Lompat ke isi

Isa ar-Rumi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

al-Imam as-Sayyid [1]
Isa
ar-Rumi al-Naqib al-Uraidhi
Nama asalعيسى
LahirIsa
Meninggal910 M/298 H
Basra
MakamBasra
Tempat tinggalBasra
KebangsaanArab
Warga negaraAbbasiyah
AnakAhmad al-Muhajir
Muhammad al-Azraq
Yahya
Orang tuaMuhammad an-Naqib (ayah)
Kerabatputra dari: Muhammad an-Naqib
sepupu dari: Muhammad al-Jawad

Isa bin Muhammad bin Ali bin Ja'far, adalah imam besar, terdidik dalam ilmu hadits, ilmu fiqih dan ilmu agama lain oleh ayahnya Imam Muhammad bin Ali. Imam Isa bin Muhammad mempunyai kulit berwarna putih kemerah-merahan yang merupakan sebaik-baiknya warna, sebagaimana perkataan Imam Ali bahwa warna kulit Rasulullah adalah putih kemerah-merahan.[2]

Beliau juga dinamakan al-Rumi dan al-Naqib,[3] karena beliau mempunyai rupa putih kemerah-merahan seperti pria yang berasal dari negeri Rum, sedangkan sebutan al-Naqib disebabkan kedudukannya sebagai pemimpin para kaum syarif yang selalu menjaga dan menjamin keamanan kaumnya, nama beliau juga merupakan nama salah satu nabi yaitu nabi Isa alaihi salam. Adapun gelar yang lain yaitu al-Azraq, karena beliau mempunyai mata yang berwarna biru.[4]

Isa bin Muhammad an-Naqib bin Ali bin Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Fatimah binti Rasulullah bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr[5] bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Ismail bin Ibrahim[6][7][8]

Keturunan

[sunting | sunting sumber]

Imam al-Rumi dikaruniai tiga puluh orang anak laki-laki dan lima orang anak perempuan, diantaranya adalah Imam Ahmad al-Muhajir yang merupakan nenek moyang kaum Alawiyin di Hadramaut. Adapun anak laki-laki Imam Isa al-Rumi adalah :[9]

  1. Abdullah, tidak mempunyai keturunan.
  2. Abdurahman, tidak mempunyai keturunan.
  3. Abdullah al-Akbar, tidak mempunyai keturunan.
  4. Abdullah al-Ahwal, tidak mempunyai keturunan.
  5. Abdullah al-Asghor, tidak mempunyai keturunan.
  6. Daud, tidak mempunyai keturunan.
  7. Yahya, tidak mempunyai keturunan.
  8. Ali, tidak mempunyai keturunan.
  9. Abbas, tidak mempunyai keturunan.
  10. Yusuf, tidak mempunyai keturunan.
  11. Hamzah, tidak mempunyai keturunan.
  12. Sulaiman, tidak mempunyai keturunan.
  13. Ismail,
  14. Zaid,
  15. Qasim,
  16. Hamzah,
  17. Harun,
  18. Yahya, sebagian keturunannya tinggal di Madinah ketika Keamiran Muhanna menguasai kota itu sebagai Amir Syarif Husaini. Terutama keluarga Husain bin Yahya bin Yahya bin 'Isa ar-Rumi.
  19. Ali,
  20. Musa,
  21. Ibrahim,
  22. Ja’far,
  23. Ali al- Asghor,
  24. Ishaq,
  25. Husin,
  26. Abdullah,
  27. Muhammad al-Azraq, salah satu keturunannya adalah Syaikh Jamil Halim[10].
  28. Isa,
  29. Ahmad al-Muhajir, kakek dari 'Alawi.

Di antara keturunannya ialah penyebar Islam di tanah Jawa yang kita kenal dengan sebutan Wali Songo, Al Imam Isa meninggal di kota Bashrah sekitar tahun 298 Hijriah.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ https://id.rodovid.org/wk/Orang:359675
  2. ^ Muhammad bin Abubakar al-Syilli. al-Masyra’ al-Rawi, hal. 78
  3. ^ Salah satu nama Nabi saw adalah al-Naqib. Hal itu dikarenakan, ketika pemimpin Bani Najjar, Abu Umamah As’ad bin Zararah meninggal dunia, mereka meminta Rasulullah saw sebagai pengganti dan tidak mau menerima orang lain. Nabi saw berkata, ‘Saya adalah pemimpin kamu‘. (Muhammad bin Abubakar al-Syilli, al-Masyra’ al-Rawi, hal 78)
  4. ^ Muhammad bin Ali al-Khirrid, Op Cit, hal. 335
  5. ^ Zad al-Ma'ad karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah; Quraisy adalah julukan bagi salah satu di antara Fihr atau an-Nadhr (Raudhatul Anwar karya Shafiyyurahman al-Mubarakfuri).
  6. ^ Siyar Alamin Nubala karya Adz-Dzahabi
  7. ^ Al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir
  8. ^ Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani
  9. ^ al-Masyhur, Op Cit, hal. 49
  10. ^ "الرئيسية - موقع أهل السنة و الجماعة". www.mika2eel.com. Diakses tanggal 2021-11-11.