Lompat ke isi

Hidangan Eropa modern awal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kacang-kacangan merupakan salah satu bahan makanan pokok yang paling penting bagi orang-orang Toskana modern awal; The Beaneater karya Annibale Carracci, 1580-1590.

Masakan Eropa modern awal (ca 1500-1800) merupakan campuran hidangan makanan yang berupa warisan dari masakan abad pertengahan dikombinasikan dengan inovasi yang kemudian bertahan di era modern. Meskipun ada arus masuk yang besar atas ide-ide baru, peningkatan dalam perdagangan luar negeri dan revolusi ilmiah, pengawetan makanan tetap secara tradisional: dengan pengeringan, pengasinan dan pengasapan atau pengasaman dalam vinegar. Ragam makanan bergantung secara alami pada musim: sebuah buku masak karya Domenico Romoli yang disebut Panunto membuat suatu keutamaan sesuai kebutuhan dengan memasukkan sebuah resep untuk masing-masing hari sepanjang tahun.[1]

Penemuan Dunia Baru, pembentukan jalur perdagangan baru dengan Asia dan peningkatan pengaruh asing dari Afrika Sub-Sahara dan Timur Tengah menyebabkan orang-orang Eropa menjadi akrab dengan beragam bahan makanan baru. Rempah-rempah yang sebelumnya merupakan barang mewah yang mahal, seperti lada, kayu manis, cengkih, pala, dan jahe,[2] dengan cepat menjadi tersedia bagi sebagian besar penduduk, dan masuknya berbagai tanaman baru dari Dunia Baru dan India seperti jagung, kentang, ubi jalar, cabai, kakao, vanilla, tomat, kopi dan teh mengubah masakan Eropa sampai seperti sekarang.

Terjadi peningkatan kemakmuran yang sangat besar di Eropa sepanjang periode ini, yang mana secara bertahap melingkupi semua golongan dan semua bidang, serta berpengaruh besar terhadap perubahan pola makan. Di mana-mana baik dokter maupun koki terus mencirikan bahan-bahan makanan menurut pengaruhnya pada 4 humor: masing-masing bahan makanan dianggap panas atau dingin, lembap atau kering. Nasionalisme pertama kali dipahami pada periode modern awal, namun gagasan akan suatu masakan nasional baru timbul pada abad ke-19. Perbedaan antar kelas sosial merupakan garis pemisah yang jauh lebih penting, dan hampir selalu makanan kelas atas yang diuraikan dalam berbagai koleksi resep dan buku masak.

  1. ^ Romoli, La singolar dottrina, Venice, 1560.
  2. ^ (Inggris) Grendler, Paul F. (2004). The Renaissance : an encyclopedia for student. New York: Charles Scribner's Sons. hlm. 90. ISBN 0-684-31283-2. 

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • (Inggris) Albala, Ken. Food in Early Modern Europe, 1500-1800. Greenwood Press. Westport, CT, 2003 ISBN 0-313-31962-6
  • (Inggris) Braudel, Fernand. Civilization & Capitalism, 15-18th Centuries, Vol 1: The Structures of Everyday Life. William Collins & Sons, London. 1981.
  • (Inggris) Capatti, Alberto and Montanari, Massimo. Italian Cuisine: a Cultural History. Columbia University Press, New York. 2003. ISBN 0-231-12232-2
  • (Inggris) Del Conte, Anna. The Concise Gastronomy of Italy. Barnes and Nobles Books. 2004. ISBN 1-86205-662-5
  • (Inggris) Wheaton, Barbara Ketcham. Savoring the Past: The French Kitchen and Table from 1300 to 1789. First Touchstone, New York. 1996. ISBN 978-0-684-81857-3