Lompat ke isi

Ags. Arya Dipayana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 Mei 2015 01.33 oleh Andriana08 (bicara | kontrib) (artikel baru, rintisan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Agung Setyadi bin Darjono Hadjiwidjojo atau lebih populer dengan nama Ags. Arya Dipayana (29 April 1961 – 1 Maret 2011) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai seniman teater, penyair sekaligus penulis cerita pendek yang mempublikasikan karyanya di berbagai media massa. Ags. Arya Dipayana merupakan salah satu penerima Hibah Seni dari Yayasan Kelola.[1][2][3][4]

Latar belakang

Ags. Arya Dipayana lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 29 April 1961. Mulai berkesenian sejak di bangku sekolah lanjutan dengan menulis cerita-cerita pendek dan puisi. Menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia jurusan Sastra Prancis. Sempat bekerja sebagai redaktur tamu di majalah Hai dan Zaman, dan copywriter di beberapa biro iklan. Karya-karyanya kemudian dipublikasikan di berbagai media, seperti Majalah Hai, Suara Pembaruan, Zaman, Majalah Matra dan banyak lagi. Tahun 1976 mulai aktif di dunia teater, mendirikan Teater Egg (sekarang Teater Tetas) pada tahun 1978. Sejak 1985 aktif menulis naskah drama untuk kepentingan pertunjukan. Kumpulan puisinya yang pernah terbit adalah Sajak Pejalan Kaki, Tiga Cermin Kecil (Kumpulan Bertiga), dan Sehingga Kabut (Kumpulan Tunggal). Beberapa puisinya dijadikan lagu antara lain oleh Dwiki Dharmawan, dinyanyikan oleh Novia Kolopaking, Reda Gaudiamo, dan lain-lain.

Dia juga aktif menyutradarai pementasan-pementasan Teater Tetas. Naskah-naskah drama yang ditulisnya diantaranya Wisanggeni Berkelebat, Seorang Anak Menangis, Palaganada: Dari Negeri Cinta, Jejak Surga, dan Julung Sungsang dan Raung Kuda Piatu (2009). Ags. Arya Dipayana meninggal pada 1 Maret 2011, sekitar pukul 22.30 WIB, saat memberikan lokakarya teater di Purwakarta, Jawa Barat. Jenazah dimakamkan keesokan harinya di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Karya puisi

  • Pejalan Kaki
  • Tiga Cermin Kecil (Kumpulan Bertiga)
  • Sehingga Kabut (Kumpulan Tunggal)

Naskah drama

  • Wisanggeni Berkelebat
  • Dari Seberang Cuaca (terdiri dari empat naskah pendek)
  • Seorang Anak Menangis
  • Palaganada-Di Negeri Cinta
  • Jejak Surga
  • Julung Sungsang
  • Republik Anturium
  • Raung Kuda Piatu
  • Durna Rumangsa
  • World In My Feet
  • Questioning Ekalaya

Naskah Sinema Elektronik

  • Kotak Sendiri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Situs resmi Taman Ismail Marzuki, diakses 26 Mei 2015
  2. ^ Festival Bulungan, diakses 26 Mei 2015
  3. ^ Situs resmi Yayasan Kelola, diakses 26 Mei 2015
  4. ^ News Detik: Dari Puisi Menjadi Musik dan Komik, diakses 26 Mei 2015