Wiyaga
Nayaga merupakan istilah pedalangan berarti sekumpulan orang/sekelompok orang yang mempunyai keahlian khusus menabuh gamelan, terutama dalam megiringi Ki Dalang dalam pertunjukan wayang. Nayaga juga berarti pengrawit, penabuh, yang berjumlah antara 15 sampai dengan 30 orang. Nayaga ini biasanya terdiri dari pria yang berumur 17 hingga 50 tahun bahkan lebih.[butuh rujukan]
Di Betawi dan di Jawa Barat juga mengenal istilah nayaga untuk menyebut para penabuh gamelan. Dalam pergelaran wayang kulit, nayaga ini harus duduk bersila semalam suntuk tidak boleh tidur dan membunyikan alat (ricikan gamelan) yang menjadi tanggung jawabnya. Harus mahir memainkannya dan menghafal puluhan hingga ratusan gendhing (lagu) dalam karawitan baik yang ber-laras Slendro maupun pelog. Ditinjau dari tingkat kesulitan dan tanggung jawab maka, nayaga yang memegang ricikan kendhang, gender dan rebab memiliki kelas tersendiri dibanding lainnya. Penabuh Kendhang atau yang sering disebut pengendang memiliki peran yang utama dalam pergelaran wayang. Hidup dan tidaknya suatu pergelaran wayang juga ditentukan oleh kialitas pengendangnya. Bahkan Dalang-dalang sekarang sudah mempunyai pasangan khusus atau pengendang khusus untuk kebutuhan gerak wayangnya.
Jika Dalang dahulu tidak memilih pengendang bisa di "kendangi" oleh siapa saja, tetapi berbeda saat sekarang ketika gaya pakeliran sudah mulai tertata, terutama untuk kendangan tarian wayang (sabet).