Lompat ke isi

Pertempuran Lepanto

Koordinat: 38°15′N 21°15′E / 38.250°N 21.250°E / 38.250; 21.250
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pertempuran Lepanto
Bagian dari Perang Usmani–Habsburg dan Perang Usmani–Venesia Ke-4

Pertempuran Lepanto karya Laureys a Castro
Tanggal7 Oktober 1571
LokasiTeluk Patras, Laut Yonia
38°15′N 21°15′E / 38.250°N 21.250°E / 38.250; 21.250
Hasil Kemenangan Liga Suci
Pihak terlibat

Liga Suci
 Republik Venesia
 Kekaisaran Spanyol

 Republik Genova
Kadipaten Savoia Kadipaten Savoya
Toskana Kadipaten Agung Toskana
 Orde Santo Yohanes
Negara Gereja Negara Gereja
Kaum pemberontak Yunani

Kekaisaran Usmani

Tokoh dan pemimpin
Kekaisaran Spanyol Don Juan de Austria
Kekaisaran Spanyol Álvaro de Bazán
Kekaisaran Spanyol Luis de Requesens
Kekaisaran Spanyol Carlo d'Aragona Tagliavia
Republik Venesia Sebastiano Venier
Republik Venesia Agostino Barbarigo 
Republik Genova Gianandrea Doria
Negara Gereja Marcantonio Colonna
Ali Pasya 
Mehmed Syuruk 
Regency of Algiers Uluj Ali
Kekuatan

65.000 orang:

  • 30.000 kelasi dan anak dayung
  • 35.000 prajurit[1]
206 galai
6 galias[2][3][4]

67.000 orang:

  • 37.000 kelasi dan anak dayung
  • 30.000 prajurit
222 galai
56 galiut[4]
Korban
7.500–10.000 korban jiwa[5] dan 15.000 korban luka[6]
13 galai karam atau hancur[7]
20.000[6]–25.000 korban jiwa[8]
117 galai dirampas
20 galiut dirampas
50 galai dan galiut karam atau hancur
15.000 budak Kristen dibebaskan[6]

Pertempuran Lepanto adalah pertempuran laut yang berlangsung pada tanggal 7 Oktober 1571, manakala armada Liga Suci, koalisi negara-negara Katolik bentukan Paus Pius V, menimpakan kekalahan besar atas armada Kekaisaran Usmani di perairan Teluk Patras. Pertempuran meletus ketika angkatan perang Usmani yang sedang berlayar hala ke barat dari pangkalan lautnya di Lepanto (nama pemberian orang-orang Venesia untuk kota Nafpaktos, orang-orang Turki menamakannya İnebahtı) berpapasan dengan armada Liga Suci yang sedang berlayar hala ke timur dari Messina, Sisilia.[9]

Armada Liga Suci terdiri atas 109 galai dan enam galias dari Republik Venesia, 49 galai dari Kekaisaran Spanyol, 27 galai dari Republik Genova, tujuh galai dari Negara Gereja, lima galai dari Orde Santo Stefanus dan Kadipaten Agung Toskana, tiga galai dari Kadipaten Savoya, tiga galai dari Orde Kesatria Malta, dan beberapa kapal swasta.[9] Don Juan de Austria, adik tiri Raja Felipe II, diangkat Paus Pius V menjadi panglima segenap armada, dan memimpin divisi tengah bersama-sama laksamana Negara Gereja Marcantonio Colonna dan laksamana Venesia Sebastiano Venier. Divisi-divisi sayap dipimpin oleh laksamana Venesia Agostino Barbarigo dan laksamana Genova Gianandrea Doria. Armada Usmani terdiri atas 222 galai dan 56 galiut yang dipanglimai Muezinzadeh Ali Pasya, Mehmed Syuruk, dan Uluj Ali.

Di dalam sejarah perang laut, Pertempuran Lepanto merupakan laga besar terakhir di Eropa yang mempertarungkan kapal-kapal dayung,[10] yaitu galai dan galias, keturunan langsung dari kapal-kapal perang triremis kuno. Pada hakikatnya pertempuran ini adalah "laga antarprajurit pejalan kaki di atas panggung-panggung terapung".[11] Pertempuran Lepanto merupakan pertempuran laut terbesar dalam sejarah Eropa semenjak Abad Klasik, melibatkan lebih dari 450 kapal perang. Berdasawarsa kemudian, pemanfaatan galiung dan penerapan taktik banjar tempur yang kian meningkat akhirnya menggeser pemanfaatan galai sebagai kapal perang dan membuka "zaman kapal layar".

Kemenangan Liga Suci menghalangi gerak ekspansi Kesultanan Utsmaniyah ke sisi Eropa dari Mediterania. Pertempuran Lepanto adalah pertempuran laut berskala besar terakhir di Mediterania yang menggunakan kapal-kapal galai, dan oleh beberapa sejarawan dianggap memiliki arti penting baik secara simbolis maupun secara historis.[12][13][14]

Kemenangan Liga Suci adalah peristiwa mahapenting dalam sejarah Eropa maupun Kekaisaran Usmani, lantaran nyaris tuntas menumpas armada Usmani dan menjadi titik balik ekspansi Usmani ke Mediterania, kendati sepak terjang Usmani di Eropa masih berlanjut satu abad lagi.[15] Pertempuran Lepanto sudah lama dibanding-bandingkan dengan Pertempuran Salamis, baik karena kesejajaran taktik tempurnya, maupun karena sama-sama merupakan pertempuran yang menentukan nasib bangsa Eropa dalam perjuangan melawan ekspansi kemaharajaan asing.[16] Pertempuran Lepanto juga sangat penting secara simbolis karena berlangsung ketika Eropa terkoyak perang-perang agama, buntut dari Reformasi Protestan. Paus Pius V menetapkan tanggal kemenangan di Lepanto sebagai tanggal perayaan Bunda Kemenangan, sementara Raja Felipe II memanfaatkan kemenangan di Lepanto untuk memantapkan posisinya sebagai "Raja Paling Katolik" dan pembela Dunia Kristen dari rongrongan Muslim.[17] Sejarawan Paul K. Davis mengemukakan di dalam tulisannya sebagai berikutː

Lebih dari sekadar kemenangan militer, Lepanto adalah suatu kemenangan moral. Berdasawarsa lamanya Turki Usmani menggentarkan Eropa, dan kemenangan-kemenangan Suleiman Gemilang menjadi sumber keprihatinan serius bagi Eropa Kristen. Kekalahan di Lepanto kian menyingkap kemunduran pesat Usmani di bawah pemerintahan Selim II, dan umat Kristen bersukacita di atas kemunduran Usmani ini. Pertempuran ini sungguh-sungguh merusak citra perkasa Usmani, dan membesarkan hati Eropa Kristen.[18]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]
Penggambaran Angkatan Laut Utsmaniyah dalam Pertempuran Lepanto

Sebuah Koalisi negara-negara Kristen digagas oleh Paus Pius V demi menyelamatkan Famagusta, jajahan Venesia di pulau Siprus, yang dikepung Turki pada awal 1571 setelah jatuhnya Nikosia dan daerah-daerah jajahan Venesia lainnya di Siprus ke tangan Turki pada 1570.

Pataka armada koalisi, yang telah diberkati Sri Paus, tiba di Kerajaan Napoli (kala itu berada di bawah pemerintahan Raja Spanyol) pada 14 Agustus 1571. Di Napoli, di dalam Basilica di Santa Chiara, pataka itu dengan khidmat diserahkan kepada Don Juan de Austria, yang telah ditunjuk sebagai pucuk pimpinan koalisi melalui perundingan panjang antar negara anggota. Armada itu bertolak dari Messina menuju Sisilia dan mencapai (setelah beberapa kali singgah) bandar Fiskardo di Kefalonia, tatkala tiba warta tentang kejatuhan Famagusta dan tentang penyiksaan yang dilakukan orang-orang Turki terhadap panglima Venesia yang mengepalai benteng, Marco Antonio Bragadin.

Pada 1 Agustus, orang-orang Venesia telah menyerah setelah diyakinkan bahwa mereka akan diizinkan meninggalkan Siprus dengan bebas. Akan tetapi, Panglima Utsmaniyah, Lala Kara Mustafa Pasha, yang telah kehilangan sekitar 50.000 prajurit dalam pengepungan Famagusta,[19] mengingkari janjinya dan memenjarakan orang-orang Venesia. Pada 17 Agustus, Bragadin dikuliti hidup-hidup dan mayatnya digantung di galai Mustafa bersama dengan kepala-kepala para panglima Venesia yang dipancung, yakni Astorre Baglioni, Alvise Martinengo, dan Gianantonio Querini.

Meskipun dihantam cuaca buruk, kapal-kapal Kristen berlayar menuju selatan, dan pada 6 Oktober mencapai bandar Sami, Kefalonia (kala itu juga disebut Val d'Alessandria), tempat armada mengaso untuk sementara waktu. Pada 7 Oktober, armada berlayar menuju Teluk Patras dan berpapasan dengan armada Utsmaniyah. Meskipun masing-masing pihak tidak memiliki sumber-sumber daya maupun maksud-maksud strategis di teluk itu, kedua-duanya memutuskan untuk bertempur. Armada Utsmaniyah dalam waktu singkat menerima titah dari Sultan untuk bertempur, dan Don Juan de Austria merasa perlu menyerang guna mempertahankan integritas ekspedisi itu di tengah-tengah perselisihan politis dan pribadi dalam Liga Suci.[20]

Tindakan Dinasti Habsburg

[sunting | sunting sumber]

Pada akhirnnya, Orang Venesia membentuk aliansi dengan Paus Pius V dan Philip II dari Spanyol. Pada tanggal 25 Mei 1571, orang orang Venesia pada akhirnya membentuk sebuah aliansi. Philip mengirim adik tirinya, Don Juan de Austria. Pada saat sekutu berkumpul di Sisilia, Kesultanan Utsmaniyah sudah menaklukkan Nikosia pada 5 September 1570. Setelah menaklukkan Nikosia, dilanjutkan dengan mengepung Famagusta dan masuk ke Laut Adriatik. Armada Kesultanan Utsmaniyah sudah bersandar di Teluk Patras, dekat Lepanto (Návpatkos), Yunani.[21]

Purnayuda

[sunting | sunting sumber]
Para Pemenang Lepanto, Don Juan de Austria, Marcantonio Colonna, dan Sebastiano Venier, lukisan cat minyak karya seniman anonim, dari sekitar tahun 1575, dulu terpajang di Puri Ambras, sekarang tersimpan di Museum Sejarah Seni Rupa, Wina

Pertempuran Lepanto mendatangkan kekalahan yang signifikan bagi Kekaisaran Usmani yang belum pernah kecundang dalam pertempuran-pertempuran laut berskala besar sejak abad ke-15.[22] Meskipun demikian, Liga Suci gagal memetik manfaat dari kemenangannya, dan sekalipun kekalahan Usmani sudah sering didengung-dengungkan sebagai titik balik sejarah yang mengawali redanya ekspansi teritorial Usmani, bukan berarti sepak terjang Kekaisaran Usmani serta-merta terhenti. Kemenangan pihak Kristen di Lepanto mengukuhkan pembelahan de facto Mediterania. Kawasan timur dikuasai Usmani, sementara kawasan barat dikuasai Spanyol dan sekutu-sekutu Italianya. Pertempuran Lepanto menjegal upaya Usmani untuk merebut daerah-daerah kekuasaan orang Italia, tetapi Liga Suci tidak berhasil merebut kembali daerah-daerah yang sudah direbut Usmani prapertempuran Lepanto.[23] Sejarawan Paul K. Davis mengikhtisarkan arti penting Pertempuran Lepanto di dalam kalimat "kekalahan Turki ini menghentikan ekspansi Usmani ke Mediterania, dan dengan demikian melanggengkan dominansi Eropa, serta menumbuhkan rasa percaya diri orang-orang Eropa lantaran orang-orang Turki, yang dulu mustahil dilawan, ternyata dapat dikalahkan."[24]

Pihak Usmani lekas-lekas berusaha memulihkan kekuatan angkatan lautnya.[25] Pada tahun 1572, kira-kira enam bulan sesudah mengalami kekalahan, lebih dari 150 galai, 8 galias, sampai total 250 kapal sudah berhasil dibangun, termasuk delapan kapal terbesar yang pernah terlihat di Mediterania.[26] Dengan armada barunya, Kekaisaran Usmani mampu menegakkan kembali supremasinya di kawasan timur Mediterania.[27] Perdana menteri Sultan Selim II, Wazir Agung Sokolu Mehmed Pasya, bahkan sesumbar kepada utusan Venesia, Marcantonio Barbaro, bahwa kemenangan pihak Kristen di Lepanto tidak menimbulkan cedera yang langgeng bagi Kekaisaran Usmani, sedangkan perebutan Siprus oleh Usmani pada tahun yang sama merupakan pukulan telak bagi pihak Kristen, katanya:

Engkau datang hendak melihat bagaimana kami menanggung kemalangan kami. Namun mari aku jelaskan bedanya kerugian kalian dari kerugian kami. Dengan merampas Siprus dari kalian, kami renggut sebelah lengan kalian; dengan mengalahkan armada kami, kalian sekadar mencukur janggut kami. Lengan yang putus mustahil tumbuh kembali, tetapi janggut yang tercukur akan tumbuh lebih subur lagi.[28]

Pada tahun 1572, armada aliansi Kristen kembali beroperasi, kali ini harus berhadapan dengan armada baru Usmani yang terdiri atas 200 kapal di bawah kepemimpinan Kılıç Ali Pasya, tetapi panglima Usmani itu berusaha keras menghindari bentrok dengan armada aliansi Kristen dan mencari aman dengan berlindung di benteng Modon. Kedatangan eskadron Spanyol yang terdiri atas 55 kapal membuat kekuatan kedua belah pihak menjadi imbang dan membuka peluang bagi aliansi Kristen untuk menimpakan kekalahan telak ke atas lawannya, tetapi perselisihan antarpanglima Kristen dan keengganan Don Juan untuk terlibat akhirnya membuyarkan peluang emas itu.[29]

Kepulangan Bala Aswasada Santo Stefanus dari Palagan Lepanto, lukisan karya Jacopo Ligozzi, dari sekitar tahun 1610, di Gereja Santo Stefano dei Cavalieri, Pisa

Paus Pius V tutup usia pada tanggal 1 Mei 1572. Kepentingan-kepentingan para anggota Liga Suci yang tidak saling sejalan mulai tersingkap, dan aliansi Kristen pun mulai tercerai-berai. Pada tahun 1573, armada Liga Suci gagal berlayar bersama; Don Juan malah menyerbu dan merebut Tunis, itu pun akhirnya direbut kembali oleh Usmani pada tahun 1574. Kekhawatiran akan hilangnya daerah-daerah kekuasaan di Dalmasia maupun akan ancaman invasi Usmani ke Friuli, dan keinginan untuk menghentikan pengurasan sumber daya negara demi perjuangan yang tidak jelas untungnya maupun untuk memulihkan hubungan dagang dengan Kekaisaran Usmani mendorong Venesia untuk mengupayakan perundingan-perundingan unilateral dengan pihak Gapura Luhur.[30]

Liga Suci dibubarkan dengan ditandatanganinya perjanjian damai tanggal 7 Maret 1573 yang mengakhiri Perang Siprus. Venesia terpaksa menerima syarat-syarat yang merugikan pihaknya sekalipun menang di Lepanto. Siprus secara resmi diserahkan kepada Kekaisaran Usmani, dan Venesia bersedia membayar ganti rugi sebesar 300.000 dukat. Selain itu, garis sempadan wilayah Venesia di Dalmasia juga bergeser lantaran Turki menduduki beberapa daerah kecil tetapi penting di daratan gigir yang mencakup lahan-lahan pertanian tersubur di sekitar kota-kota, sehingga berdampak buruk terhadap ekonomi kota-kota Venesia di Dalmasia.[31] Kedua belah pihak mempertahankan hubungan damai sampai Perang Kreta meletus pada tahun 1645.[32]

Pada tahun 1574, Usmani merebut kembali kota Tunis yang strategis dari Bani Hafsi yang kembali berkuasa dengan dukungan Spanyol sesudah pasukan Don Juan de Austria merebut kota itu dari Usmani setahun sebelumnya. Eratnya persekutuan dengan Prancis yang sudah lama terbina dengan baik memungkinkan angkatan laut Usmani untuk kembali berkiprah di perairan barat Mediterania. Pada tahun 1576, Usmani membantu Abdul Malik merebut Fez, dan dengan demikian menguatkan kembali penaklukan tidak langsung Usmani atas Maroko yang sudah dimulai sejak masa pemerintahan Suleiman Gemilang. Ditegakkannya suzerenitas Usmani atas kawasan itu membuat seluruh pesisir selatan Mediterania dari Selat Gibraltar sampai Yunani tunduk kepada Usmani, kecuali kota niaga Wahran dan kota-kota permukiman strategis seperti Melilla dan Ceuta yang dikuasai Spanyol. Meskipun demikian, selepas tahun 1580, Kekaisaran Usmani tidak lagi mampu mengimbangi kiprah angkatan laut negara-negara Eropa, lebih-lebih sesudah bangsa Eropa merekacipta kapal galiung dan taktik banjar tempur.[33]

Warisan sejarah

[sunting | sunting sumber]

Peringatan

[sunting | sunting sumber]
Pertempuran Lepanto, gambar gravir karya Martin Rota, cetakan tahun 1572, Venesia

Liga Suci menisbatkan kemenangannya kepada Bunda Maria. Mereka percaya bahwa Allah melimpahkan kemenangan kepada mereka berkat syafaat Bunda Maria yang mereka pinta kepadanya melalui doa rosario. Laksamana Gianandrea Doria menyimpan sehelai salinan gambar bertuah Bunda Guadalupe pemberian Raja Felipe II di bilik-nakhoda kapalnya.[34] Untuk memperingati kemenangan Liga Suci di Lepanto, Paus Pius V menetapkan hari raya baru Katolik, yaitu perhelatan Bunda Kemenangan, yang dewasa ini dirayakan oleh Gereja Katolik sebagai perhelatan Bunda Rosario.[35] Di dalam bukunya tentang rosario yang terbit tahun 1584, padri Dominikan Juan Lopez mengemukakan bahwa perhelatan rosario dicanangkan "sebagai kenang-kenangan dan ungkapan syukur abadi atas mukjizat yang dilimpahkan Tuhan kepada umat Kristen kepunyaan-Nya yang melawan armada Turki pada hari itu".[36] Sebuah karya musik digubah khusus untuk memperingati kemenangan di Lepanto, yaitu motet Canticum Moysis (Madah Musa, Keluaran 15ː1–18) Pro victoria navali contra Turcas, anggitan Fernando de las Infantas, komponis Spanyol yang bermukim di Roma.[37] Karya musik lainnya adalah Cantio octo vocum de sacro foedere contra Turcas (Lagu Delapan Suara Ihwal Liga Suci Lawan Turki), anggitan Jacobus de Kerle (pada tahun 1572), yang disifatkan Stephen Pettitt (pada tahun 2006) sebagai musik "keprajuritan penuh semangat berapi-api" untuk merayakan kemenangan itu.[38] Ada pula berbagai perayaan dan pesta pora di Roma dan Venesia, yang dimeriahkan dengan kirab kemenangan dan pawai busana, serta mempertontonkan budak-budak Turki yang dirantai.[39]

Riwayat Aneka Peristiwa, yang Terjadi Semenjak Permulaan Perang yang Dilancarkan terhadap Orang Venesia oleh Selim Usmani, Sampai Hari Besar Kemenangan Tempur Melawan Turki, karya tulis Giovanni Pietro Contarini yang terbit pada tahun 1572, hanya beberapa bulan seusai Pertempuran Lepanto, merupakan catatan komprehensif pertama mengenai perang tersebut, dan satu-satunya karya tulis yang berusaha menyajikan gambaran umum secara singkat dan padat tetapi lengkap mengenai perang tersebut maupun kemenangan Liga Suci. Riwayat Giovanni Pietro Contarini tidak sekadar menyajikan sanjungan yang meluap-luap maupun laporan kejadian nyata belaka, melainkan juga menyelami makna dan arti penting dari kejadian-kejadian yang diriwayatkannya. Karya tulis ini juga merupakan satu-satunya catatan sejarah lengkap yang ditulis oleh seorang pengulas yang menyaksikan sendiri kejadiannya, mencampurkan narasinya yang lugas dengan renungan-renungan yang tajam dan konsisten tentang filsafat politik konflik dalam konteks konfrontasi Usmani–Katolik di Mediterania pada Awal Abad Kiwari.[40]

Felipe II Menyerahkan Pangeran Fernando kepada Kemenangan, lukisan karya Tiziano, sekitar tahun 1572–1575, Museo del Prado, Madrid

Ada banyak representasi citrawi Pertempuran Lepanto. Cetakan-cetakan susunan tempurnya muncul di Venesia dan Roma pada tahun 1571.[41] Banyak lukisan Pertempuran Lepanto yang dibuat atas pesanan orang, antara lain lukisan Andrea Vicentino pada dinding Sala dello Scrutinio Istana Doge di Venesia, pengganti lukisan Kemenangan Lepanto karya Tintoretto yang rusak dilalap api pada tahun 1577. Tiziano menjadikan adegan Pertempuran Lepanto sebagai latar pada likisan alegoris yang menampilkan Raja Filipe II bersama putranya yang masih bayi, Don Fernando, yang lahir pada tanggal 4 Desember 1571, tidak lama sesudah Liga Suci meraih kemenangan di Lepanto. Sesosok malaikat terlihat turun dari langit membawa sepelepah daun palem bersama semboyan "Maiora tibi" (kelak kaubuat yang lebih hebat lagi) untuk Don Fernando yang sedang dibopong ayahnya. Don Fernando wafat saat masih kanak-kanak pada tahun 1578.[42]

Alegoti Pertempuran Lepanto (sekitar tahun 1572, cat minyak pada kanvas berukuran 169 x 137 cm, Gallerie dell'Accademia, Venesia) adalah salah satu lukisan karya Paolo Veronese.

Patung Don Juan de Austria di Messina

Patung Don Juan de Austria di Messina didirikan berdasarkan keputusan Senat Kota Messina pada tahun 1571, untuk memperingati kepulangan Don Juan ke Messina seusai Pertempuran Lepanto. Patung ini dikerjakan oleh Andrea Calamech dan diresmikan pada tahun 1572.

Puisi dan fiksi

[sunting | sunting sumber]

Ada pula tanggapan puitis langsung terhadap kemenangan Liga Suci di Lepanto. Di Italia saja tercipta 233 judul soneta, madrigal, dan puisi yang dicetak antara tahun 1571 sampai 1573, beberapa di antaranya memuat larik-larik yang ditulis dalam dialek daerah atau bahasa Latin.[43]

Baca juga

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ John F. Guilmartin (1974), hlmn. 253–255
  2. ^ Konstam, Angus (2003). Lepanto 1571: The Greatest Naval Battle of the Renaissance. United Kingdom: Osprey Publishing. hlm. 20–23. ISBN 1-84176-409-4. Diakses tanggal 29 Agustus 2012. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Fernandez de la Puente y Acevedo, José (1853). Memoria histórico-crítica del célebre combate naval y victoria de Lepanto. Madrid, Spanyol: Real Academia de la Historia. hlm. 35. 
  4. ^ a b Geoffrey Parker, The Military Revolution, hlmn. 87–88
  5. ^ Nolan, Cathal (2006). The Age of Wars of Religion, 1000–1650: Encyclopedia of Global Warfare and Civilization, Jilid 2. Greenwood Publishing Group. hlm. 529. 
  6. ^ a b c Tucker 2010, hlm. 178.
  7. ^ Confrontation at Lepanto oleh T. C. F. Hopkins, intro
  8. ^ William Oliver Stevens dan Allan F. Westcott, A History of Sea Power, 1920, hlm. 107.
  9. ^ a b Davis 1999, hlm. 195.
  10. ^ Hanson 2010, hlm. 96.
  11. ^ William Stevens, History of Sea Power (1920), hlm. 83.
  12. ^ John L. Esposito (1999). The Islamic Threat: Myth or Reality?. Oxford U.P. hlm. 42, 85. 
  13. ^ Paul K. Davis (1999). 100 Decisive Battles: From Ancient Times to the Present. Oxford U.P. hlm. 170. 
  14. ^ Jackson J. Spielvogel (2012). Western Civilization: A Brief History, Jilid II: Since 1500, Edisi ke-8. Cengage Learning. hlm. 343. 
  15. ^ Beaton, Roderick (2021). The Greeks: A Global History (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-1). New York: Basic Books. hlm. 368. ISBN 9781541618299. 
  16. ^ Sebagai contoh lih. William Stevens, History of Sea Power (1920), hlm. 83; Frederick A. de Armas, Cervantes, Raphael and the Classics (1998), hlm. 87.
  17. ^ Jasanya mendanai Liga Suci dalam rangka menghadapi Usmani membuat Felipe II mendapatkan gelar "Raja Paling Katolik", kedudukan sebagai "jawara agama Katolik se-Eropa, peran yang menuntunnya kepada kemenangan-kemenangan yang spektakuler maupun kekalahan-kekalahan yang sama spektakulernya. Kepemimpinan Spanyol dalam suatu 'liga suci' melawan rongrongan Turki di Mediterania membuahkan kemenangan yang menakjubkan atas armada Turki dalam Pertempuran Lepanto pada tahun 1571. Kesialan terbesar Felipe terbit dari usaha-usahanya untuk menumpas pemberontakan di Negeri Belanda dan hubungannya yang pelik dengan Ratu Elizabeth."Jackson J. Spielvogel (2012). Western Civilization: A Brief History, Volume II: Since 1500 (edisi ke-8). Cengage Learning. hlm. 253. ISBN 9781133607939. 
  18. ^ Davis 1999, hlm. 199.
  19. ^ Goffman (2002), hal. 158
  20. ^ Glete, Jan: Warfare at Sea, 1500–1650: Maritime Conflicts and the Transformation of Europe. Routledge. 2000. hal. 105. Diakses dari Ebrary.
  21. ^ http://www.britannica.com/EBchecked/topic/336733/Battle-of-Lepanto Ensiklopedia Britannia
  22. ^ Wheatcroft 2004, hlmn. 33–34
  23. ^ Abulafia 2012, hlm. 451.
  24. ^ Davis 1999, hlm. 194.
  25. ^ Keegan, A History of Warfare (1993), hlm. 337.
  26. ^ J. Norwich, A History of Venice, 490
  27. ^ L. Kinross, The Ottoman Centuries: The Rise and Fall of the Turkish Empire, 272
  28. ^ Wheatcroft 2004, hlm. 34
  29. ^ Guilmartin, John F. (2003). Galleons and Galleys: Gunpowder and the Changing Face of Warfare at Sea, 1300–1650. Cassell. hlm. 149–150. 
  30. ^ Finkel, Caroline (2006). Osman's Dream: The Story of the Ottoman Empire 1300–1923. London: John Murray. hlm. 161.  Setton, Kenneth M. (1984). The Papacy and the Levant (1204–1571), Jld. IV: The Sixteenth Century. Memoirs of the American Philosophical Society. hlm. 1093–1095. ISBN 9780871691149. 
  31. ^ Raukar, Tomislav (November 1977). "Venecija i ekonomski razvoj Dalmacije u XV i XVI stoljeću". Journal – Institute of Croatian History (dalam bahasa Kroasia). Zagreb, Kroasia: Fakultas Filsafat, Zagreb. 10 (1): 221. ISSN 0353-295X. Diakses tanggal 08 Juli 2012. 
  32. ^ Finkel (2006), hlm. 222
  33. ^ "Selepas tahun 1580, kiprah kelautan kian tidak digemari; kapal-kapal armada Usmani terbengkalai hingga lapuk dimakan usia di perairan teduh Tanduk Emas." Roger Crowley, "Empires of the Sea: The siege of Malta, the battle of Lepanto and the contest for the center of the world", penerbit Random House, 2008, hlm. 287.
  34. ^ Badde, Paul (2005). Maria von Guadalupe. Wie das Erscheinen der Jungfrau Weltgeschichte schrieb. ISBN 3-548-60561-3. 
  35. ^ Alban Butler, Butler's Lives Of The Saints (1999), hlm. 222. Lih. EWTN mengenai Battle of Lepanto (1571) [1].
  36. ^ Libro en que se tratea de la importancia y exercicio del santo rosario, Zaragoza: Domingo Portonariis y Ursino (1584), dikutip menurut Lorenzo F. Candelaria, The Rosary Cantoral: Ritual and Social Design in a Chantbook from Early Renaissance Toledo, University Rochester Press (2008), hlm. 109.
  37. ^ Stevenson, R. Chapter 'Other church masters' bagian 14. 'Infantas' in Spanish Cathedral Music in the Golden Age hlmn. 316–318.
  38. ^ Stephen Pettitt, "Classical: New Releases: Jacobus De Kerle: Da Pacem Domine", Sunday Times, Jan 2006.
  39. ^ Lih. artikel Rick Scorza dalam The Slave in European Art: From Renaissance Trophy to Abolitionist Emblem, ed. Elizabeth McGrath dan Jean Michel Massing, London (The Warburg Institute) dan Turino 2012.
  40. ^ Contarini, Giovanni Pietro (2019). From Cyprus to Lepanto: History of the Events, which Occurred from the Beginning of the War Brought Against the Venetians by Selim the Ottoman, to the Day of the Great and Victorious Battle Against the Turks. Diterjemahkan oleh Petkov, Kiril. Italica Press. ISBN 978-1-59910-383-9. 
  41. ^ gambar cukil tembaga anonim, 1571, Museo Civico Correr, Museo di Storia Navale, Venesia; Vero retratto del armata Christiana et Turchesca in ordinanza [...] dove li nostri ebero la gloriosa vitoria tra Lepanto [...], 1571; Il vero ordine et modo tenuto dalle Chistiana et turchescha nella bataglia, che fu all. 7. Ottobrio [...], Venice 1571, Museo di Storia Navale, Venice; Agostino Barberigo, L' ultimo Et vero Ritrato Di la vitoria de L'armata Cristiana de la santissima liga Contre a L'armata Turcheschà [...], 1571. Antonio Lafreri, L’ordine tenuto dall’armata della santa Lega Christiana contro il Turcho [...], n'e seguita la felicissima Vittoria li sette d'Ottobre MDLXXI [...], Roma, 1571 (bnf.fr). Bernhard Jobin, Mercklicher Schiffstreit /und Schlachtordnung beyder Christlichjen / und Türckischen Armada / wie sich die jüngst den 7. Oktob. 71. Jar verloffen / eigentlich fürgerissen / und warhafftig beschrieben, Strasbourg, 1572; dikutip mengikuti Rudolph (2012).
  42. ^ Robert Enggass and Jonathan Brown, Italian and Spanish Art, 1600–1750: Sources and Documents (1992), hlm. 213.
  43. ^ Emma Grootveld, Trumpets of Lepanto. Italian narrative poetry (1571–1650) on the war of Cyprus, KU Leuven & University of Ghent 2017, hlm.7 dst

Kepustakaan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]