2 Tawarikh 7
2 Tawarikh 7 | |
---|---|
Kitab | Kitab 2 Tawarikh |
Kategori | Ketuvim |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Lama |
Urutan dalam Kitab Kristen | 14 |
2 Tawarikh 7 (atau II Tawarikh 7, disingkat 2Taw 7) adalah bagian dari Kitab 2 Tawarikh dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk dalam bagian Ketuvim (כְּתוּבִים, "tulisan").[1][2]
Teks
- Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
- Pasal ini terdiri dari 22 ayat.
- Berisi catatan sejarah mengenai pemerintahan raja Salomo di Kerajaan Israel.
- Pasal 2 sampai 7 mencatat langkah-langkah yang diambil oleh Salomo untuk membangun Bait Suci.[3]
Waktu
- Kisah yang dicatat di pasal ini menurut catatan sejarah terjadi sekitar tahun 950 SM, yaitu tahun ke-11 pemerintahan raja Salomo di di Kerajaan Israel.
Struktur
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
- 2 Tawarikh 7:1–3 = Api turun dari langit; nyanyian syukur (1 Raja–raja 8:54–61)
- 2 Tawarikh 7:4–10 = Korban pentahbisan dan perayaan (1 Raja–raja 8:62–66)
- 2 Tawarikh 7:11–22 = Tuhan menampakkan diri kepada Salomo untuk kedua kalinya (1 Raja–raja 9:1–9)
Ayat 14
- "Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."[4]
Hukuman Allah atas umat-Nya pada waktu kemerosotan moral, ketidakacuhan rohani, dan kompromi dengan dunia adalah kekeringan, kemandulan, dan penyakit sampar (2 Tawarikh 7:13). Janji Allah, sekalipun pada mulanya diberikan kepada Israel, juga berlaku untuk umat-Nya pada setiap zaman yang, setelah mengalami hukuman-Nya, memenuhi keempat syarat berikut bagi kebangunan kehidupan rohani dan pemulihan maksud kudus dan berkat Allah bagi umat-Nya (bandingkan Kisah Para Rasul 3:19):
- 1) "Merendahkan diri." Umat Allah harus menyadari kegagalan mereka, menunjukkan kesedihan atas dosa mereka dan memperbaharui komitmen mereka untuk melakukan kehendak Allah. Merendahkan diri di hadapan Allah dan Firman-Nya berarti mengakui kemiskinan rohani pribadi (2 Tawarikh 11:16; 2 Tawarikh 15:12–13,15; 34:15–19; Mazmur 51:19; Matius 5:3).
- 2) "Berdoa." Umat Allah harus berseru dengan sungguh-sungguh kepada-Nya memohon kemurahan-Nya, dan harus sepenuhnya bergantung kepada-Nya dan percaya bahwa Dia akan turun tangan. Doa itu harus sungguh-sungguh dan tak berkeputusan hingga Allah menjawab dari sorga (bandingkan Lukas 11:1–13; Lukas 18:1–8; Yakobus 5:17–18).
- 3) "Mencari wajah-Ku." Umat Allah harus dengan tekun berbalik kepada Allah dengan segenap hati dan mendambakan kehadiran-Nya—dan bukan hanya sekadar ingin luput dari kemalangan (2 Tawarikh 11:16; 19:3; 1 Tawarikh 16:11; 22:19; Yesaya 55:6–7).
- 4) "Berbalik dari jalan-jalannya yang jahat." Umat Allah harus sungguh-sungguh bertobat dengan berbalik dari dosa-dosa khusus dan semua bentuk penyembahan berhala, meninggalkan persesuaian dengan dunia, dan menghampiri Allah untuk menerima kemurahan, pengampunan, dan penyucian (2 Tawarikh 29:6–11; 2 Raja–raja 17:13; Yeremia 25:5; Zakharia 1:4; Ibrani 4:16).
Apabila empat syarat Allah bagi kebangunan rohani dan pemulihan sudah dipenuhi, maka janji Allah yang rangkap tiga mengenai kebangunan rohani akan digenapi.
- 1) Allah akan mengalihkan murka-Nya dari umat itu, mendengarkan seruan mereka yang putus asa serta memperhatikan doa mereka (2 Tawarikh 7:15). Dengan kata lain, bukti kebangunan rohani yang pertama ialah bahwa Allah mulai mendengar dan menjawab doa dari sorga (2 Tawarikh 7:14–15) dan menunjukkan belas kasihan kepada umat-Nya (bandingkan Mazmur 85:5–8; 102:2–3,14; Yeremia 33:3; Yoel 2:12–13,18–19).
- 2) Allah akan mengampuni umat-Nya, menyucikan mereka dari dosa mereka, dan memulihkan perkenan, kehadiran, damai sejahtera, kebenaran, dan kuasa-Nya di antara mereka (bandingkan Mazmur 85:10–14; Yeremia 33:7–8; Hosea 10:12; Yoel 2:25; 2 Korintus 6:14–18).
- 3) Allah akan memulihkan umat-Nya dan negeri mereka dengan mencurahkan hujan (yaitu perkenan dan berkat jasmaniah) dan Roh Kudus (yaitu, kebangunan rohani di antara umat perjanjian dan di antara yang terhilang secara rohani, bandingkan Mazmur 51:14–15; Hosea 5:14–6:3,11; Yoel 2:28–32).[3]
Referensi
- ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
- ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
- ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ 2 Tawarikh 7:14
Lihat pula
- Bait Allah (Yerusalem)
- Daud
- Salomo
- Bagian Alkitab yang berkaitan: Keluaran 27, 1 Raja-raja 5, 1 Raja-raja 6, 1 Raja-raja 7, 1 Raja-raja 8, 1 Raja-raja 9, 1 Tawarikh 21, 2 Tawarikh 2, 2 Tawarikh 3, 2 Tawarikh 4, 2 Tawarikh 5, 2 Tawarikh 6.
Pranala luar
- (Indonesia) Teks 2 Tawarikh 7 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio 2 Tawarikh 7
- (Indonesia) Referensi silang 2 Tawarikh 7
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk 2 Tawarikh 7
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk 2 Tawarikh 7