengimpor lokomotif-lokomotif uap yang dapat melaju menembus pegunungan di Tatar Sunda, Jawa Barat. Lokomotif C30 diimpor dari pabriknya pada tahun 1929-1930.[1] Lokomotif C30 ini semula merupakan seri SS 1700 (mulai dari SS 1701-1793).[2]

Depresi Besar yang melanda Eropa pada tahun 1929 memaksa SS untuk menunda membeli lokomotif baru untuk Sumatera. Untuk memenuhi kebutuhan angkutan di Sumatera, SS kemudian memindahkan 23 unit C30 ke Sumatera Selatan dan 3 unit ke Sumatera Barat. Lokomotif ini merupakan lokomotif tipe universal dan dapat dioperasikan di lintas utama maupun cabang dan cocok untuk menarik kereta penumpang dan barang.

Pada masa pendudukan Jepang, 3 lokomotif C30 dibawa ke Sumatera untuk jalur kereta api Muaro-Pekanbaru (beroperasi 1943-1945), untuk angkutan batu bara. Selain itu, empat lokomotif C30 dibawa ke Kamboja dan tujuh C30 dijual ke Indocina (tetapi tidak tahu tepatnya di negara mana).[3]

Saat ini tersisa C3065 dan C3082. C3065 buatan Werkspoor dipajang di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah, sedangkan C3082 dipajang di Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Referensi