Lompat ke isi

Sistem saraf parasimpatis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.
Sistem saraf parasimpatis
Persarafan sistem saraf otonom, sistem parasimpatis ditunjukkan dengan garis biru.
Rincian
Pengidentifikasi
Bahasa LatinPars parasympathica divisionis autonomici systematis
MeSHD010275
TA98A14.3.02.001
TA26661
FMA9907
Daftar istilah anatomi

Sistem saraf parasimpatis adalah salah satu dari dua divisi sistem saraf otonom atau autonomic nervous system (ANS) yang bertolak belakang dengan sistem saraf simpatis. Sistem saraf parasimpatis mendominasi dalam kondisi "istirahat dan cerna" yang tenang atau dikenal dengan "rest" and "digest", sedangkan sistem saraf simpatis mendorong respons "lawan atau lari" yang sering dikenal sebagai "fight" or "flight" dalam situasi stres. Tujuan utama parasympathetic nervous system (PNS) adalah untuk menghemat energi yang akan digunakan nanti dan untuk mengatur fungsi tubuh seperti pencernaan dan buang air kecil.[1]

Struktur dan Fungsi

Beberapa kerja dari sistem saraf parasimpatik adalah sebagai berikut:[2]

  1. Saluran reproduksi pria: stimulasi parasimpatis dari reseptor M3 menyebabkan relaksasi otot polos di arteri helisin penis, memungkinkan darah mengisi corpora cavernosa dan corpus spongiosum, menyebabkan ereksi. Selain itu juga memberikan sinyal rangsang ke vas deferens, vesikula seminalis, dan prostat.[3]
  2. Mata, stimulasi parasimpatis pada reseptor M3 menyebabkan kontraksi otot sfingter iris yang menyebabkan penyempitan pupil (miosis). Selain itu, kontraksi otot siliaris meningkatkan penglihatan dekat.
  3. Jantung, stimulasi parasimpatis pada reseptor M2 menyebabkan penurunan denyut jantung dan kecepatan konduksi melalui AV node.
  4. Pembuluh darah, stimulasi parasimpatis dari reseptor M3 menyebabkan vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah.
  5. Kelenjar ludah, stimulasi parasimpatis pada reseptor M1 dan M3 menyebabkan sekresi ion kalium, air, dan amilase dalam volume tinggi.
  6. Lambung dan usus, stimulasi parasimpatis reseptor M menyebabkan peningkatan motilitas atau gerakan dan relaksasi sfingter. Stimulasi reseptor M juga meningkatkan sekresi lambung untuk membantu pencernaan.
  7. Kantong empedu, stimulasi parasimpatis dari reseptor M3 merangsang kontraksi untuk melepaskan empedu.
  8. Pankreas, stimulasi parasimpatis reseptor M3 mengarah pada pelepasan enzim pencernaan dan insulin.
  9. Ginjal dan kandung kemih, stimulasi parasimpatis reseptor M3 merangsang gerak peristaltik ureter, kontraksi otot detrusor, dan relaksasi sfingter uretra internal yang membantu aliran dan ekskresi urin.

Embriologi

Sistem saraf parasimpatis muncul dari sel krista saraf.[4] PNS secara khusus terbentuk dari sel krista saraf kranial dan sakral. Sel krista saraf kranial menjadi neuron postganglionik dan glia di dalam ganglia di kepala, dada, dan perut, sedangkan sel krista neural sakralis neuron postganglionik di panggul.[5]

Variasi Fisiologis

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa aktivitas dan fungsi sistem saraf parasimpatik menurun seiring dengan bertambahnya usia. Hal tersebut berdasarkan bukti bahwa variasi pernapasan detak jantung menurun seiring bertambahnya usia dan latensi untuk respons pupil terhadap cahaya meningkat seiring bertambahnya usia.[6]

Referensi

  1. ^ McCorry, Laurie Kelly (2007-08-15). "Physiology of the autonomic nervous system". American Journal of Pharmaceutical Education. 71 (4): 78. doi:10.5688/aj710478. ISSN 1553-6467. PMC 1959222alt=Dapat diakses gratis. PMID 17786266. 
  2. ^ Tindle, Jacob; Tadi, Prasanna (2021). StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 31985934. 
  3. ^ Krassioukov, Andrei; Elliott, Stacy (2017). "Neural Control and Physiology of Sexual Function: Effect of Spinal Cord Injury". Topics in Spinal Cord Injury Rehabilitation. 23 (1): 1–10. doi:10.1310/sci2301-1. ISSN 1945-5763. PMC 5340504alt=Dapat diakses gratis. PMID 29339872. 
  4. ^ Lee, Vivian M.; Sechrist, John W.; Luetolf, Simone; Bronner-Fraser, Marianne (2003-11-15). "Both neural crest and placode contribute to the ciliary ganglion and oculomotor nerve". Developmental Biology. 263 (2): 176–190. doi:10.1016/j.ydbio.2003.07.004. ISSN 0012-1606. PMID 14597194. 
  5. ^ Young, Heather M.; Cane, Kylie N.; Anderson, Colin R. (2011-11-16). "Development of the autonomic nervous system: a comparative view". Autonomic Neuroscience: Basic & Clinical. 165 (1): 10–27. doi:10.1016/j.autneu.2010.03.002. ISSN 1872-7484. PMID 20346736. 
  6. ^ Pfeifer, M. A.; Weinberg, C. R.; Cook, D.; Best, J. D.; Reenan, A.; Halter, J. B. (1983-08-XX). "Differential changes of autonomic nervous system function with age in man". The American Journal of Medicine. 75 (2): 249–258. doi:10.1016/0002-9343(83)91201-9. ISSN 0002-9343. PMID 6881176.