Lompat ke isi

Dinasti Afshariyah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Afsharid Iran)
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.
Dinasti Afshariya

افشاریان (Persia)
Afsharia
1736–1796
Dinasti Afshariya pada puncak kejayaannya (1741-1743) pada masa kekuasaan Nader Shah
Dinasti Afshariya pada puncak kejayaannya (1741-1743) pada masa kekuasaan Nader Shah
StatusKekaisaran
Ibu kotaMasyhad
Bahasa yang umum digunakanBahasa Persia (bahasa resmi)[1][2]
Turk (administrasi militer)[3]
PemerintahanMonarki absolut
Shahanshah 
• 1736–1747
Nader Shah
• 1747–1748
Adil Shah
• 1748
Ebrahim Afshar
• 1748–1796
Shahrokh Afshar
Sejarah 
• Didirikan
22 Januari 1736
• Dibubarkan
1796
Luas
5.500.000 km2 (2.100.000 sq mi)
Mata uangtoman[4]
Didahului oleh
Digantikan oleh
Iran Safawi
dnsDinasti
Hotaki
ksrKekaisaran
Durrani
krjKerajaan
Kartli-Kakheti
dnsDinasti
Zand
dnsDinasti
Qajar
Sekarang bagian dari Afganistan
 Armenia
 Azerbaijan
 Bahrain
 Georgia
 Iran
 Irak
 Kazakhstan
 Kuwait
 Oman
 Pakistan
 Rusia
 Turkmenistan
 Turki
 Uni Emirat Arab
 Uzbekistan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Dinasti Afshariyah (bahasa Persia: افشاریان) adalah dinasti yang menguasai Iran pada pertengahan abad ke-18. Dinasti ini didirikan pada tahun 1736 oleh Nader Shah setelah ia berhasil menjatuhkan anggota terakhir Dinasti Safawiyah dan memproklamirkan dirinya sebagai Shah Iran. Pada masa kekuasaan Nader Shah, Dinasti Afshariyah menguasai wilayah Iran, Armenia, Georgia, Azerbaijan, sebagian wilayah Kaukasus Utara (Dagestan), Afganistan, Bahrain, Turkmenistan, Uzbekistan, Pakistan, dan sebagian wilayah Irak, Turki, dan Oman. Setelah kematian Nader Shah, wilayah kekaisarannya terpecah dan jatuh ke tangan Dinasti Zand, Durrani, Georgia, dan Kekhanan Kaukasus, sementara kekuasaan Afshariyah terbatas di daerah yang kecil di Khorasan. Pada akhirnya, dinasti ini dijatuhkan oleh Mohammad Khan Qajar pada tahun 1796.

Anggota dinasti ini berasal dari suku Afshar (yang merupakan suku dengan latar belakang suku bangsa Turk) di wilayah Khorasan.[5] Suku Afshar datang dari kawasan Turkestan ke Azerbaijan pada abad ke-13. Pada awal abad ke-17, Abbas I memindahkan orang-orang Afshar dari Azerbaijan ke Khorasan untuk mempertahankan perbatasan timur laut dari serangan orang-orang Uzbek.

Catatan kaki

  1. ^ Katouzian, Homa (2003). Iranian History and Politics. Routledge. hlm. 128. ISBN 0-415-29754-0. Indeed, since the formation of the Ghaznavids state in the tenth century until the fall of Qajars at the beginning of the twentieth century, most parts of the Iranian cultural regions were ruled by Turkic-speaking dynasties most of the time. At the same time, the official language was Persian, the court literature was in Persian, and most of the chancellors, ministers, and mandarins were Persian speakers of the highest learning and ability. 
  2. ^ "HISTORIOGRAPHY vii. AFSHARID AND ZAND PERIODS – Encyclopaedia Iranica". Afsharid and Zand court histories largely followed Safavid models in their structure and language, but departed from long-established historiographical conventions in small but meaningful ways. 
  3. ^ Axworthy, Michael (2006). The Sword of Persia. I.B. Tauris. hlm. 5, 45, 70, 80, 157, 279. ISBN 1-84511-982-7. 
  4. ^ علی‌اصغر شمیم، ایران در دوره سلطنت قاجار، تهران‌: انتشارات علمی، ۱۳۷۱، ص ۲۸۷
  5. ^ Michael Axworthy's biography of Nader, The Sword of Persia (I.B. Tauris, 2006), hlm. 17–19: "His father was of lowly but respectable status, a herdsman of the Afshar tribe ... The Qereqlu Afshars to whom Nader's father belonged were a semi-nomadic Turcoman tribe settled in Khorasan in north-eastern Iran ... The tribes of Khorasan were for the most part ethnically distinct from the Persian-speaking population, speaking Turkic or Kurdish languages. Nader's mother tongue was a dialect of the language group spoken by the Turkic tribes of Iran and Central Asia, and he would have quickly learned Persian, the language of high culture and the cities as he grew older. But the Turkic language was always his preferred everyday speech, unless he was dealing with someone who knew only Persian."

Daftar pustaka

Pranala luar