Lompat ke isi

Deklarasi Balibo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.
Pos Militer Portugis di Balibo

Deklarasi Balibo adalah sebuah deklarasi oleh rakyat Timor Portugis di Balibo, Timor Leste untuk bergabung dengan Bangsa Indonesia. Deklarasi ini dilontarkan oleh Francisco Xavier Lopes da Cruz pada 30 November 1975, mewakili tiga partai politik, di antaranya adalah Partai Klibur Oan Timor Asu'wain (KOTA), Uni Demokrasi Timor (UDT) dan Associacao Popular Democratica de Timor Pro Referendo (APODETI).[1][2]

Saat deklarasi ini dilontarkan, dua hari sebelumnya (28 November 1975),[3] ada pula Partai Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente (Fretilin), yang juga telah mengumandangkan kemerdekaan wilayah Timor Timur dari penjajahan Portugis, dan menjadi negara sendiri.

Maksud dan Tujuan

Lahirnya Deklarasi Balibo dimaksudkan untuk memperkuat legitimasi pemerintah Indonesia menyerbu Timor Portugis dan secara de facto menggabungkannya ke dalam Republik Indonesia.[4] Saat itu, Amerika Serikat baru saja menarik pasukannya dari Vietnam Selatan, imbas berakhirnya Perang Vietnam yang menyebabkan penggabungan Vietnam Selatan dengan Vietnam Utara yang berhaluan komunisme dan tidak sepaham dengan Amerika Serikat. Fretilin yang konon didominasi golongan "komunis" juga dikhawatirkan pemerintah Amerika Serikat, Australia, sehingga mendukung Deklarasi Balibo dan mendukung Invasi Indonesia ke Timor Timur.[4]

Isi

Berikut ini adalah isi Deklarasi Balibo.

DEKLARASI

Kami rakyat Timor Portugis, yang diwakili oleh APODETI - Associação Popular Democrática Timorense, UDT - União Democrática Timorense, KOTA - Klibur Oan Timor Asu’wain dan Partido Trabalhista, setelah mempertimbangkan dengan seksama aksi Fretilin yang terwujud melalui "Proklamasi kemerdekaan" mengenai wilayah Timor Portugis, yang dinyatakan disetujui oleh Pemerintah Portugis, kenyataan-kenyataan semacam itu bertentangan dengan keinginan nyata dari rakyat Timor Portugis.

  • Menimbang bahwa persyaratan untuk menentukan nasib sendiri secara bebas rakyat Timor Portugis tidak sesuai dengan tindakan tersebut.
  • Mengingat kenyataan, bahwa inisiatif telah ditempuh untuk memperoleh penyelesaian secara damai dalam masalah Timor Timur, terutama:
    • Pertemuan Macao, dimana dengan sengaja Fretilin tidak hadir walaupun Pemerintah Portugis mengundang wakil mereka.
    • Kesediaan Pemerintah Australia untuk mengusahakan keadaan yang memungkinkan bagi pembicaraan tentang masalah Timor di wilayahnya.
    • Pertemuan Roma untuk saling konsultasi antara Menteri-Menteri Luar Negeri Portugis dan Indonesia yang telah menghasilkan memorandum saling pengertian antara kedua negara.
    • Usaha yang dilakukan Pemerintah Republik Indonesia dengan kedatangan Menlu Adam Malik ke daerah perbatasan untuk menyampaikan semangat pertemuan Roma.
  • Akibatnya tercapailah kesimpulan, bahwa Fretilin dengan sengaja tidak mau tahu usaha-usaha tersebut.
  • Tambahan lagi Fretilin telah menunjukkan sikap salah, bahwa tindakan kriminalitasnya telah menghalangi rakyat Timor Portugis untuk menyatakan kehendak berdasarkan hukum yang sah.
  • Mengingat suasana disebabkan oleh Fretilin dengan menyatakan sepihak kemerdekaan Timor Portugis telah menggagalkan segala kemungkinan ke arah pemecahan damai seperti diinginkan oleh rakyat.
  • Merasakan bahwa aksi kolonialis Portugis dan Belanda yang selama hampir 500 tahun telah memisahkan hubungan darah, ikatan moral bangsa dan kebudayaan antara bangsa Indonesia dan Timor Portugis.
  • Mengingat bahwa saat ini adalah kesempatan yang paling baik menyambungkan secara kukuh hubungan tradisi bangsa Indonesia.

Atas nama Tuhan Yang Maha Esa, dan dengan alasan-alasan di atas, kami dengan khidmat menyatakan penyatuan seluruh wilayah bekas koloni Portugis di Timor dengan negara Indonesia. Proklamasi ini adalah pernyataan yang paling sungguh dari keinginan rakyat Timor Portugis.

Berhubungan dengan isi dari Proklamasi penyatuan ini, Pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia diminta untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk melindungi kehidupan rakyat, yang ingin merupakan bagian Bangsa Indonesia, yang berada di bawah teror dan fasis yang dilakukan oleh Fretilin dan direstui oleh Portugis.

[5]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Timor Leste Dikumandangkan, Timor Timur dalam Ingatan". Liputan6.com. Diakses tanggal 13 Januari 2019. 
  2. ^ "Deklarasi Balibo, dongengan integrasi rakyat Timor Timur - SINDOnews". Sindonews.com. Diakses tanggal 13 Januari 2019. 
  3. ^ "28 November 1975: Fretelin Memproklamasikan Kemerdekaan Timor Timur". Diakses tanggal 13 Januari 2019. 
  4. ^ a b Soetiono, Benny G. Tionghoa Dalam Pusaran Politik. TransMedia. Diakses tanggal 13 Januari 2019. 
  5. ^ "Isi Deklarasi Balibo Tahun 1975 Integrasi Timor Timur ke Indonesia". Diakses tanggal 2022-09-13.