Suku Komodo
Ata Modo | |
---|---|
Daerah dengan populasi signifikan | |
505 jiwa (1977) | |
Bahasa | |
Komodo, Manggarai, dan bahasa-bahasa Austronesia lainnya | |
Agama | |
Islam | |
Kelompok etnik terkait | |
Manggarai • Bima • Bajo |
Suku Komodo (Komodo: Ata Modo) adalah kelompok etnis pribumi yang mendiami pulau Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Mereka menamakan dirinya "Ata Modo" yang artinya 'Orang Modo' dan pulau yang mereka huni itu disebut "Tana Modo". J.A.J. Verheijen (1989) menamakan penduduk pulau Komodo dengan nama Orang Komodo.[1]
Sejarah
Di Pulau Komodo dan Rinca di Nusa Tenggara Timur sebetulnya tak hanya hidup komodo, binatang yang diyakini sebagai wujud nyata dari makhluk mitos yang disebut naga. Di pulau ini juga tinggal suku Komodo, penghuni pertama pulau Rinca. Seiring dengan rencana penataan kawasan Taman Nasional Komodo, suku Komodo terancam terusir. Padahal mereka bisa dijadikan benteng terdepan pelestarian komodo.[2]
Menurut legenda, komodo sebenarnya kembaran dari suku Komodo yang dilahirkan oleh seorang wanita bernama Putri Naga yang kemudian menikah dengan seorang pria setempat. Putri Naga kemudian melahirkan seorang laki-laki dan sebuah telur yang kemudian menetaskan komodo betina. Kaitan suku Komodo dengan hewan komodo itu diketahui saat anak dari Putri Naga sedang berburu. Kala itu, ia menemui seekor komodo yang hendak memakan rusa buruannya. Saat akan membunuhnya, muncul sang Putri Naga yang memberitahu bahwa komodo itu adalah saudara kembarnya.[3]
Kebudayaan
Selain Komodo, masyarakat di Taman Nasional Komodo juga memiliki budaya yang unik. Sayang, budayanya kian terlupakan. Suku Komodo adalah suku asli yang hidup di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Sebagian dari mereka kini menjual souvenir, menjadi pemandu wisata, atau menyediakan homestay. Untuk menggelar pertunjukan budaya Komodo, mereka jarang melakukannya.
Bahasa
Suku Komodo menggunakan bahasa Komodo, Manggarai, Bima, dan Bugis dalam kehidupan mereka sehari-hari dan juga menggunakan bahasa Indonesia ketika bertemu dengan orang diluar kelompok mereka atau ketika menjadi pemandu wisata ataupun penjual souvenir.
Agama dan kepercayaan
Suku Komodo mayoritas beragama Islam yang bercampur dengan mistisme setempat seperti mitos tentang Putri Naga yang dipercayai masyarakat di Pulau Komodo dan pulau sekitarnya.
Tarian adat
Kolo Kamba adalah tarian simbolik yang menceritakan perjuangan hidup leluhur-leluhur zaman dulu. Seorang pemimpin (Ompu Dato) akan mendirikan kayu sekitar semeter. Gendang dipukul, para laki-laki menari, bersilat, hingga memukuli batang kayu tadi dalam keadaan hampir mirip pemain kuda lumping di Jawa. Batang kayu dipukul karena menjadi simbol kejahatan.[4]
Persebaran
Desa Komodo terletak di Labuan Bajo, Flores. Desa ini dihuni oleh suku Komodo yang dipercaya dapat berbicara dengan komodo, karena mitos satu ibu.[5] Mereka adalah kelompok etnis pertama yang menetap di Pulau Rinca, baru kemudian disusul oleh suku Bima, Manggarai, Bajo dan Bugis.[6]
Populasi
Suku Komodo mendiami Kampung Komodo, Manggarai Barat. Kampung nelayan tersebut didiami oleh sekitar 800 kepala keluarga. Populasinya sekitar 2.000 jiwa. Mayoritas menjadi nelayan dan beberapa aktif sebagai ranger di Taman Nasional Komodo. Pada tahun 1930-an, dikatakan jumlah mereka adalah 143 orang. Namun dalam kurun 47 tahun, tepatnya pada tahun 1977, jumlah mereka menjadi 505 jiwa.[7]
Lihat juga
Referensi
- ^ "Sejarah Suku Komodo". books.google.co.id.
- ^ "Kisah Suku Komodo Suku Asli Pulau Komodo Tapi Dianggap Penduduk Liar Dan Terancam Direlokasi". intisari.grid.id.
- ^ "Nasib Suku Komodo Yang Kalah Tenar Dari Komodo Dan Pulau Komodo". m.ayosurabaya.com.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Sedih! Ini Budaya Suku Komodo Yang Diambang Kepunahan". tfamanasek.com.
- ^ "Desa Komodo". indonesiakaya.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-26. Diakses tanggal 2021-03-09.
- ^ "Suku Komodo Di Pulau Rinca, Saudara Kembar Komodo Yang Terasingkan". phinemo.com.
- ^ "Mengenal Keunikan Suku Komodo, Nenek Moyang Asli Pulau Komodo". m.kapanlagi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-12. Diakses tanggal 2021-03-09.