Lompat ke isi

Śri Astasura Ratna Bumi Banten

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Śri Astasura Ratna Bumi Banten (ca. 1332-1343) (etimologi, Asta= Delapan, Sura= Dewa, Ratna= Permata, Bumi Banten= Tanah Bali) adalah Raja terakhir dari Kerajaan Bedahulu, Bali yang berkuasa kira-kira tahun 1332 sampai dengan 1343. Kekuasaannya berakhir ketika Kerajaan Majapahit, melalui ekspedisi Gajah Mada, menaklukkan pulau Bali tahun 1343. Para patih (Jenderal) yang terkenal pada masa pemerintahannya seperti Pasung Grigis dan Kebo Iwa.[1]

Raja Bhatara Sri Astasura Ratna Bhumi Banten / Sri Gajah Waktra / Sri Tapolung mulai berkuasa di Pulau Bali, ia dianggap sangat bijaksana serta adil dalam mengendalikan pemerintahan dan taat dalam melaksanakan upacara keagamaan. Ia terkenal sebagai orang yang pemberani serta sangat sakti. Dalam pemerintahannya, ia mengadakan pergantian sejumlah pejabat pemerintahan antara lain:

  • Kesenapatian Kuturan yang dijabat Ki Dalang Camok diganti oleh Ki Mabasa Sinom - Kesenepatian Danda yang dijabat Ki Kuda Langkat.
  • Langkat diganti oleh Ki Bima Sakti.
  • Dibentuk kesenepatian baru yaitu Kesenepatian manyiringin yang dipegang oleh Ki Lembu Lateng.
  • Perutusan Siwa rajamanggala yang dulu tinggal di Dewastana kini digeser ke Kunjarasana.
  • Perutusan Pendeta Siwa Sewaratna yang sebelumnya tinggal di Trinayana kini dipindahkan ke Dharmahanyar.
  • Dang Upadyaya Pujayanta yang dijabat Pendeta di Biharanasi diganti oleh Pendeta Dang Upadyaya Dharma.
  • Dibentuk pejabat Makarun di Hyang Karamus yang dipegang oleh Ki Panji Sukaningrat.
  • Dibentuk 2 buah perutusan yaitu di Bhurwan yang dipegang oleh Sira Mahaguru dan di Buhara Bahung yang dipegang oleh Dang Upadyaya Kangka.

Beliau mengangkat seorang Mangkubumi bernama Ki Pasung Grigis, yang tinggal di desa Tengkulak dekat istana Bedahulu di mana raja Astasura bersemayam. Sebagai pembantunya diangkat Ki Kebo Iwa (disebut juga Kebo Taruna) yang tinggal di Desa Belahbatuh. Para menterinya disebutkan antara lain:

  1. Krian Pasung Grigis sebagai Mangkubumi di Tengkulak.
  2. Ki Kebo Iwa sebagai Patih di Blahbatuh.
  3. Ki Girikmana sebagai Menteri di Desa Loring Giri Ularan (Buleleng).
  4. Ki Tambiak jabatan Menteri di desa Jimbaran.
  5. Ki Tunjung Tutur jabatan Menteri di desa Tenganan.
  6. Ki Buahan jabatan Menteri di desa Batur.
  7. Ki Tunjung Biru jabatan Pertanda di desa Tianyar.
  8. Ki Kopang jabatan Pertanda di desa Seraya.
  9. Ki Walungsari jabatan Pertanda di desa Taro.
  10. Ki Gudug Basur jabatan Tumenggung.
  11. Ki Kalambang jabatan Demung.
  12. Ki Kalagemet jabatan Tumenggung di Desa Tangkas.
  13. Ki Buahan di Batur.
  14. Ki Walung Singkal di Desa TaroDemikianlah para Menteri Bhatara Sri Astasura.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Sejarah Kerajaan Bedahulu / Bedulu, Bali (Bagian 1)". kabardewata.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-15.