Haleyora Power
Perseroan terbatas | |
Industri | Ketenagalistrikan |
Didirikan | 18 Oktober 2011 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Purnomo[1] (Direktur Utama) Bima Putrajaya[1] (Komisaris Utama) |
Jasa | |
Pendapatan | Rp 2,768 triliun (2020)[2] |
Rp 127,694 milyar (2020)[2] | |
Total aset | Rp 1,208 triliun (2020)[2] |
Total ekuitas | Rp 834,748 milyar (2020)[2] |
Pemilik | Perusahaan Listrik Negara |
Karyawan | 133 (2020)[2] |
Anak usaha | PT Haleyora Powerindo |
Situs web | www |
PT Haleyora Power adalah anak usaha PLN yang terutama menyediakan layanan operasi dan pemeliharaan untuk instalasi pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik yang terletak di Sumatera, Jawa, dan Bali. Melalui anak usahanya, perusahaan ini juga menyediakan layanan manajemen fasilitas, manajemen tagihan, pembersihan industrial, manajemen dokumen terintegrasi, dan manajemen aset.[2][3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini didirikan oleh PLN pada tanggal 18 Oktober 2011 awalnya untuk memenuhi kebutuhan listrik dari tambang dan pabrik peleburan feronikel milik Aneka Tambang di Maluku Utara dengan cara membangun dan mengoperasikan dua pembangkit listrik berkapasitas total 260 MW (PLTU 3x30 MW dan PLTD 10x17 MW). Namun karena PLN dan Antam tidak dapat sepakat mengenai tarif listrik, PLN akhirnya mengarahkan perusahaan ini untuk berbisnis di bidang penjualan tenaga listrik ritel. Bersama Pelindo II, perusahaan ini lalu mendirikan PT Energi Pelabuhan Indonesia untuk menyediakan jasa penyaluran dan penjualan tenaga listrik kepada para penyewa di kawasan yang dikelola oleh Pelindo II. Penjualan tenaga listrik dilakukan secara curah dan dengan tarif premium bisnis-ke-bisnis.
Pada tanggal 14 September 2012, PLN menugaskan perusahaan ini untuk menyediakan jasa operasi dan pemeliharaan untuk instalasi transmisi dan distribusi tenaga listrik melalui kerja sama dengan unit-unit PLN di daerah. Pada tahun 2013, perusahaan ini mengakuisisi PT Mitra Insan Utama yang bergerak di bisnis penyediaan tenaga kerja untuk keperluan operasi dan pemeliharaan pembangkit dan distribusi tenaga listrik, manajemen bangunan, manajemen tagihan, pembersihan industrial, manajemen dokumen terintegrasi, dan manajemen aset. Nama perusahaan tersebut kemudian diubah menjadi PT Haleyora Powerindo. Sepanjang tahun 2017, perusahaan ini pun berhasil mendapat 62 kontrak penugasan pengamanan layanan operasi dan pemeliharaan instalasi distribusi tenaga listrik di enam Unit Induk Distribusi (UID) dan tiga Unit Induk Wilayah (UIW) dari PLN, yang meliputi 38 Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) dan empat Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B).
Pada tahun 2017 juga, PLN menetapkan bahwa wilayah kerja perusahaan ini meliputi Sumatra, Jawa, dan Bali, sementara sisanya merupakan wilayah kerja PLN Tarakan. Pada tahun 2019, perusahaan ini meluncurkan aplikasi ListriQu untuk mempermudah pelanggan PLN dalam melaporkan gangguan pada instalasi ketenagalistrikan.[4] Pada tahun 2020, perusahaan ini meneken nota kesepahaman dengan PT Cogindo Daya Bersama mengenai penyediaan jasa pendukung operasi dan pemeliharaan ketenagalistrikan.[2][3] Pada tahun 2021, perusahaan ini membeli 114 unit motor listrik Gesits untuk digunakan sebagai kendaraan dinas.[5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Komisaris & Direksi". PT Haleyora Power. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-01. Diakses tanggal 1 Januari 2022.
- ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Haleyora Power. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-01-01. Diakses tanggal 1 Januari 2022.
- ^ a b "Profil Perusahaan". PT Haleyora Power. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-01. Diakses tanggal 1 Januari 2022.
- ^ Laucereno, Sylke Febrina (17 Februari 2019). "Komplain Gangguan Listrik Kini Bisa Lewat Aplikasi". Detikcom. Diakses tanggal 27 Mei 2024.
- ^ Pratama, Sena (16 November 2021). "Anak Usaha PLN Borong 264 Unit Motor Listrik GESITS". Kumparan. Diakses tanggal 27 Mei 2024.