Lompat ke isi

Pengguna:NaRa-Mv.967/Oldə

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Naramayu Andayana adalah seorang militan, penulis, dan wikipediawan asal Indonesia.[1] Di negeri asalnya, al-Awwabin, ia sering dirujuk dengan sebutan populer Nara Fortice (terj. har.'Benteng Nara') sebagai julukan rezim al-Hassan atasnya.[2]

Nara Fortice
Pengguna Wikipedia
Mulai menjabat
1 Juni 2022
Ketua OSIS SMK-1 Kuala Pembuang
Masa jabatan
15 Februari 2021 – 13 Februari 2022
Sebelum
Pendahulu
Agus Hartono
Pengganti
Oon Hariyanto
Sebelum
Jenderal SDIT Al-Awwabin
Masa jabatan
12 April 2016 – 28 Maret 2017
Penguasa monarkiMuttasim
Ali al-Hassan
Sebelum
Pendahulu
Muhammad Alimi
Pengganti
Nahen
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir17 Agustus 2005 (umur 19)
Danau Sembuluh, Seruyan, Kalimantan Tengah,  Indonesia
Partai politikIndependen
Karier militer
Dinas/cabang
  • al-Awwabin
Masa dinas2012—2016
Pangkat Janderal
SatuanInfanteri

Nara memulai karirnya di SDIT al-Awwabin,[a] sebagai seorang Janderal dengan menjatuhkan otoritas Muhammad Allimi, Janderal sebelumnya.[4][5] Ia bahkan didukung oleh Muttasim, monarki sebelumnya.[6]

Otoritas Nara memulai ekspansi militer al-Awwabin dan meletakkan struktur kebijakan-kebijakan baru.[7] Sejak pengunduran dirinya, al-Awwabin menjadi sekolah yang maju dan dikenal secara luas.[8] Nara mungkin adalah perempuan paling berhasil di al-Awwabin.[9]

Nara mungkin dikenang karena pencapaiannya dalam ekspansi besar-besaran dan pemilihan politiknya. Namun, saat ini, ia lebih senang menikmati kehidupannya, meninggalkan kejayaan masa lalunya.[10]

Masa muda

[sunting | sunting sumber]

Nara dilahirkan di Danau Sembuluh, sebuah desa di wilayah tengah Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Kelahirannya bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Ayah Nara adalah Hasanuddin Ardimansyah, sedangkan ibunya bernama Sri Rahayu.[11]

Sebelum mencapai jenjang pendidikan sekolah dasar, Nara menyukai politik dan menggemari Presiden Irak, Saddam Hussein.[12] Ia juga tertarik dengan pemikiran politik para tokoh lain, seperti Muammar Khadafi, Soeharto, dan Josef Stalin.[13][14]

SDIT al-Awwabin

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2017,[15] kedua orang tua Nara bersepakat untuk menyekolahkan Nara di SDIT al-Awwabin, sebuah sekolah baru yang didirikan oleh seorang ustaz senior, Afifuddin atau Ustaz Udin[16]. Nara lalu diterima sebagai angkatan kedua.[17]

Aksesi ke Janderal

[sunting | sunting sumber]

Seperti sekolah biasa, al-Awwabin tetap menyediakan jam belajar hingga siang.[18] Setelah salat Zuhur, Nara memerhatikan terdapat keanehan, beberapa siswa terlihat mendominasi siswa lainnya. Nara yang penasaran, mencari tahu penyebabnya. Dikatakan padanya, bahwa di al-Awwabin mereka memiliki seorang Sayyed (سيد) atau kepala monarki yang bernama Muttasim, yang era kekuasaannya disebut sebagai Muttasimiyyah.[19][20] Sistem monarki mengharuskan setiap siswa tunduk kepada Sayyed. Sayyed memiliki beberapa orang menteri dan seorang Janderal.[21] Janderal berbeda jenderal biasa, dimana Janderal dianggap sebagai ketua dari seluruh jenderal yang ada.[22][23]

Janderal pada masa itu, Allimi, menerapkan kebijakan nepotisme dan chauvisinisme, kedua ideologi politik yang memang tidak disukai oleh Nara, bahkan Muttasim sendiri. Namun, Muttasim terpaksa menerima Allimi apa adanya dan membiarkannya.[18]

Nara yang melihat kesempatan, mengadakan kampanye anti-Allimi dan segera mendapatkan dukungan yang besar.[24] Ideologi yang diambil oleh Nara adalah Nasionalisme, Sosialisme, dan Patriotisme.[25]9282 Kampamye Nara membuat sebagian besar pendukung Allimi berbalik melawan Allimi. Sementara itu, Allimi dan sisa-sisa pasukannya menyiapkan penyerangan dan mendeklarasikan perang melawan Nara.[26]

Pertempuran dimulai dengan duel antara Nara dengan Tabasyi, seorang gadis lain pendukung Allimi.[26] Tabasyi yang ahli dalam berpedang membuat Nara kesulitan. Namun, segera saat Tabasyi lengah, Nara menyabetkan pedangnya dan mengalahkan Tabasyi.[26] Pertempuran dimulai secara besar-besaran di halaman utama sekolah.[26] Pendukung Allimi yang terdesak, mundur ke kantin. Tempat dimana mereka dihabisi dan Allimi ditawan.[26][27]

Dengan kekalahan Allimi, Muttasim memproklamirkan Nara sebagai Janderal baru.[28][29][30][31]

Rezim Muiz

[sunting | sunting sumber]

Muiz Asad, salah seorang sahabat Allimi, merasa tidak terima dengan otoritas Nara dan memberontak.[32] Pada Desember 2016, ia dan loyalisnya menyerbu kantor Seyyed, menawan Muttasim, dan memproklamirkan dirinya sebagai Seyyed baru. Muiz memerintahkan semua orang untuk tunduk kepadanya dan menetapkan ideologi Komunisme. Otoritas Nara yang demokratis, menentang rezim Muiz dan mendeklarasikan peperangan.[33]

Peperangan terjadi pada 11 Maret 2017 yang disebut "Perang Licak". Dimana pasukan Nara dan pasukan Muiz bertempur menggunakan lumpur.[34] Pasukan Muiz yang terdesak berlindung di balik sebuah dinding papan. Pasukan Nara, langsung menyerbu mereka dan berhasil menghabisi tiga perempat dari pasukan Muiz. Muiz akhirnya memutuskan untuk berdamai dengan Nara dengan syarat liberalisme dan disetujui oleh Nara. Kedua belah pihak berdamai pada 12 Maret 2017.[35]

Rezim al-Hassan

[sunting | sunting sumber]

Otoritas Muiz semakin melemah setelah Pertempuran Licak pada Maret 2017.[36][25] Pada akhirnya, lawan politik Muiz, al-Hassan, mengumpulkan orang-orang dan mengadakan kampanye politik.[34] Muttasim yang sudah kewalahan, dengan sukarela menyerahkan jabatan Sayyed kepada al-Hassan. Dengan demikian, dimulailah era Hassaniyah.[37]

Pada era al-Hassan, Nara diberikan posisi yang cukup strategis. Memudahkannya untuk mengatur strategi penaklukan dan mengurus administrasi sekolah.[38] Nara memutuskan untuk kembali menganut prinsip Sosialisme dan atas saran darinya, al-Hassan menegaskan hukum demokrasi di al-Awwabin. Al-Hassan juga memberinya sebutan khusus, "Nara Fortice" sebagai anggapan bahwa Nara adalah benteng bagi rezimnya.[16]

Ekspansi Militer

[sunting | sunting sumber]

Ekspansi militer Nara dimulai dari menaklukan wilayah sekitar al-Awwabin. Nara bersama pasukannya, mengarungi hutan belantara dan untuk pertama kalinya, menembus sekolah SDIT al-Ayini.[39]

Penaklukan al-Ayyini

[sunting | sunting sumber]

SDIT al-Ayyini adalah sekolah pertama yang ditaklukan oleh Nara.[40] Penaklukan al-Ayyini dimulai dari ekspedisi militer yang dilakukan oleh Nara ke wilayah timur al-Awwabin.[40] Nara menyerang al-Ayyini pada april 2012 setelah para siswa disana mengusir Nara dan pasukannya secara tidak terhormat.[40]

Penaklukan Salsabil

[sunting | sunting sumber]

SDIT Salsabil adalah sebuah sekolah dengan pengaruh besar pada saat itu.[36] Namun, konflik mereka dengan SDN 3 telah membuat kedua belah pihak kelelahan secara militer.[40] Hal ini mempermudah Nara untuk menaklukan mereka.[40]

Nara memulai ekspansi ke wilayah Salsabil dengan mengirim ekpedisi Usamah Zaid ke wilayah tersebut dan berhasil merebut wilayah posko satu.[41] Dan beberapa pertempuran kecil antara kedua belah pihak.[41] Namun, Pertempuran Selatan adalah puncak terakhir penaklukan Salsabil.[41] Pada pertempuran ini, seluruh wilayah salsabil ditaklukkan tepat pada 17 Agustus 2012. Sehingga, dengan kunjungan al-Hassan dan Nara ke Salsabil, ulang tahun Nara dirayakan di sana.[42]

Penaklukan SDN 3

[sunting | sunting sumber]

SDN 3 adalah sekolah negeri terdekat yang sangat berpengaruh, penaklukannya dianggap sebagai sebuah kesuksesan besar saat itu. Penaklukan SDN 3 dimulai setelah konflik antara rezim Muzakki dengan al-Hassan pada awal September 2013.[43][44]

Sejumlah besar pertempuran terjadi antara al-Awwabin dengan SDN 3, diantaranya adalah Pertempuran Mangga, dimana pasukan Nara yang dipimpin oleh Ubay Karakab harus menerima kekalahan dan dilempari oleh buah-buah mangga yang masih mentah.[45]

Nara mengumpulkan pasukan dan menyerbu SDN 3, dimana seluruh pasukan lawan telah bersiap dan berada dibalik tembok sekolah.[45] Pengepungan terus dilakukan selama tiga hari.[46] Sementara pasukan SDN yang kelelahan dan kelaparan, memutuskan untuk menyerah pada 1 Desember 2013.[47]

Akhir dari penaklukan

[sunting | sunting sumber]

Nara diumumkan lulus pada Juli 2018, perpisahan angkatan ke-2 diselenggarakan di Pantai Sungai Bakau.[48][49][50]

SMPN 1 Kuala Pembuang

[sunting | sunting sumber]

Di SMP Negeri 1 Kuala Pembuang, Nara tidak terlalu terlibat politik, ambisi politiknya dikalahkan oleh ketua OSIS SMPN 1, Muhammad Razka,[51] pada "Pertempuran Tandu".[b]

Nara yang memiliki ambisi politik yang besar, bertekad untuk mengejar posisi ketua OSIS pada 1 Agustus 2019.[53] Pemilihan ketua OSIS diadakan untuk menggantikan ketua lama, Abu Dzarr.[54] Pada pemilihan itu, Nara dikalahkan oleh Razka.[55] Nara yang sudah piawai bermain politik, sebagai hasil dari kariernya di al-Awwabin, memulai rencananya untuk menggulingkan Razka dengan memengaruhi orang-orang, mengatakan bahwa Razka telah menggelapkan sebagian uang kas sekolah.[56]

Para siswa yang terpengaruh, mengadakan protes kepada Razka pada 1 November 2019 dan memenuhi lapangan utama.[57] Razka yang tidak mengerti, mencoba untuk menghindari konflik dengan para demonstran dan memutuskan untuk membubarkan mereka.[58] Namun, aksi itu malah membuat para demonstran marah. Besoknya, orang-orang kembali berkumpul dan menuntut agar Razka mengundurkan diri. Nara yang menguasai medan, menyerukan kepada orang-orang tentang rezim yang korup dan tidak adil, dan mengajak orang-orang untuk membelanya.[59][58] Akhirnya, kubu terbagi menjadi dua, yaitu pendukung Razka, serta pendukung Nara.[60][61]

Pertempuran terjadi pada 7 November 2019,[62] dimana kedua belah pihak berhadapan di lapangan utama sekolah, dengan membawa senjata berupa sandal, pentungan karet dan yang lainnya (pengunaan benda-benda keras seperti kayu, batu, dan lainnya tidak diperbolehkan),[62] sementara Nara dinaikkan diatas sebuah tandu kendaraan hasil hasta karya siswa.[63] Nara terus menyemangati para pendukungnya untuk terus berperang, sementara Razka mulai terdesak.[64] Para guru yang mencoba menenangkan keadaan malah terdesak oleh para siswa dan akhirnya menyerah, namun mendukung Razka dan OSIS.[65][66] Pertempuran semakin memanas dengan beberapa orang pendukung Nara yang melemparkan pewarna bubuk dari laboratorium IPA ke atas, menyebabkan kabut-kabut berwarna mencolok seperti biru, merah, dan kuning.[67][68] Sementara itu, dengan sebuah katapel, Nara membantu pasukannya dan menembaki pasukan Razka menggunakan bola-bola karet.[69][70]

Pertempuran semakin memanas di sekitar tandu Nara. Nara mencoba untuk mengalihkan konsentrasi pertempuran dengan berjalan menuju Ruang OSIS, dengan tujuan untuk menghancurkan ruangan tersebut.[71][72] Razka meminta agar pasukannya menghentikan Nara. Hingga akhirnya, salah seorang prajurit berhasil mematahkan kaki tandu Nara dan membuatnya terjatuh ke tanah.[73][74] Dengan cepat, Razka menginstruksikan beberapa orang untuk menangkap Nara, sementara ia sendiri terus mendesak pasukan Nara dan berhasil membubarkan mereka.[75]

Para guru yang mendukung OSIS, bertepuk tangan dan bersorak melihat kemenangan ada di pihak OSIS.[76][77] Sementara Nara, diberikan sanksi untuk tidak boleh terlibat lagi dalam politik OSIS, dan dimasukkan ke kelompok ekstrakurikuler seni musik. Setelah itu, Nara sama sekali tidak terlibat dalam politik apapun di sekolah.[76][78]

SMK 1 Kuala Pembuang

[sunting | sunting sumber]

Masa Covid-19

[sunting | sunting sumber]

Segera setelah lulus pada 2020, Nara kembali mengincar posisi politik di sekolah barunya, SMK 1 Kuala Pembuang.[21] Kejadian Pertempuran Tandu dia jadikan sebagai pelajaran. Pada masa ini, sekolah dilakukan secara daring, sehingga membuat dia kurang memfokuskan diri pada politik.[36][79] Sebaliknya, ia mulai dilirik oleh siswa lain pada bidang prestasi.[80]

Walaupun demikian, Nara tetap memiliki ambisi politik.[81] Ia terus menunggu hingga kenaikan kelas 2.[81] Pada masa ini (2021) isu-isu mengenai COVID-19 mulai memudar, dan Kuala Pembuang kembali beraktivitas seperti tahun-tahun yang lalu, sekolah-sekolah juga mulai dibuka kembali. Nara kembali menunggu kesempatannya untuk mendapat posisi politik.[82]

Sekretaris OSIS

[sunting | sunting sumber]

OSIS SMK menawarkan jabatan Sekretaris bagi seluruh siswa, sebuah jabatan yang menggiurkan bagi Nara.[83] Ia, tanpa pikir panjang langsung menyabet posisi itu.[84] Nara juga menyabet prestasi lain, menjadi anak kelas satu yang paling potensial untuk menjadi ketua OSIS berikutnya.[85]

Ketua OSIS

[sunting | sunting sumber]

Nara mengetahui, bahwa ia tidak harus menyelesaikan semuanya dengan pertempuran, ia telah megambil pelajaran dari kejadian Pertempuran Tandu.[c] Sebaliknya, ia mulai mengadakan kampanye politik.[44]

Masa yang ditunggu-tunggu oleh Nara akhirnya tiba, penggantian ketua OSIS Zaid Amir dan pemilihan ketua baru.[87] Nara, yang sudah jauh-jauh hari mengadakan kampanye, berhasil memenangkan pemilihan.[88] Kemenangannya ditentang oleh lawannya, Asid Basyir dan pendukungnya, yang justru ingin mengadakan pemberontakan.[89][90]

Kebijakan Sosialis Nara membuatnya disukai oleh sebagian besar siswa.[91][49][92][93] Meskipun begitu, ia beberapa kali harus menghadapi Basyir dan pendukungnya yang ingin menggulingkannya. Ia juga aktif mengadakan rapat dengan guru-guru, membuatnya menjadi ketua OSIS paling fenomenal di sekolah tersebut.[94][95]

Kudeta Basyir

[sunting | sunting sumber]

Namun, tidak demikian halnya dengan Asid Basyir, ia tetap terus menentang Nara dengan segala keputusannya.[44] Hingga akhirnya, ia melancarkan upaya kudeta pada 3 September 2021.[36] Meskipun demikian, upaya kudeta tersebut gagal dan Nara memerintahkan untuk membubarkan kudeta tersebut.[25]

Pemberontakan terakhir Basyir, terjadi pada 14 November 2021, dimana ia menyiapkan pendukungnya dan menyerang Nara di Ruang OSIS.[68][96] Nara bersiap-siap untuk berperang dan mengumpulkan para pendukungnya. Sama seperti pada Pertempuran Tandu, tidak diperbolehkan menggunakan senjata yang terlalu keras dan tajam.[97] Kali ini, Nara menggunakan pedang karet. Para guru yang sebelumnya ingin menghadang, dihadang oleh infantri Nara pimpinan Khalid Ash, dan kali ini, para guru hanya diperbolehkan untuk menonton.[97][98][99]

Pasukan Basyir menantang Nara untuk berduel, hingga akhirnya Robert Mured, teman dekat Basyir, maju ke depan dan menantang Nara.[100][101] Tantangan itu ditanggapi, dan Mured dengan cepat dikalahkan. Basyir yang tidak terima, memerintahkan pasukannya untuk maju, dan pertempuran dimulai.[102] Nara berhasil menumbangkan beberapa orang dan berhasil bertemu Basyir. Nara menawarkan kedamaian, namun ditolak oleh Basyir.[103]

Tiba-tiba, Arsyad Ali, salah satu loyalis Basyir datang dan menyerang Nara, dan dengan singkat ia dikalahkan. Basyir melarikan diri, namun Nara berhasil menyusulnya.[104] Basyir melakukan perlawanan dan menyerang Nara, ia berhasil membuat Nara terjatuh, namun Nara yang terlatih dalam medan perang sekolahan sejak kecil bangkit dan menyerang balik, membuat Basyir kewalahan dan akhirnya kalah.[105] Dengan kekalahan Basyir, Nara meneriakkan kemenangan dan disambut oleh sorak sorai para pendukungnya, disertai tepuk tangan dan decak kagum guru-guru.[106] Pertempuran terus berkecamuk di sekitar tiang bendera di halaman utama sekolah, dan berlangsung selama tiga pulum menit.[107]

Sebagai hasil akhir dari Kudeta Basyir, Basyir sendiri dikeluarkan dari seolah, karena dianggap merugikan dan menyebabkan masalah.[108][109] Beberapa orang yang terlibat lainnya juga diberi sanksi dan dikenakan skors, karena dianggap melakukan pemberontakan.[110] Sementara Nara, kali ini mendapatkan pujian dan sanjungan.[111]

Setelah melewati satu tahun jabatan ketua OSIS, Nara dapat pensiun dengan tenang pada saat ia telah mencapai kelas tiga. Ia digantikan oleh Oon Hariyanto.[112]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ terinspirasi dari nama Masjid Darul Awwabin.[3]
  2. ^ Terinspirasi dari Pertempuran Jamal.[52]
  3. ^ Sebab karena ambisinya pada Pertempuran tersebut, ia menjadi tidak boleh terlibat politik lagi sampai ia lulus SMP.[86][44]
  1. ^ Stalin 2340, hlm. 54.
  2. ^ Tole 3000, hlm. 3.
  3. ^ Tole 2040, hlm. 1.
  4. ^ Tole 3000, hlm. 73.
  5. ^ Stalin 2340, hlm. 63727.
  6. ^ Nanda 2023, hlm. 8282.
  7. ^ Tole 3000, hlm. 7272.
  8. ^ Dajjal 2050, hlm. 515.
  9. ^ Stalin 2340, hlm. 01.
  10. ^ Nanda 2023, hlm. 3457.
  11. ^ Tole 2040, hlm. 80.
  12. ^ Stalin 2340, hlm. 81.
  13. ^ Stalin 2340, hlm. 62882.
  14. ^ Tole 3000, hlm. 727.
  15. ^ Nanda 2023, hlm. 709.
  16. ^ a b Dajjal 2050, hlm. 929.
  17. ^ Tole 2040, hlm. 527.
  18. ^ a b Dajjal 2050, hlm. 920.
  19. ^ Dajjal 2050, hlm. 727.
  20. ^ Tole 3000, hlm. 1829.
  21. ^ a b Stalin 2340, hlm. 728.
  22. ^ Nanda 2023, hlm. 2001.
  23. ^ Dajjal 2050, hlm. 1954.
  24. ^ Tole 3000, hlm. 92928.
  25. ^ a b c Tole 3000.
  26. ^ a b c d e Nanda 2023, hlm. 919.
  27. ^ Tole 3000, hlm. 1985.
  28. ^ Nanda 2023, hlm. 1769.
  29. ^ Tole 2040, hlm. 1985.
  30. ^ Tole 3000, hlm. 827.
  31. ^ Dajjal 2050, hlm. 5262772828828.
  32. ^ Tole 3000, hlm. 909.
  33. ^ Stalin 2340, hlm. 777.
  34. ^ a b Tole 2040, hlm. 909.
  35. ^ Nanda 2023, hlm. 988.
  36. ^ a b c d Dajjal 2050.
  37. ^ Stalin 2340, hlm. 969.
  38. ^ Nanda 2023, hlm. 909.
  39. ^ Dajjal 2050, hlm. 92838.
  40. ^ a b c d e Stalin 2340, hlm. 66.
  41. ^ a b c Nanda 2023, hlm. 209.
  42. ^ Nanda 2023, hlm. 210.
  43. ^ Tole 2040.
  44. ^ a b c d Nanda 2023.
  45. ^ a b Tole 3000, hlm. 68.
  46. ^ Dajjal 2050, hlm. 730.
  47. ^ Tole 3000, hlm. 78.
  48. ^ Nanda 2023, hlm. 202.
  49. ^ a b Dajjal 2050, hlm. 67.
  50. ^ Tole 3000, hlm. 80.
  51. ^ Stalin 2340, hlm. 370.
  52. ^ Dajjal 2050, hlm. 630.
  53. ^ Tole 3000, hlm. 632.
  54. ^ Stalin 2340, hlm. 633.
  55. ^ Stalin 2340, hlm. 782.
  56. ^ Nanda 2023, hlm. 780.
  57. ^ Nanda 2023, hlm. 201.
  58. ^ a b Nanda 2023, hlm. 200.
  59. ^ Dajjal 2050, hlm. 019.
  60. ^ Tole 3000, hlm. 62.
  61. ^ Tole 2040, hlm. 67.
  62. ^ a b Stalin 2340, hlm. 200.
  63. ^ Tole 3000, hlm. 72–75.
  64. ^ Dajjal 2050, hlm. 266.
  65. ^ Tole 2040, hlm. 35.
  66. ^ Stalin 2340, hlm. 98.
  67. ^ Dajjal 2050, hlm. 63.
  68. ^ a b Nanda 2023, hlm. 78.
  69. ^ Stalin 2340, hlm. 45.
  70. ^ Tole 3000, hlm. 288.
  71. ^ Tole 3000, hlm. 789.
  72. ^ Nanda 2023, hlm. 98.
  73. ^ Stalin 2340, hlm. 72.
  74. ^ Dajjal 2050, hlm. 99.
  75. ^ Dajjal 2050, hlm. 644.
  76. ^ a b Dajjal 2050, hlm. 661.
  77. ^ Tole 2040, hlm. 99.
  78. ^ Stalin 2340, hlm. 565–566.
  79. ^ Tole 3000, hlm. 928.
  80. ^ Nanda 2023, hlm. 828.
  81. ^ a b Dajjal 2050, hlm. 2000.
  82. ^ Tole 3000, hlm. 7189–10292.
  83. ^ Stalin 2340, hlm. 56.
  84. ^ Nanda 2023, hlm. 79.
  85. ^ Dajjal 2050, hlm. 60–77.
  86. ^ Stalin 2340.
  87. ^ Tole 3000, hlm. 8272.
  88. ^ Nanda 2023, hlm. 82–84.
  89. ^ Dajjal 2050, hlm. 029.
  90. ^ Stalin 2340, hlm. 28.
  91. ^ Tole 3000, hlm. 38.
  92. ^ Tole 2040, hlm. 60–62.
  93. ^ Nanda 2023, hlm. 89–90.
  94. ^ Stalin 2340, hlm. 123.
  95. ^ Dajjal 2050, hlm. 456.
  96. ^ Tole 2040, hlm. 95.
  97. ^ a b Tole 3000, hlm. 64.
  98. ^ Nanda 2023, hlm. 89.
  99. ^ Stalin 2340, hlm. 340.
  100. ^ Dajjal 2050, hlm. 89.
  101. ^ Stalin 2340, hlm. 20.
  102. ^ Dajjal 2050, hlm. 30.
  103. ^ Nanda 2023, hlm. 40.
  104. ^ Dajjal 2050, hlm. 65.
  105. ^ Nanda 2023, hlm. 44.
  106. ^ Tole 3000, hlm. 76.
  107. ^ Dajjal 2050, hlm. 52.
  108. ^ Tole 3000, hlm. 67.
  109. ^ Nanda 2023, hlm. 76.
  110. ^ Nanda 2023, hlm. 982.
  111. ^ Stalin 2340, hlm. 436267.
  112. ^ Nanda 2023, hlm. 298.

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]