Lompat ke isi

Puri Anom Tabanan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Puri Anom Tabanan adalah sebuah puri atau Keraton di Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia.

Sejarah Puri

[sunting | sunting sumber]
Bencingah Puri Anom Tabanan 2015
Pusaka Peninggalan Kerajaan di Puri Anom
Keluarga Besar Puri Anom

Sejarah Puri Anom Tabanan, tidak terlepas dari ekspansi Kerajaan Majapahit ke Bali pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi dengan patihnya yang terkenal yaitu Maha Patih Gajah Mada. Patih Gajah Mada beserta bangsawan kerajaan Majapahit yakni Arya Dhamar (juga dikenal sebagai Adityawarman (Raja Swarna Dwipa Sumatra)) beserta putra beliau dan Arya lainnya menyerang Bali yang saat itu dikuasai oleh seorang Raja yang bergelar Bhatara Śri Astasura Ratna Bumi Banten.

Setelah Bali dapat ditaklukan, Gajah mada kembali ke Majapahit, sementara Arya Damar atau Adityawarman kembali ke daerah kekuasaannya di Sumatra. Putra putra Adityawarman beserta para pembesar lainnya langsung ditempatkan di masing-masing daerah sebagai penguasa, yakni:[butuh rujukan]

  1. Arya Kenceng, salah satu putra Sang Adityawarman membangun istana di Pucangan Buahan (Tabanan) dengan diberikan rakyat sebanyak 40.000 orang. Sehingga dapat dipastikan berdirinya Kerajaan Tabanan adalah pada tahun 1343 Masehi atau tahun Caka 1265. para arya lainnya seperti
  2. Arya Kutawaringin berkuasa di Gelgel dan diberikan rakyat sebanyak 5.000 orang.
  3. Arya Sentong berkuasa di Perean dan diberikan rakyat sebanyak 10.000 orang.
  4. Arya Belog berkuasa di daerah Kaba Kaba.
  5. Arya Delancang berkuasa di Desa Kapal.
  6. Arya Kanuruhan berkuasa di Desa Tangkas.
  7. Arya Punta berkuasa di Desa Mambal.
  8. Arya Jerudeh berkuasa di Desa Temukti.
  9. Arya Tumenggung berkuasa di Desa Patemon.
  10. Arya Pamacekan berkuasa di Desa Bondalem.
  11. Arya Beleteng berkuasa di Desa Pacung.

Puri Tabanan berdiri pada tahun 1343 Masehi. Pada masa kolonialisme Belanda, Raja Puri Agung Singasana Tabanan terakhir, Ida I Gusti Ngurah Rai, ikut berperang dan tewas puputan bersama putra mahkota (I Gusti Ngurah Gde Pegeg) di Badung sesaat setelah Perang Puputan Badung terjadi pada tahun 1906 karena tidak sudi untuk menyatakan tunduk kepada penjajah Belanda. Putri–putri beliau dari Permaisuri kemudian pindah ke Puri Anom Tabanan pada tahun 1910. Salah satu putrinya, Sagung Ayu Oka, menikah dengan Tuan Kramer, clerk kontrolir Belanda. Sagung Ayu Putu menikah dengan I Gusti Ngurah Anom di Puri Anom Saren Taman (Sekarang disebut Puri Anom Saren Kawuh) sementara putra putri raja yang lain menetap di Puri Dangin Tabanan.

Puri Anom Tabanan didirikan pada masa pemerintahan Ida I Gusti Ngurah Ngurah Agung Tabanan, raja ke-19, yang berkuasa pada tahun 1810–1843. Beliau memerintahkan putranya yang masih muda (Anom) untuk membangun istana baru tepat di sebelah utara puri kerajaan (di bekas lokasi Puri Mas, Puri Raja pemade I Gusti Ngurah Anom) sehingga itu mungkin yang menyebabkan istana itu kemudian disebut sebagai Puri Anom yang dapat diartikan sebagai Puri Muda atau juga Puri yang baru. Sejak saat itu sampai sekarang puri ini dipakai untuk tempat tinggal dan kegiatan keluarga Raja-Raja Tabanan.

Pada Agustus 2003, Puri Anom Tabanan diresmikan oleh bupati Tabanan sebagai salah satu warisan budaya dan aset Kota Tabanan yang penting untuk dilestarikan. Dalam upaya itu, puri dibuka untuk umum agar masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai peninggalan sejarah yang bernilai luhur.

Arsitektur khas kerajaan di Bali dapat ditemui di Puri Anom Tabanan yang berlokasi di jantung Kota Tabanan dan berdiri di kawasan hampir seluas 2,5 hektare.

Bagian Puri

[sunting | sunting sumber]
Wargi Alas Purwo di Bale Ukir Ancak Saji
Foto Areal Ancak Saji dan Gedong Ukir
Bale Simpen Gong Ring Tandekan

Terdapat beberapa bagian penting dari bangunan puri yang merupakan ciri khas dari struktur arsitektural sebuah Puri.

  • Bencingah. Bencingah Puri merupakan Bagian terdepan dari Kompleks ini. Sebuah pohon beringin yang berumur ratusan tahun (diperkirakan ditanam pada saat pembangunanpuri ini) merupakan simbol pengayoman terhadap masyarakat. Pada zaman dahulu pasar berlokasi di depan Bencingah Puri Singasana. Karena melalui bencingah Raja akan dapat memantau perkembangan ekonomi rakyat. Di Bencingah terdapat sebuah bangunan yang disebut Bale Bengong, tempat Raja memantau kegiatan ekonomi rakyat.
  • Suci Ageng. Adalah Tempat Persembahyangan Keluarga Puri, Terdapat 4 bangunan Suci di Puri Anom Tabanan,yakni: Suci Ageng, Suci Saren Kangin, Suci Saren Tengah dan Suci Saren Kawuh
  • Ancak Saji. Ditandai dengan dua pasang gerbang kembar yang bernama Candi Bentar. Sepasang candi bentar menghadap ke timur dan sepasang lagi menghadap ke Utara. Terdapat sebuah bangunan kuno berukir motif lama, merupakan tempat melapor untuk tamu yang akan menghadap ke Puri. Disebelah selatannya terdapat Suci Agung Puri, yang merupakan tempat persembahyangan keluarga besar puri.
  • Bale Kembar. Kompleks bale-bale ini merupakan tempat upacara pitra yadnya yang paling utama, Upacara pitra yadnya ini bernama munggah Bale kembar. Upacara ini sekarang sangat sulit dilaksanakan karena memakan waktu minimal 6 bulan hingga mencapai 1 tahun.
  • Tandekan. Adalah merupakan tempat penerimaan tamu, dan juga sebagai "guest house" atau tempat bermalam tamu-tamu kerajaan yang dihormati. Di kompleks Saren Tandekan terdapat beberapa bangunan:
    • Bale Mundar Manik, sebagai tempat layon untuk para mekel yang ikut ngiring Upacara Munggah Bale kembar
    • Bale Gedong, Sebagai Tempat tidur/ saren untuk tamu tamu kerajaan
    • Gedong simpen, Untuk tempat penyimpanan gong, wayang dan alat kesenian lainnya
    • Bale Tajuk, Untuk Tempat pertemuan, atau menunggu pengiring pengiring
  • Saren Agung Terdapat dua buah saren Agung dan tiga Suci Alit, sebagai tempat untuk upacara manusa yadnya. Di saren Agug terdapat berapa bangunan utama
    • Bale Gede
    • Bale Singa Sari
    • Bale Sari
    • Bale Tegeh (Loji) untuk tempat menyimpan senjata senjata dan lontar lontar puri dan Pura Pura yang disucikan
    • Bale Tajuk
  • Pakraman. Adalah tempat tinggal dan tempat aktivitas sehari-hari keluarga puri. Terdapat tiga pakraman di puri anom Tabanan, yakni pakraman saren kangin, pakraman saren tengah dan pakraman saren kauh.
  • Pekandelan. Adalah tempat tinggal abdi dalem Puri yang dipercaya. Pada masa kerajaan Tabanan, yang tercatat mempunyai Pekandelan adalah, "Puri Singasana (Puri Gede ), Puri Kaleran dan Puri Anom (Denah Kerajaan Tabanan; Geertz, Negara Theater)"

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan. 1994/1995. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, direktorat sejarah dan nilai tradisional. )