Lompat ke isi

Pengeringan makanan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ikan cod dikeringkan dalam bangunan di Lyngen, Norwegia. Ikan diawetkan melalui berbagai metode seperti pengeringan, pengasapan, dan penggaraman [1]

Pengeringan merupakan salah satu metode pengawetan makanan dengan cara memindahkan air dari makanan sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Pengeringan telah dipraktikan di seluruh dunia sejak zaman kuno untuk mengawetkan makanan. Praktik pengeringan paling awal yang diketahui adalah pengeringan yang dilakukan penghuni kawasan Timur Tengah dan Asia diperkirakan bertanggal tahun 12000 SM.[2]

Tipe bahan pangan yang bisa dikeringkan

[sunting | sunting sumber]
Jamur kering
Gurita dijemur di bawah matahari
Menjemur Ikan asin

Berbagai makanan dapat diolah dengan cara dikeringkan. Misal prosciutto, bresaola, dan beef jerky yang termasuk makanan olahan dengan cara dikeringkan. Buah yang biasa dikeringkan misalnya plum, anggur (menjadi kismis), tin, dan kurma, dapat dimakan dalam kondisi kering atau direhidrasi kembali. Namun buah yang direhidrasi kondisinya tidak akan sama dengan buah segar, dan buah kering akan kehilangan berbagai nutrisi.[3] Sayuran seperti bawang putih, bawang merah, bawang bombay, cabai, jamur, dan ganja dikeringkan untuk tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan kadar rasa. dan Makanan yang dikeringkan umum terdapat di dalam tas para penjelajah, personil militer, jagawana, dan profesi lainnya.

Hákarl merupakan produk ikan kering yang paling terkenal di Islandia.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Grandidier, A. (1899). Guide de l’immigrant à Madagascar. Paris: A Colin et cie.  (Prancis)
  2. ^ "Historical Origins of Food Preservation". Accessed June 2011.
  3. ^ "Grapes Vs. Raisins: A Nutritional Analysis - Yahoo! Voices". voices.yahoo.com. 2011-09-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-20. Diakses tanggal 2013-07-09. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]