Atang Sendjaja
Atang Sendjaja | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Bandung, Jawa Barat, Hindia Belanda | 17 Maret 1928
Meninggal | 28 Juli 1965 Jakarta Timur | (umur 37)
Suami/istri | Ny. Raden Omie Sukemi |
Anak | 5 |
Penghargaan sipil | TNI - KPLB Anumerta |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Udara |
Masa dinas | 1955-1965 |
Pangkat | Letkol |
Satuan | Korps Teknik |
Pangkat terakhirnya adalah Mayor Tek., tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Letkol. Tek. (Anumerta). | |
Sunting kotak info • L • B |
Letnan Kolonel Tek. (Anumerta) Atang Sendjaja (17 Maret 1928 – 28 Juli 1965) adalah seorang perwira teknik TNI Angkatan Udara yang gugur ketika mengawal helikopter angkut asal Rusia, Mi-6, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.[1] Dan kini namanya diabadikan sebagai nama Pangkalan Udara TNI AU di Bogor, Jawa Barat.[2]
Karier militer
[sunting | sunting sumber]Karier cemerlangnya dalam kemiliteran dimulai sejak masuk Sekolah Perwira Perbekalan (logistik) dan Sekolah Ilmu Siasat pada 1955. Setelah lulus dengan pangkat Letnan Udara Dua, Atang Sendjaja lebih dulu bertugas di Direktorat Pembekalan Personel (Ditkalpers) di Markas Besar Angkatan Udara di Jakarta, sebelum dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Udara Satu. 12 Januari 1961, Atang Sendjaja diikutkan kursus “Advanced Operations & Maintenance” di Moskow, Uni Soviet (sekarang Rusia), sekaligus diikutkan dalam misi pembelian alutsista. Sepulangnya ke tanah air, sosok ayah lima anak itu ditugaskan lagi ke Departemen MBAU dan kemudian sebagai Komandan Departemen Materiil 091 Tanjung Priuk dengan pangkat Kapten Udara, sekaligus ikut merintis satu skadron helikopter.[3]
Meninggal dunia
[sunting | sunting sumber]Tragedi muncul pada 28 Juli 1965. Keluarga serta segenap jajaran AURI mendapati kabar duka meninggalnya Atang Sendjaja. Pihak keluarga, seperti yang pernah dipaparkan pihak AURI ketika itu, mempertegas bahwa Atang Sendjaja meninggal saat menjalankan tugas, ketika mengawal transportasi sejumlah helikopter angkut asal Rusia, Mi-6. Atang Sendjaja meninggal ketika mengantar heli dari Tanjung Priuk ke Lanud Halim Perdanakusuma (sebelumnya Pangkalan Udara Cililitan). Saat itu, buntut heli yang dinaiki Atang Sendjaja terkena kabel listrik sebelum masuk Lanud Halim Perdanakusuma. Tak lama setelah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Atang Sendjaja yang dinaikkan pangkatnya secara anumerta menjadi Letkol Udara Anumerta, serta nama beliau juga diabadikan menjadi nama sebuah pangkalan di Bogor, yang sebelumnya bernama Pangkalan Udara Semplak, menjadi Pangkalan Udara TNI AU Atang Sandjaja.
Diabadikan menjadi nama Lanud
[sunting | sunting sumber]Nama Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja merupakan nama pangkalan yang diambil dari nama seorang prajurit kebanggaan TNI Angkatan Udara, yaitu Letkol Udara (Anumerta) Atang Sendjaja yang dilahirkan di Bandung tanggal 17 Maret 1928, yang gugur saat melaksanakan tugas negara pada tanggal 28 Juli 1965, sehari sebelum peringatan Hari Bhakti TNI Angkatan Udara. Dalam rangka memperingati jasa-jasa dan darma bakti dari Letkol Udara (Anumerta) Atang Sendjaja, maka nama yang semula digunakan adalah Pangkalan Angkatan Udara (PAU) Semplak, diubah namanya menjadi PAU Atang Sendjaja, tepat pada peringatan Hari Bhakti AURI tanggal 29 Juli 1966.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]