Gereja Hati Kudus Yesus, Tasikmalaya
Gereja Hati Kudus Yesus, Tasikmalaya | |
---|---|
Lokasi | Jl. Sutisna Senjaya No. 50, Kota Tasikmalaya 46113 Jawa Barat |
Jumlah anggota/umat | Sekitar 1700 (menurut data SIMU 2019) |
Situs web | https://www.hkytasik.org/ |
Sejarah | |
Didirikan | 1947 |
Dedikasi | Hati Yesus yang Maha Kudus |
Administrasi | |
Keuskupan | Bandung |
Jumlah Imam | 3 |
Imam yang bertugas | RD. Fabianus Muktiyarso, Pr |
Parokial | |
Stasi | 3 |
Jumlah lingkungan | 15 |
Gereja Hati Kudus Yesus Tasikmalaya adalah sebuah gereja Katolik yang masuk dalam wilayah Keuskupan Bandung, Dekanat Priangan. Terletak di Jalan Sutisna Senjaya No. 50, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat 46113. Gereja ini didirikan pada tahun 1947, dengan kapasitas kurang lebih 300 umat. Pastor kepala paroki saat ini adalah RD. Fabianus Muktiyarso menggantikan RD. Paulus Tri Prasetijo (2018-2021).
Berdasarkan pengalaman pengembaraan para pastor di tanah Sang Mutiara dari Priangan Timur ini, masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya begitu kuat dalam adat istiadat, budaya, dan kepercayaan. Menyadari kenyataan tersebut para pastor yang bekerja di Tasikmalaya dan sekitarnya harus penuh rasa, jangan sampai keluar ucap atau lahir dan tindakan yang dirasakan mengganggu kemurnian agama yang dianut warga setempat.
Melalui Hati Kudus Yesus dimana kekayaan hikmat dan pengetahuan tersembunyi, para gembala (baca: Pastor) dimampukan dalam pengembaraannya di Tasikmalaya, mewartakan kasih Allah di tengah masyarakat. Hati dapat dianalogikan sebagai rasa dan batin, tugas perutusan di tanah baru bukanlah hal yang mudah diperlukan keluasan hati dan kedalaman batin dalam tuntunan Roh Kudus.
Sejarah Paroki
- Gereja Masa Revolusi (1930 - 1947)[1][2]
- Gereja Mengembara (1947 - 1955)
- Gereja Menetap (1955 - 1965)
- Gereja Berkembang (1965 - 1994)
- Renovasi: Perjuangan Seluruh Umat (1994 - 1996)
- Peristiwa Tasik Kelabu (1996)[3]
- Membangun Kembali Di Atas Puing-Puing Reruntuhan (1996 - 1997)
- Gereja Memasyarakat (1998 - 1999)
- Menuju Millenium Baru
- Mengakar Tumbuh Berbuah
Sejarah Bangunan Gereja
Sejarah Bangunan Gereja[4]
- Sekitar tahun 1965, Pastor Van de Pool OSC memprakarsai pembangunan gereja dan pastoran yang permanen dan representatif, di atas tanah yang telah dibeli sebelumnya, yakni di Jalan Manonjaya No. 50 (sekarang Jalan Sutisna Senjaya No. 50) Tasikmalaya.
- Renovasi besar pada tahun 1994, ditandai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 29 September 1994 oleh Pastor Martin Sommers OSC. Panitia pembangunan gereja pun dibentuk dengan pelindung Pastor Martin Sommers OSC, penasehat adalah R. H. Selawinata, Y. Hidayat Yodi Saputra, Yan Setiono, pastor Y. Siswa Subrata Pr. Sedangkan panitia inti diketuai oleh dr. Lukmantara Tendi, dengan wakilnya F.H. Suhartono SH.; sekretaris oleh A. Sugito dan C. Sugirman; bendahara L. Benny Hamdani dan F. Eddy Tunggino; pelaksanaan oleh Ir. Ign. Sukianto, Ir. Aat Sumadi, H. Gunawan, YB Djoni Hasan, A. Darmawan Tendi; bidang usaha oleh K. Hansen Tendi; serta bidang humas oleh B. Waluyo dan Ign. Sutono.
- Proses pembangunan bangunan gereja beserta seluruh gedung penunjang berlangsung selama 672 hari atau tepatnya 96 minggu, mulai tanggal 29 September 1994 sampai dengan 31 Juli 1996. Prasasti gedung gereja ditandatangani oleh bupati Tasikmalaya Suljana W. Kusumah dan diresmikan penggunaannya serta diberkati oleh bapak Uskup Alexander Djajasiswaja Pr. pada tanggal 7 Agustus 1996.
- Kamis, 26 Desember 1996, sehari sesudah Hari Raya Natal adalah Hari Raya Santo Stefanus, Martir Pertama. Kota Tasikmalaya mencatat sejarah penting yang tidak pernah dilupakan terutama oleh masyarakat yang menyaksikan maupun mengalaminya. Pada hari itu, 77 hari setelah kerusuhan di Situbondo, terjadilah kerusuhan yang mengejutkan. Peristiwa itu memakan korban jiwa dan kerusakan harta benda. Gereja-gereja dan pertokoan termasuk rumah-rumah yang dimiliki oleh orang Tionghoa dirusak dan dibakar termasuk terbakarnya gedung gereja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya yang baru diresmikan.
- Dalam rentang 1 tahun, tepatnya di tahun 1997 bangunan gereja dan sarana pendukung lainnya berhasil dibangun kembali. Perhatian dari berbagai kalangan sungguh memberikan penghiburan dan pengharapan tersendiri bagi umat Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Berbagai macam bantuan datang. Sehingga segala sesuatunya menjadi lancar dan mudah. Pembangunan gedung gereja dan sarana penunjang lainnya berjalan seperti air mengalir.
- Pada masa penggembalaan Pastor Bernardus Jumiyana, Pr., di tahun 2015 gedung sarana penunjang kegiatan umat paroki mengalami renovasi, penambahan akses, ruangan, fasilitas serta sarana lainnya sehingga diharapkan dapat menunjang kegiatan paroki dan komunitas.
Kompleks Gereja
Untuk menunjang kegiataan umat Katolik Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya dalam melaksanakan kegiatan paroki, lingkungan, maupun komunitas maka dibangunlah komplek sarana prasarana. Sekitar tahun 1950-an, walaupun belum ada bangunan permanen, pastor paroki sudah memikirkan untuk mengadakan tempat atau ruangan agar umat dapat berkegiatan. Proses pembangunan komplek ini beriringan dengan pembangunan gedung utama gereja.
Melihat perkembangan umat yang cukup baik serta kegiatan-kegiatan yang lebih banyak, maka pengembangan komplek sarana prasarana dilakukan pada bulan Mei 2015, diprakarsai oleh Pastor Bernardus Jumiyana, Pr. bersama tim pembangunan. Peresmian dan Pemberkatan pembangunan gedung sarana dan prasarana oleh Bapa Uskup Keuskupan Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, pada tanggal 22 Oktober 2017.
Komplek Sarana Prasarana Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya
Bangunan Utama
- Gedung Pastoran
- Aula Petrus
- Ruang Matius
- Ruang Markus
- Ruang Lukas
- Ruang Bernardus
- Ruang Benediktus
- Ruang Elisabeth
- Ruang Yusuf
- Ruang Doa
Ruang Publik
- Ruang Sekretariat
- Toko Rohani
- Balai Pengobatan
- Gedung serba guna
Taman Doa Bunda Hati Kudus Yesus
Di samping bangunan utama gereja terdapat taman doa dan Gua Maria Bunda Hati Kudus Yesus, dari sejak pembangunan di tahun 1997 akhirnya direnovasi di tahun 2012, diberkati pada Hari Raya Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa oleh Pastor Paroki kala itu yaitu Pastor RD. Yohanes a Cruce Kristiono Hartanto, pada tanggal 6 Desember 2012, kemudian diberkati pula oleh Mgr. Julianus Sunarka SJ, Uskup Keuskupan Purwokerto, pada tanggal 17 Oktober 2013.
Asrama Hati Kudus Yesus Tasikmalaya
Bangunan yang terletak disisi barat bangunan utama gereja didirikan diakhir tahun 2018 dan diberkati oleh Bapa Uskup Keuskupan Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, pada tanggal 20 Juli 2019. Merupakan karya misioner dari Kongregasi Putri Bunda Hati Kudus (PBHK) [5] melalui pelayanan pendidikan dan juga turut serta bertanggung jawab dalam karya pelayanan Paroki sesuai dengan kharisma dan kemampuan Kongregasi, kesepakatan tersebut ditetapkan sejak tanggal 29 April 2019.
Penanggungjawab Komunitas Suster Puteri Bunda Hati Kudus - Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya:
- Sr. M. Stefana Wakidjah PBHK, 2019 - 2020
- Sr. Helene Fransiska Paula Korompis PBHK, 2020 - sekarang
Anggota Komunitas
- Sr. M. Yohanetta Ani Dwi Astuti PBHK
Lingkungan
Keberadaan lingkungan sebagai komunitas sudah ada seiring dengan perkembangan paroki itu sendiri. Lingkungan terus menerus berkembang dan dimekarkan, sehingga di tahun 2019 telah terbentuk 15 lingkungan. Dengan banyaknya komunitas lingkungan ini diharapkan semua umat bisa terlibat sesuai kewajiban dan haknya sebagai Umat Allah dan bersama paroki bisa turut serta terlibat dalam menghidupkan peribadatan yang menguduskan (Liturgia), mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (Kerygma), menghadirkan dan membangun persekutuan (Koinonia), memajukan karya cinta kasih/pelayanan (Diakonia), dan memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus (Martyria).
Lingkungan | Keterangan | Jumlah Umat |
---|---|---|
Lingkungan 1 | Santo Agustinus | 102 |
Lingkungan 2 | Santo Paulus | 138 |
Lingkungan 3 | Santa Elisabeth | 83 |
Lingkungan 4 | Santa Lucia | 70 |
Lingkungan 5 | Santo Yusuf | 64 |
Lingkungan 6 | Santo Yohanes | 87 |
Lingkungan 7 | Santo Fransiskus Xaverius | 125 |
Lingkungan 8 | Santo Benediktus | 124 |
Lingkungan 9 | Santa Maria | 73 |
Lingkungan 10 | Santo Antonius | 115 |
Lingkungan 11 | Santa Agnes | 128 |
Lingkungan 12 | Santo Damian | 97 |
Lingkungan 13 | Santo Alexander | 76 |
Lingkungan 14 | Santo Lukas | 70 |
Lingkungan 15 | Santa Skolastika | 63 |
Sejarah Stasi
- Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Tasikmalaya tidak hanya hadir di kota Tasikmalaya saja, melainkan juga di daerah-daerah yang disebut “stasi”. Stasi-stasi yang termasuk dalam wilayah paroki Tasikmalaya telah dirintis oleh para pastor yang berkarya di wilayah Tasikmalaya. Benih-benih itu telah ditabur ketika para pastor melayani para tentara yang bertugas di daerah-daerah seperti Ciamis, Banjar, Banjarsari, Ciawi, Karangnunggal, Malangbong, Pangandaran.
- Pada dekade 1950 sampai dengan 1964 wilayah stasi meliputi daerah-daerah di mana terdapat tentara Katolik yang sedang bertugas. Stasi-stasi mulai bertambah ketika para pengikut PACKU menjadi Katolik. Pada pertengahan tahun 1960 tercatat 10 stasi yang masuk dalam wilayah Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Meskipun dalam perkembangannya beberapa stasi tidak berkembang.
- Tahun 2015 Stasi Santo Yohanes Pembaptis Ciamis dirubah statusnya menjadi Kuasi Paroki Ciamis. Dekret Pendirian Kuasi Paroki Santo Yohanes Pembaptis Ciamis ditandatangani oleh Bapa Uskup Keuskupan Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, pada tanggal 29 Mei 2015. Maka, setelah itu dilaksanakan berbagai peralihan dari Paroki Tasikmalaya ke Kuasi Paroki Ciamis, termasuk wilayah gerejawinya yang juga meliputi Stasi Santo Filipus Banjar, Stasi Santo Willibrodus Langensari, dan Stasi Santo Andreas Pangandaran.
- Hingga saat ini Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya memiliki 3 stasi yaitu Stasi Santa Vianney Cipatujah, Stasi Kristus Gapuraning Rahayu Ciawi, dan Stasi Santo Dismas Nagaraherang.
Stasi | Keterangan | Jumlah Umat |
---|---|---|
Cipatujah | Santa Vianney | 10 |
Ciawi | Kristus Gapuraning Rahayu | 251 |
Nagaraherang | Santo Dismas | 115 |
Sejarah perjalanan stasi-stasi tersebut sebagai berikut:
- Stasi Santo Yohanes Pembaptis Ciamis
- Stasi Santo Philipus Banjar
- Stasi Santo Ambrosius Langensari
- Stasi Santo Andreas Pangandaran
Stasi Santo Dismas Nagaraherang
- 21 September 1964 aliran ADS membubarkan diri atas instruksi pimpinan Rama Pangeran Teja Buana Ali Basa Kusuma Diningrat, yang lebih dikenal sebagai Rama Panyipta, berpusat di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat.
- Para penganut Agama Djawa Sunda (ADS) yang bertempat tinggal di kampung Nagaraherang, desa Sukahening, kampung Sirnamanah dan Cipalegor, desa Kiarajangkung, dan kampung Karangmulya desa Sundakerta kemudian menjadi penganut agama Katolik dan Islam.
- Perayaan ekaristi yang pertama diadakan pada tanggal 9 Mei 1965 di rumah bapak Salhuri, kemudian pindah ke rumah ibu Acah.
- Pelayanan sosial bagi umat stasi Nagaraherang dilakukan oleh para suster Penyelenggara Ilahi. Tercatat suster yang sering melayani adalah Sr. Tini PI, Suster Sri PI, Sr. Ema PI, dan Ibu Budi Raharjo.
- Tahun 1970 dibangunlah sebuah kapel di lahan bekas peninggalan tempat semadi Rama Panyipta yang berada di tanah milik bapak Abdul Wiganda Nagaraherang dengan nama kapel Santo Dismas.
- Pada tanggal 30 September 1981, sebagian besar umat Katolik keluar dan masuk kembali ke aliran Paguyuban Adat Cara-ciri Karuhun Urang (PACKU).
- Tanggal 26 April 1982 atas ijin bapak Ruslana selaku kepala desa Sundakerta, tempat ibadah dipindah ke Karangmulya desa Sundakerta yakni di rumah bapak Sukmadja.
- 9 Oktober 1999, sekitar bangunan kapel terjadi longsor berat, sehingga jalan lalu lintas masyarakat tergusur dan terputus habis di sekitar kapel sampai pada posisi fondasi bangunan.
- 22 Oktober 1999 tempat ibadat pindah ke kampung Sirnamanah, desa Kiarajangkung bertempat di rumah bapak E. Kusnandar. Barulah pada tanggal 28 November 1999 dibangun tempat ibadat yang representatif di sana.
- Sementara itu untuk pembinaan iman anak, dibuatlah sebuah bangunan kecil yang Bangunan tersebut dibangun atas usaha RD. Y. S. Siswa Subrata.
- Tahun 2017 bangunan tempat ibadat direnovasi dan diberkati tahun 2018 oleh Pastor Bernardus Jumiyana, Pr.
- Berdirinya Gereja Kristus Raja Gapuraning Rahayu Stasi Ciawi dilatarbelakangi oleh adanya perpecahan yang terjadi dalam Agama Djawa Sunda (ADS).
- Tahun 1964, penganut ADS yang ada di Ciawi melaksanakan apa yang diamanatkan oleh pemimpin tertinggi mereka, Rama Madrais, mengajukan diri untuk menjadi Katolik dan diperkenankan mengikuti pelajaran agama di sekolah Yos Sudarso Tasikmalaya.
- Tahun 1965 – 1967 umat Katolik Stasi Ciawi mengikuti perayaan ekaristi di Tasikmalaya. Pada bulan Mei 1967 setelah menjadi Katolik mereka berusaha untuk membangun tempat ibadat sendiri.
- Tahun 1989 bangunan yang dibeli oleh RP. Yuwono OSC, direnovasi oleh RP. Baru Alamsyah OSC.
- Tahun 1990 tempat ibadat sempat ditutup oleh DEPAG berkenaan dengan ijin pembangunan dan penggunaan tempat ibadat, namun 1992 diperbolehkan kembali untuk beribadat.
- Peristiwa ”Tasik Kelabu” tahun 1996, ketika RD. Y. S. Siswa Subrata. bertugas di Tasikmalaya, terjadi peristiwa pembakaran dan perusakan gereja-gereja. Peristiwa ini meluas ke Ciawi dan akibatnya tempat ibadat stasi Ciawi ikut dirusak.
- Di antara para pastor yang bertugas, pastor Agus Nindia Nikolas Pr. adalah pastor yang paling intensif mendampingi umat stasi Ciawi terutama kegiatan pertanian organik. Sebagian besar wilayah stasi Ciawi adalah pertanian sehingga sebagian besar umat selain bercocok tanam.
- Stasi Ciawi terbagi menjadi 3 lingkungan yakni lingkungan 1 meliputi wilayah Kampung Balemanggu, Sanghiangteureup, Cihanjaro, Perum Sawati, Karang Asem, Nampong, Asem Kidul, Sela Kopi, Kudang Mulya, Motoran, Kaum Tengah, Sukahaji. Lingkungan 2 meliputi wilayah kampung Kaliminggir. Lingkungan 3 meliputi wilayah kampung Sigung dan Cipanjang.
- Tahun 2017 bangunan tempat ibadah dan ruang pertemuan direnovasi dan diberkati tahun 2018 oleh Bapa Uskup Keuskupan Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin
- Stasi Cipatujah terletak di pantai selatan kurang lebih 80 kilometer dari Tasikmalaya.
- Agama Katolik mulai dikenal oleh masyarakat bersamaan dengan kedatangan para karyawan perkebunan karet yang berasal dari daerah Jawa Tengah.
- Berdirinya stasi Cipatujah dimulai oleh sekitar 50 orang menjadi penganut Katolik.
- Dari jumlah tersebut sekarang tinggal sekitar 10 orang yang masih memegang teguh agama Katolik (2019).
- Meski demikian mereka tetap mendapatkan pelayanan dari pastor paroki setiap sebulan sekali.
- Stasi Lintung Paku terletak di daerah perbukitan. Masyarakat mengenal gereja Katolik dari sanak saudaranya yang beramai-ramai meninggalkan PACKU dan menyatakan diri menjadi penganut Katolik.
- Mula-mula ada sekitar 20 umat yang setia mengikuti ibadah. Maka pada tahun 1966 sejak penganut ADS bergabung, tempat ibadah dibangun di Lintung Paku.
- Pada tahun 1982 kapel di Lintung Paku dijual karena sebagian besar umat menyatakan diri sebagai penganut PACKU.
- Data terakhir (2005) umat katolik di Lintung Paku tinggal 5 orang.
- Saat ini stasi tersebut telah non-aktif.
Pastor
Para Pastor yang melayani Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya terbagi dalam dua periode yaitu:
- Periode 1930 - 1993, dilayani oleh para Pastor Reverendus Pater (Bapa yang Terhormat) atau biasa dikenal dengan istilah Imam Religius.
- Periode 1993 - sekarang, dilayani oleh para Pastor Reverendus Dominus (Tuan yang Terhormat) atau biasa dikenal dengan istilah Imam Diosesan, sering disebut pula Projo (disingkat Pr.).
Berikut ini adalah daftar para pastor yang pernah dan sedang melayani di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.
Pastor Reverendus Pater periode 1930-1993
- RP. Antonius van Asseldonk OSC, 1930 - 1938
- Mgr. J. H. Goumans OSC, 1938 - 1940
>>Pastor Kepala (Parochus)
- RP. L. K. Soemodiwirjo OSC, 1947 - 1954; 1968
- RP. Schaarff OSC, 1933 - 1938; 1954 - 1955; 1958
- RP. Dohne OSC, 1955 - 1957
- RP. C. Mooij OSC, 1940; 1957 - 1958; 1963; 1964
- RP. Blessing OSC, 1959 - 1962
- RP. Van de Pol OSC, 1964 - 1966
- RP. Roger Mertens OSC, 1969 - 1979
- RP. A. Hidayat Sasmita OSC, 1966 - 1968
- RP. Agustinus Made OSC, 1977 - 1980
- RP. Gerard Lala OSC, 1980 - 1982
- RP. Yuwono OSC, 1982 -1986
- RP. Y. D. Widyasuharjo OSC, 1986 - 1988
- RP. Martin Sommers OSC, 1988 - 1995
>>Pastor Pembantu (Vicarius Paroecialis)
- RP. H. W. H. Vroom SJ, 1947 - 1949
- RP. Schins OSC, 1949 - 1953
- RP. Sujitno OFM, 1953
- RP. Agustinus Gani OSC, 1966 - 1973
- RP. Wibisana OSC, 1974 - 1975
- RP. Putranto OSC, 1974 - 1977
- RP. Lambertus Delopius SVD, 1975 - 1976
- RP. Yoseph Souw OSC, 1976 - 1977
- RP. Kluskens OSC, 1981 -1982
- RP. Warhadi OSC, 1983 - 1984
- RP. Heri Kartono OSC, 1984 -1987
- RP. Baru Alamsyah OSC, 1987 - 1991
- RP. Yohanes Cantius Abukasman OSC, 1991 - 1993
Pastor Reverendus Dominus periode 1993-Sekarang
>>Pastor Kepala (Parochus)
- RD. Y. S. Siswa Subrata, 1993 - 1998
- RD. Andreas Sudarman, 1999 - 2008
- RD. Yohanes a Cruce Kristiono Hartanto, 2009 - 2013
- RD. Bernardus Jumiyana, 2013 - 2018
- RD. Paulus Tri Prasetijo, 2018 - 2021
- RD. Fabianus Muktiyarso, 2021 - sekarang
>>Pastor Pembantu (Vicarius Paroecialis)
- RD. Haryopranoto, 1996 - 1998
- RD. Y. Hilman Pujiatmoko, 1996 - 2000
- RD. Thomas Sunarto
- RD. Cornellius A. Rudiyanto Bunawan, 2002
- RD. Agus Nindya Nicolas, 2001
- RD. Andreas Primo Rio
- RD. Stefanus Albertus Herry Nugroho, 2009 - 2011
- RD. Hermanus Sudarman, 2010 - 2012
- RD. Wilfred Haripahlawan Angkasa
- RD. Paulinus Widjaja
- RD. Yusuf Sukarna, 2017 - sekarang
- RD. Michael Gratia Sekundana, 2021 - sekarang
Informasi Umum
Jadwal Misa
Misa Paroki
- Misa Harian: 06.00 WIB
- Misa Mingguan
- Misa Sabtu: 17.00 WIB
- Misa Minggu: 07.30 WIB - 09.30 WIB - 17.00 WIB.
- Misa Jumat Pertama
- Jum'at I: 06.00 WIB
Misa Stasi
- Ciawi
- Misa Kamis: 16.00 WIB
- Misa Minggu: 08.00 WIB
- Nagaraherang
- Misa Jumat: 14.00 WIB
- Misa Minggu: 11.00 WIB
- Cipatujah
- Misa Kamis ke-2: 12.00 WIB
Kegiatan umat
- Pelayan-pelayan Liturgi (Lektor, Tata Tertib, Putera Puteri Altar, Pemazmur, Koor)
- Balai Pengobatan
- Paguyuban Lansia Santa Monica Diarsipkan 2023-08-01 di Wayback Machine.
- Bina Iman Anak dan Remaja
- Orang Muda Katolik
- Persekutuan Doa Pembaruan Karismatik Katolik
- Legio Maria
- WKRI DPC Tasikmalaya
Kontak
Sekretariat Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya
Jl. Sutisna Senjaya No. 50
Kota Tasikmalaya 46113, Jawa Barat, Indonesia
Tel. +62 (0256) 331 570
E-mail = parokihkytasikmlaya@yahoo.com
Catatan Khusus
Periode 2019 - 2021 menjadi catatan sejarah tersendiri dikarenakan adanya pandemi COVID-19. Pada periode ini dibawah penggembalaan Pastor Paulus Tri Prasetijo, Pr., banyak diterapkan kebijakan adaptasi baru dengan memperhatikan keselamatan serta kesehatan umat yang menjadi keprihatinan selama pandemi.
- Minggu, 29 Maret 2020, Minggu Prapaskah V adalah Misa terakhir bersama umat berhubung pandemi virus COVID-19.
- Senin, 30 Maret 2020, penerapan Misa online yang pertama.
- Sabtu, 1 Agustus 2020, mulai Misa bersama umat dengan “Adaptasi Kebiasaan Baru” didukung dengan pedoman dan sarana yang diwajibkan.
- Bulan November 2020 mulai diadakan gowes sapa lansia, dimana kegiatan pun berlanjut di 2021 dengan jadwal yang telah ditetapkan.
- Akhir tahun 2020, mayoritas kegiatan paroki, lingkungan dan komunitas dilaksanakan secara daring.
- Bulan Maret 2021, menjadi tuan rumah pelaksanaan vaksinasi
- 5 April – 1 Agustus 2021, diselenggarakan gowes amal “Dare to Bike and Give” untuk menggalang dana bantuan pendidikan (beasiswa). Diikuti oleh goweser aktif sebanyak 31 orang dari Tasikmalaya, Ciamis, Tangerang dan Jakarta.
Galeri
-
Kompleks Sarana dan Prasarana
-
Bangunan utama gereja dan Asrama Hati Kudus Yesus Tasikmalaya
-
Taman doa dan Gua Maria era 1997 - 2012
-
Taman Doa dan Gua Maria Bunda Hati Kudus saat ini
-
Toko Rohani
Referensi
- ^ Tonggak-Tonggak Sejarah Gereja Katolik Keuskupan Bandung “450 Tahun Gereja Katolik di Indonesia”, Nihil Obstat Yan Sunyata, OSC, 1984
- ^ Jejak-Jejak Langkah Sejarah Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Tasikmalaya “Buku Kenangan Peresmian 07 Agustus 1996“
- ^ Surat Gembala tetang Peristiwa Kerusuhan Tasikmalaya, Mgr. A. Djajasiswaja, PR, 1997
- ^ Refleksi Peristiwa Tasikmalaya “Dari Musibah Menjadi Hikmah“, Keuskupan Bandung 1997
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-28. Diakses tanggal 2021-08-15.