Lingkaran Survei Indonesia
Lingkaran Survei Indonesia (dibaca: LSI Denny JA) adalah lembaga survei dan konsultan politik di Indonesia. LSI didirikan pada tahun 2005 oleh sejumlah pembuat opini publik, peneliti, kolumnis, ahli survei, yang sejak lama terlibat dalam dunia penelitian. LSI aktif melakukan survei politik, baik pada Pemilu ataupun Pilkada.
Pada tahun 2011, Universitas Kristen Indonesia (UKI) memberikan penghargaan “Achievement Award” kepada LSI karena dipandang berjasa telah memberi warna bagi ilmu sosial, komunikasi politik, dan politik pemilu di Indonesia. LSI membawa tradisi ilmu sosial kuantitatif dengan kemampuannya memprediksi hasil pemilu yang belum terjadi. LSI juga dianggap berjasa membuat hasil riset menarik diberitakan bahkan menjadi "headline" di media nasional. LSI juga dinilai mewarnai politik praktis dan komunikasi politik di Indonesia. [1]
Sebagai pelopor konsultan politik, LSI Denny J.A kerap menjadi bahan studi dan menjadi tempat studi banding politisi luar negeri. Pada akhir tahun 2010, sejumlah delegasi Kongres Amerika (AS) dipimpin Zack Hudgins mengadakan audiensi dengan Lingkaran Survei Indonesia. Kedatangan delegasi kongres Amerika yang berjumlah lima orang tersebut sebagai bagian dari rangkaian kegiatannya di Indonesia untuk mengunjungi sejumlah lembaga seperti DPR, partai politik dan elit politik berpengaruh di Indonesia. Mengenai pilihannya untuk berkunjung ke LSI, delegasi kongres tersebut berpandangan karena Lingkaran Survei Indonesia dianggap sebagai representasi konsultan politik yang memiliki pengaruh dalam politik nasional di Indonesia. Terutama, karena perannya sebagai pelopor berdiri dan berkembangnya konsultan politik di tanah air.[2]
Sejarah dan Pendirian
Pada tahun 2002, Denny Januar Ali (Denny J.A) pergi ke Filipina untuk belajar di Social Weather Stations, lembaga survei pertama di Asia yang fokus pada opini publik.
Social Weather Stations memulai layanan seperti Gallup Poll di Amerika Serikat, tetapi untuk wilayah Asia. Di sana, Denny JA mempelajari cara mengelola lembaga survei. Setelah kembali dari Filipina, Denny JA bersama teman-temannya mendirikan Lembaga Survei Indonesia dan menjadi direktur eksekutif pertama pada tahun 2002.
Namun, Denny JA menyadari bahwa pemimpin di Indonesia tidak hanya memerlukan cara membaca data dan opini publik, tetapi juga bagaimana mendapat dukungan publik untuk menjadi pemimpin. Fungsi kedua ini adalah peran konsultan politik yang tidak diberikan oleh lembaga survei. Oleh karena itu, Denny JA mendirikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2005, menjadi konsultan politik pertama di Indonesia.
Saat ini, LSI Denny J.A berkembang menjadi 6 anak usaha, yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Konsultan Citra Indonesia (KCI), Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), Citra Publik Indonesia (CPI), Citra Publik Advertising (CPA), Citra Komunikasi LSI (Cikom), dan Survei Strategi Indonesia (SIGI).
Pionir Survei untuk Partai Politik
Pada tahun 2005, LSI Denny JA menjadi yang pertama kali membujuk partai politik untuk melakukan survei opini publik dalam rangka memilih calon pemimpinnya di Pilkada.
Saat itu, Partai Golkar menjadi yang pertama kali menggunakan jasa LSI Denny JA untuk mensurvei lebih dari 200 calon kepala daerah di berbagai provinsi, kabupaten, dan kota.[3]
Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah yang membangun tradisi hingga saat ini, di mana hampir semua partai politik melakukan survei opini publik untuk membantu mereka mendapatkan calon-calon yang tepat dalam rangka pertarungan di Pilkada, Pileg, dan bahkan Pilpres.
Konsultan Politik
Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny J.A) adalah konsultan politik profesional pertama di Indonesia. Sebelumnya memang ada beberapa orang atau lembaga yang ikut membantu kemenangan partai atau kandidat. Tetapi mereka tidak menyebut dirinya sebagai konsultan politik profesional. LSI Denny J.A adalah lembaga pertama yang menyebut diri sebagai konsultan politik profesional[4] Masuknya para profesional dalam politik telah dimulai pada Pemilu tahun 2004. Mereka umumnya berasal dari biro iklan komersial, seperti Hotline Advertising dan Matari Advertising yang membantu partai dalam merancang iklan dan pesan kampanye.
Pada tahun 2005, LSI Denny J.A memulai kerja dengan spesialisasi pada konsultan untuk politik, dan menawarkan jasa bukan hanya sebatas pada iklan dan pengemasan kandidat (citra). LSI menawarkan semua jenis pekerjaan yang dibutuhkan untuk kemenangan kandidat---mulai dari penyiapan strategi, visi misi, kampanye dari rumah ke rumah, kampanye media, hingga penyiapan saksi saat pemilihan[5] Setelah LSI Denny J.A, kemudian bermunculan berbagai lembaga konsultan politik di Indonesia, seperti Indobarometer, Fox Indonesia, Polmark Indonesia, Milenium Cipta Citra dan sebagainya.[6]
Kemunculan konsultan politik tidak bisa dilepaskan dari perubahan politik di Indonesia. Pasca tahun 2004, Indonesia memasuki era baru di mana pejabat-pejabat publik dipilih secara langsung oleh rakyat -- mulai dari presiden, anggota DPR, DPRD, DPD, wali kota, Bupati hingga gubernur. Untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), total di seluruh Indonesia terdapat lebih dari 500 pemilihan yang melibatkan rakyat secara langsung. Untuk pemilu legislatif (DPR Pusat, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota) total memperebutkan sekitar 19 ribu kursi.[7] Era ini melahirkan kebutuhan partai dan kandidat akan tenaga profesional yang bisa membantu mereka memenangkan pemilihan. LSI Denny J.A sejak tahun 2004 terlibat sebagai konsultan politik profesional.
Cara-cara mendekati pemilih dilakukan secara rasional, mulai dari pemetaan pemilih, pengenalan kekuatan partai dan kandidat, pemilihan pesan, pembuatan iklan dan kampanye, Get Out the Vote (GOTV), hingga pelatihan saksi. Dengan cara-cara yang ilmiah tersebut, klien (partai atau kandidat) bisa mengetahui posisinya secara akurat. Biaya pemilihan juga bisa ditekan secara signifikan, karena pendekatan kepada pemilih dilakukan dengan target yang jelas.
LSI Denny J.A menjadi pelopor karena pertama kali membuka pasar ini dan hingga kini profesi konsultan politik telah diterima oleh partai, kandidat dan komunitas politik di Indonesia. Konsultan politik sekarang ini diterima sebagai bagian penting dari proses dan aktor politik di Indonesia. Kiprah LSI sebagai pelopor konsultan politik ini telah diakui dan banyak diliput oleh media massa di Indonesia. Selain menjadi pelopor, LSI juga menjadi pionir, karena keberhasilannya dalam memenangkan klien---partai politik, kandidat kepala daerah.
Quick Count
LSI Denny J.A juga dikenal karena aktif melakukan perhitungan cepat (Quick Count) pada Pemilu dan Pilkada. Wilayah Indonesia sangat luas dan banyak letak geografis yang sulit dijangkau. Ini menyebabkan hasil pemilihan biasanya memakan waktu lama. Hasil Pemilu / Pilkada umumnya baru bisa diketahui 2 minggu hingga 1 bulan setelah pemilihan. Dulu, orang harus menunggu waktu yang lama untuk mengetahui siapa pemenang Pemilu / Pilkada. Situasi politik di daerah menjadi tidak kondusif. Kantor KPU tiap hari didatangi pendukung calon untuk mengetahui perkembangan suara calon -- tidak jarang diiringi dengan demonstrasi dan aksi kekerasan.
Pengusaha dan kegiatan ekonomi selama itu juga tidak bisa beraktivitas menunggu pemenang Pemilu / Pilkada. Kesulitan-kesulitan tersebut, bisa diatasi lewat Quick Count. Quick Count pada dasarnya adalah perhitungan cepat dengan menggunakan sampel Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang diambil secara ilmiah.[8] Jika dilakukan dengan benar, hasil quick count tidak akan berbeda jauh (kurang dari 1%) dari hasil pemilihan aktual yang diumumkan oleh KPU. Lewat quick count, perhitungan bisa dilakukan secara cepat. Setidaknya 4 jam setalah perhitungan suara, pemilih sudah bisa mengetahui siapa pemenang pemilihan.
LSI Denny J.A adalah salah satu lembaga yang berperan dalam mempopuilerkan quick count. Setiap kali quick count, lembaga ini selalu membuat konferensi pers dan bekerja sama dengan televisi nasional dan media lokal menyiarkan secara “live” hasil quick count. Lewat cara ini, quick count saat ini telah diterima sebagai cara untuk mengetahui secara cepat hasil pemilihan. Dulu, kandidat dan partai kerap kali memprotes atau menyangsikan hasil quick count. Saat ini, terjadi fenomena menggembirakan. Kandidat yang kalah dalam quick count kerap langsung mengucapkan selamat kepada (calon) pemenang. Dengan itu, kondisi politik lokal bisa stabil dan tidak penuh gejolak.
Sejak tahun 2005, LSI Denny J.A telah melakukan ratusan quick count dengan hasil yang akurat dan presisi. Semua quick count LSI dilakukan dengan proses yang cepat, hanya kurang dari 4 jam setelah pemungutan suara selesai. Hasil quick count dipublikasikan dalam konferensi pers dan kerja sama dengan televisi nasional dan televisi lokal.
Pencapaian dalam Pemilu
LSI Denny JA telah berhasil memenangkan lima kali Pemilihan Presiden (Pilpres) berturut-turut di Indonesia. Kemenangan berturut-turut ini menjadikan LSI Denny JA sebagai salah satu lembaga survei paling berpengaruh dan terpercaya di Indonesia.
Atas pencapaian luar biasa ini, LSI Denny JA menerima penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (LEPRID)[9] dan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada tahun 2024 sebagai konsultan politik pertama dan satu-satunya di dunia yang pernah memenangkan Pilpres di sebuah negara sebanyak lima kali berturut-turut. [10]
Sebagai lembaga survei, Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) membantu partai politik dan kandidat dalam memetakan kekuatan dan kelemahan. Sejumlah partai politik, seperti Partai Golkar, menggunakan hasil survei LSI sebagai pertimbangan dalam mendukung calon dalam Pilkada.[11] Sebagai konsultan politik, klien pertama LSI adalah Ismeth Abdullah, Gubernur Kepulauan Riau. LSI membantu kemenangan Ismeth Abdullah pada Pilkada Provinsi Riau tahun 2005.[12] Setelah itu, LSI membantu banyak klien kepala daerah dan anggota legislatif. Hingga tahun 2024, LSI Denny J.A total berhasil memenangkan 37 gubernur dan 98 bupati/wali kota di seluruh Indonesia.
Tahun | Calon | Partai Pendukung Utama |
---|---|---|
2004 | Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla | Demokrat |
2009 | Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono | Demokrat |
2014 | Joko Widodo - Jusuf Kalla | PDI-P |
2019 | Joko Widodo - Ma'ruf Amin | PDI-P |
2024 | Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming | Gerindra |
Tahun | Calon | Provinsi |
---|---|---|
2005 | 1. Ismeth Abdullah | Kepri |
2006 | 2. Barnabas Suebu | Papua |
3. Ratu Atut Chosiyah | Banten | |
2007 | 4. Eko Maulana Ali | Bangka Belitung |
5. Fauzi Bowo | DKI Jakarta | |
6. Nur Alam | Sulawesi Tenggara | |
7. Syahrul Yasin Limpo | Sulawesi Selatan | |
8. Thaib Armaiyn | Maluku Utara | |
2008 | 9. Frans Lebu Raya | Nusa Tenggara Timur |
10. Karel Alberth Ralahalu | Maluku | |
11. Mangku Pastika | Bali | |
12. Rusli Zainal | Riau | |
13. Sjachroedin ZP | Lampung | |
14. Tuan Guru Bajang | Nusa Tenggara Barat | |
2009 | 15. Soekarwo | Jawa Timur |
2010 | 16. Agusrin | Bengkulu |
17. Hasan Basri Agus | Jambi | |
18. Rudi Arifin | Kalimantan Selatan | |
19. Sinyo Sarundajang | Sulawesi Utara | |
20. Teras Narang | Kalimantan Tengah | |
2011 | 21. Longki Djanggola | Sulawesi Tengah |
22. Ratu Atut Chosiyah | Banten | |
2012 | 23. Eko Maulana Ali | Bangka Belitung |
2013 | 24. Awang Faroek | Kalimantan Timur |
25. Gatot Pujo Nugroho | Sumatera Utara | |
26. Said Assagaff | Maluku | |
27. Soekarwo | Jawa Timur | |
28. Syahrul Yasin Limpo | Sulawesi Selatan | |
29. Tuan Guru Bajang | Nusa Tenggara Barat | |
2015 | 30. Irwan Prayitno | Sumatera Barat |
2017 | 31. Dominggus Mandacan | Papua Barat |
32. Prabowo Subianto (untuk Anies Baswedan) | DKI Jakarta | |
2018 | 33. Edy Rahmayadi | Sumatera Barat |
34. Ganjar Pranowo | Jawa Tengah | |
35. Murad Ismail | Maluku | |
36. Sutarmidji | Kalimantan Barat | |
2020 | 37. Dondokambey | Sulawesi Utara |
Tahun | Nama Calon dan Daerah | ||||
---|---|---|---|---|---|
2005 | Telly Tjanggulung
(Mitra, Sulut) |
Eddy Santana Putra
(Palembang, Sumsel) |
Rendra Kresna
(Malang, Jawa Timur) |
Itoc Tochija
(Cimahi, Jawa Barat) |
Ishak Mekki
(Ogan Komering Ilir, Sumsel) |
Arwin
(Siak, Riau) |
Herman Abdullah
(Pekanbaru, Riau) |
Ahmad Dahlan
(Batam, Kepri) |
Marlina Moha Siahaan
(Bolang Mongondow, Sulut) |
Daeng Rusnandi
(Natuna, Kepri) | |
M.J. Papilaja
(Ambon, Maluku) |
Dada Rosada
(Bandung, Jabar) |
Jimmy Rimba Rogi
(Manado, Sulut) |
Rahmat Yasin
(Kab. Bogor, Jabar) |
Probo Yulastoro
(Cilacap, Jateng) | |
Abdullah Hich
(Tj. Jabung Timur, Jambi) |
Imdaad Hamid
(Balikpapan, Kaltim) |
Klemen Tinal
(Mimika, Papua) |
Tagore Abu Bakar
(Bener Meriah, Aceh) |
T. Zulkarnaeni
(Nagan Raya, Aceh) | |
Mochtar Mohammad
(Kota Bekasi, Jabar) |
Alex Noerdin
(Musi Banyuasin, Sumsel) |
Andreas Duli Manuk
(Lembata, NTT) |
Kalamudin Djinap
(Muara Enim, Sumsel) |
Junaedi
(Pemalang, Jateng) | |
Adriansyah
(Tanah Laut, Kalsel) |
Hasan Basri Agus
(Sorolangun, Jambi) |
Riduan Effendi
(Lubuk Linggau, Sumsel) |
Suryatati A. Manan
(Tj. Pinang, Kepri) |
Ibnu Hasyim
(Gayo Luwes, Aceh) | |
Rusdi Masse
(Sidrap, Sulsel) |
Wahidin Halim
(Tangerang, Jabar) |
||||
2010 | A. Azwar Anas
(Banyuwangi, Jawa Timur) |
Damsik Ladjalani
(Touna, Sulsel) |
Zulkifli Muhadli
(Sumbawa, NTB) |
Sompie Singal
(Minahasa Utara, Sulut) |
Vicky Lumentut
(Manado, Sulut) |
Adi Darma
(Bontang, Kaltim) |
Ismail Thomas
(Kutai Barat, Kaltim) |
Syaharie Jaang
(Samarinda, Kaltim) |
Haryanti Sutrisno
(Kab. Kediri, Jatim) |
Rita Widyasari
(Kutai Kartanegara, Kaltim) | |
Jamaludin Malik
(Sumbawa, NTB) |
Erzaldi Rosman
(Bangka Tengah, Bangka) |
Yusak Yaluwo
(Boven Digoel, Papua) |
|||
2011 | Richard Louhenapessy
(Ambon, Maluku) |
Sukandar
(Tebo, Jambi) |
Isran Noor
(Kutai Timur, Kaltim) |
Syamsuar
(Siak, Riau) |
Cek Endra
(Sarolangun, Jambi) |
2012 | Budi Budiman
(Tasikmalaya, Jabar) |
Idza Priyanti
(Brebes, Jateng) |
Dedi Mulyadi
(Purwakarta, Jabar) |
Anwar Hafid
(Morowali, Sulteng) |
|
2013 | Irsyad Yusuf
(Pasuruan, Jatim) |
Bambang Alamsyah
(Tanah Laut, Kalsel) |
Ahmad Safei
(Kolaka, Sulteng) |
Danny Pomanto
(Makassar, Sulsel) |
Nadalsyah
(Barito Utara, Kalteng) |
Fashar M.P
(Bone, Sulsel) |
Budi Antoni
(Empat Lawang, Sulsel) |
Ade Uu Sukaesih
(Kota Banjar, Jabar) |
Tb Haerul Jaman
(Kota Serang, Jabar) |
Rahmat Yasin
(Kab. Bogor, Jabar) | |
Zaini Arony
(Lombok Barat, NTB) |
M. Anton
(Kota Malang, Jatim) |
||||
2015 | Najmul Akhyar
(Lombok Utara, NTB) |
Rendra Kresna
(Kab. Malang, Jatim) |
Azwar Anas
(Banyuwangi, Jatim) |
Supian Hadi
(Kotawaringin Timur, Kalteng) |
Mian
(Bengkulu Utara, Bengkulu) |
Rita Widyasari
(Kutai Kertanegara, Kaltim) |
Syaharie Jaang
(Samarinda, Kaltim) |
Haryanti Sutrisno
(Kediri, Jatim) |
JR Saragih
(Simalungun, Sumut) |
Muhtarom
(Madiun, Jatim) | |
FX Yapan
(Kutai Barat, Kaltim) |
Sambari Halim
(Kab. Gresik, Jatim) |
||||
2018 | Ade Uu Sukaersih
(Kota Banjar, Jabar) |
Ilham Syah Aziklin
(Bantaeng, Sulsel) |
Iskandar
(Ogan Komering Ilir, Sumsel) |
Sukiman Azmy
(Lombok Timur, NTT) |
Herdiat Sunarya
(Kab. Ciamis, Jabar) |
Dewanti Rumpoko
(Kota Baru, Jatim) |
Noormiliyani AS
(Barito Kuala, Kalsel) |
Benny Laos
(Kab. Morotasi, Malut) |
Richard Lohenapessy
(Ambon, Maluku) |
Budi Budiman
(Tasikmalaya, Jabar) | |
2020 | Adnan Purichta Ichan
(Gowa, Sulsel) |
Sunaryanta
(Gunungkidul, DI Yogyakarta) |
Jeje Wiradinata
(Pangandaran, Jabar) |
Hendi Siswanto
(Jember, Jatim) |
Indah Putri Indriani
(Luwu Utara, Sulsel) |
Mian
(Bengkulu Utara, Bengkulu) |
Halikinnoor
(Kotawaringin, Kalteng) |
Suardi Saleh
(Bamu, Sulsel) |
Ipuk Fiestiandani
(Banyuwangi, Jatim) |
Fatmawati Rusdi
(Makassar, Sulsel) |
Beberapa Penghargaan
Rekor MURI
Selain penghargaan dari LEPRID, LSI Denny JA juga telah memperoleh 10 rekor dari MURI untuk survei paling akurat dan hasil quick count dengan selisih terkecil dibandingkan dengan hasil resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Salah satu prestasi yang paling menonjol adalah selisih 0% dalam Pilkada dan selisih 0,07% dalam Pilpres 2024, menunjukkan keakuratan luar biasa dalam memprediksi hasil pemilu. [13]
Guinness World Record dan Pendidikan Politik
Tidak hanya berfokus pada pemilihan presiden dan kepala daerah, LSI Denny JA juga aktif dalam pendidikan politik. LSI Denny JA telah mendapatkan pengakuan dari Guinness Book of World Records pada tahun 2018 untuk pendidikan politik terbesar, menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi publik di Indonesia.
Inovasi dalam Kampanye Politik
LSI Denny JA adalah lembaga survei pertama di Indonesia yang memulai kampanye politik menggunakan media sosial. Inovasi ini membawa perubahan besar dalam strategi kampanye politik di Indonesia dan meningkatkan partisipasi serta keterlibatan publik. Atas inovasi ini, Denny JA menerima penghargaan dari TIME Magazine[14] dan Twitter, mengakui kontribusinya dalam memanfaatkan teknologi untuk kampanye politik.[15]
Pada tahun 2014, LSI Denny JA membuat Quick Count live di Twitter, dan pada tahun 2019, mereka memperkenalkan penggunaan meme dalam kampanye politik, yang memungkinkan penyebaran isu-isu kampanye dengan cepat di media sosial.
Pada tahun 2024, Denny JA juga menggunakan artificial intelligence dalam kampanye politiknya.
Pengembangan Aplikasi untuk Membaca Opini Publik
Sejak tahun 2024, LSI Denny JA mengembangkan aplikasi untuk membaca opini publik di media online dan media sosial. Aplikasi ini dirancang untuk menganalisis tren dan sentimen publik secara real-time, memberikan data yang lebih akurat dan cepat untuk mendukung strategi kampanye politik dan pengambilan keputusan.
Pengaruh di Tingkat Regional
Selain sukses di tingkat nasional, LSI Denny JA juga berhasil memenangkan 37 pemilihan gubernur dan lebih dari 100 pemilihan bupati dan walikota di seluruh Indonesia. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan LSI Denny JA dalam memahami dinamika politik lokal dan memberikan strategi yang efektif bagi para kandidat.
Selain sukses di tingkat nasional, LSI Denny JA juga berhasil memenangkan 37 pemilihan gubernur dan lebih dari 100 pemilihan bupati dan walikota di seluruh Indonesia. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan LSI Denny JA dalam memahami dinamika politik lokal dan memberikan strategi yang efektif bagi para kandidat.
Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) dan Judicial Review
Denny JA juga mendirikan Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) pada tahun 2007. Salah satu prestasi AROPI adalah melakukan judicial review pertama di Mahkamah Konstitusi pada tahun 2009. Judicial review ini berhasil membatalkan undang-undang yang melarang quick count pada hari pencoblosan.[16]
Denny JA, sebagai ketua umum AROPI, berargumen bahwa quick count adalah puncak kontribusi ilmiah para peneliti, yang seharusnya dilakukan pada hari pencoblosan. Mahkamah Konstitusi mengabulkan permintaan tersebut, sehingga quick count bisa dilakukan pada hari pemilihan presiden langsung.
Mini MBA dalam Marketing Politik
LSI Denny JA, bersama dengan Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan Kuncie (anak perusahaan Telkomsel), membuka sekolah pertama untuk mini MBA dalam marketing politik pada tahun 2023.[17]
Program ini sudah mencapai angkatan keempat dan bertujuan memberikan pengetahuan mengenai survei opini publik dan konsultasi politik.
Buku Denny JA yang berjudul "Creating A Political Legacy: Introducing the 10 P Model – Theory and Practice of Political Marketing" (2020)[18] digunakan sebagai salah satu buku utama dalam pengajaran mini MBA ini, menjelaskan teori mutakhir mengenai marketing politik.
Penghargaan Internasional
Selain penghargaan nasional, Denny JA dan LSI juga mendapatkan pengakuan internasional atas kontribusinya dalam bidang survei dan konsultan politik. Penghargaan ini mencerminkan standar tinggi dan pengakuan atas profesionalisme LSI Denny JA di kancah internasional.
Referensi
- ^ Burhani, Ruslan (2011-12-01). "Denny JA dapat penghargaan dari UKI". Antara News. Diakses tanggal 2024-06-24.
- ^ Azwar, Rully Chairul (2009). Politik komunikasi Partai Golkar di tiga era dari partai hegemonik ke partai yang berorientasi "pasar". Jakarta: Grasindo. hlm. 206. ISBN 9789790256903.
- ^ Aini, Tsalisa Nur (2024-02-19). "Menangkan Prediksi Pilpres Berturut-turut, Denny JA Terima Penghargaan". Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 2024-06-25.
- ^ Aini, Tsalisa Nur (2024-03-25). "Denny Januar Ali Berhasil Terima Rekor MURI". Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 2024-06-25.
- ^ Tim News (2024-03-21). "Denny JA: Selisih Quick Count dan KPU Hanya 0,07 Persen". Liputan 6. Diakses tanggal 2024-06-25.
- ^ Staff, Time (5 Maret 2015). "The 30 Most Influential People on the Internet". TIME. Diakses tanggal 2024-06-28.
- ^ Lukman, Ericko (2014-12-11). "Here are some of Indonesia's most memorable tweets in 2014". Tech in Asia. Diakses tanggal 2024-06-28.
- ^ MK, Humas (2009-07-06). "MK Bolehkan Quick Count Pilpres 2009". MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. Diakses tanggal 2024-06-26.
- ^ Pranoto, Yudistiro (2023-01-24). "Gandeng SBM-ITB dan Kuncie, LSI Denny JA Buka Kelas Mini MBA Public Policy and Political Marketing". iNews.id. Diakses tanggal 2024-06-26.
- ^ J.A, Denny (August 2020). Membangun Legacy: 10P Untuk Marketing Politik: Teori dan Praktik. Jakarta: CBI. hlm. 248. ISBN 9786025896866.