Lompat ke isi

E kara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari E (aksara Bali))
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.
E kara
Aksara Bali
Huruf LatinE
IASTE
Fonem[e], [ɛ]
UnicodeU+1B0F , U+
Warga aksarakanthya-talawya

E kara adalah salah satu aksara swara (huruf vokal) dalam sistem penulisan aksara Bali. Aksara ini melambangkan bunyi /eː/, sama halnya seperti aksara (E) dalam aksara Dewanagari, huruf E dalam alfabet Latin, atau huruf epsilon (ε) dalam alfabet Yunani.

Bentuk

Bentuk E kara dalam aksara Bali persis dengan angka 6 dalam aksara Bali, dan mirip dengan huruf E dalam aksara Jawa. Namun, bentuk huruf diftong /aːi/ (yang sering luluh menjadi /eː/) dalam aksara Bali (huruf Airsanya) berbeda dengan huruf E dirgha dalam aksara Jawa, karena bentuknya persis dengan Ja jera, sehingga sulit dibedakan.

Aksara Jawa Aksara Bali
E Ai E Ai (Airsanya) Jha (Ja jera)
Angka 6
Aksara Jawa Aksara Bali

Ai kara

Ai kara
Aksara Bali
Huruf LatinE; Ai
IASTAi
Fonem[e], [ai]
UnicodeU+1B10 , U+
Warga aksarakanthya-talawya

Tidak ada aksara E kara matedung, sebab sudah ada aksara Ai kara atau Airsanya. Airsanya melambangkan bunyi diftong /aːi/. Bentuknya persis dengan aksara Ja jera, sehingga keduanya tidak bisa dibedakan. Bila Airsanya dialihaksarakan ke dalam huruf Latin, maka ditulis "ai".

Dalam bahasa Bali, pengucapan diftong /aːi/ sering kali luluh menjadi /eː/. Dengan kata lain, diftong /aːi/ berubah menjadi /eː/. Misalnya kata "daitya" diucapkan "detya", kata "waisya" diucapkan "wesya", dll.

Penggunaan

E kara hanya digunakan apabila menulis bahasa non-Bali[1] (contohnya bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno) dengan menggunakan aksara Bali, atau untuk menulis kata serapan dari bahasa non-Bali dengan menggunakan aksara Bali. E kara tidak digunakan apabila menulis kata-kata yang memang berasal dari bahasa Bali, atau bukan bahasa Bali yang diserap dari bahasa non-Bali. Sebagai penggantinya, dianjurkan memakai aksara Ha yang dapat dibubuhi oleh tanda taling.

Airsanya selalu ditulis pada suku kata pertama dalam kata dasar, khususnya bagi kata-kata yang mengandung diftong /aːi/ pada suku kata pertamanya. Contohnya: "Airlangga", "Airawata", "Aiswarya", dll.

Referensi

  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Simpen, I Wayan. Pasang Aksara Bali. Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Tinggen, hal. 11.