Lompat ke isi

Buku Hijau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Buku Hijau
Berkas:The Green Book (Gaddafi)
Sampul versi Bahasa Inggris dari Buku Hijau
PengarangMuammar Gaddafi
NegaraLibya
BahasaArab
SubjekFilsafat politik
PenerbitLembaga Rakyat untuk Penerbitan, Distribusi, dan Periklanan[1]
Tanggal terbit
1975
Tgl. terbit (bhs. Inggris)
1976
Jenis mediaCetak
Halaman110
ISBNISBN 978-1-54124-131-2

Buku Hijau (bahasa Arab: الكتاب الأخضر al-Kitāb al-Aḫḍar) adalah sebuah buku pendek yang menjelaskan filsafat politik diktator Libya Muammar Gaddafi. Buku tersebut pertama kali diterbitkan pada 1975. Buku tersebut "ditujukan untuk dibaca bagi semua orang."[2] Buku tersebut dikatakan terinspirasi sebagian oleh Buku Merah Kecil (Kutipan dari Ketua Mao Zedong).[3][4] Keduanya banyak didistribusikan di dalam dan luar negara asal mereka, dan "ditulis dalam gaya yang mudah dipahami dengan beberapa slogan mengenang."[5]

Terjemahan bahasa Inggrisnya diterbitkan oleh Lembaga Rakyat untuk Penerbitan, Distribusi, dan Periklanan, sebuah organ dari Komite Umum Rakyat Libya,[6] dan edisi dwibahasa Inggris - Arab diterbitkan di London oleh Martin, Brian & O'Keeffe pada tahun 1976.

Selama Perang Saudara Libya Pertama pada tahun 2011, di mana Gaddafi sendiri terbunuh, salinan buku tersebut dibakar oleh demonstran anti-Gaddafi.[7]

Menurut penulis Inggris dan mantan anggota Dewan London Raya George Tremlett, anak-anak Libya menghabiskan dua jam seminggu mempelajari buku tersebut sebagai bagian dari kurikulum mereka.[8] Cuplikan buku tersebut disiarkan setiap hari di televisi dan radio.[8] Slogan-slogannya juga ditemukan di papan reklame dan dilukis di gedung-gedung di Libya.[8]

Internasional

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1993, ceramah dan seminar mengenai Buku Hijau telah diadakan di universitas dan perguruan tinggi di Perancis, Eropa Timur, Kolombia, dan Venezuela.[8]

Dalam kunjungan kenegaraan ke Libya pada tahun 2008, Presiden Bolivia yang beraliran sosialis, Evo Morales, menyebut Buku Hijau sebagai pengaruh utama terhadap keyakinan dan kebijakan politiknya.[9]

Buku Hijau terdiri dari tiga bagian dan memiliki 110 halaman:[8]

Pemandangan

[sunting | sunting sumber]

Buku Hijau menolak kapitalisme dan komunisme, serta demokrasi perwakilan. Sebaliknya, buku ini mengusulkan jenis demokrasi langsung yang diawasi oleh Komite Umum Rakyat yang memungkinkan partisipasi politik langsung bagi semua warga negara dewasa.[8][10]

Buku tersebut menyatakan bahwa "Kebebasan berekspresi adalah hak alami setiap orang, bahkan jika mereka memilih untuk berperilaku tidak rasional, untuk mengekspresikan kegilaannya."[11] Buku Hijau menyatakan bahwa kebebasan berbicara didasarkan pada kepemilikan publik atas penerbit buku, surat kabar, televisi, dan stasiun radio, dengan alasan bahwa kepemilikan pribadi tidak demokratis.

Sebuah paragraf dalam buku tentang penghapusan uang mirip dengan paragraf dalam Prinsip-prinsip Komunisme karya Friedrich Engels.[12] Gaddafi menulis: "Langkah terakhir adalah ketika masyarakat sosialis baru mencapai tahap di mana keuntungan dan uang menghilang. Hal ini terjadi melalui transformasi masyarakat menjadi masyarakat yang sepenuhnya produktif, dan melalui pencapaian dalam produksi suatu tingkat di mana kebutuhan material para anggota masyarakat terpenuhi. Pada tahap akhir tersebut, keuntungan akan secara otomatis menghilang dan tidak akan ada kebutuhan untuk uang."[13]

Ringkasan

[sunting | sunting sumber]

Tabel berikut akan memberikan ringkasan bab demi bab buku ini.

Bagian Bab Judul Ringkasan
I 1 Instrumen Pemerintahan Pertanyaan politik yang paling umum adalah "bentuk pemerintahan apa yang harus dibentuk?" Pemerintahan tersebut seharusnya menggunakan demokrasi langsung, namun yang biasanya terjadi adalah pembentukan demokrasi perwakilan, yang merebut kehendak populasi yang tidak memilih pemerintah yang ada, dengan menggunakan sistem pemilihan pemenang undi terbanyak.
2 Parlemen Basis dasar demokrasi perwakilan adalah parlemen, atau majelis. Ketika mereka terpilih, mereka merebut otoritas konstintuen ketika menjabat.
3 Partai Partai politik merebut otoritas rakyat, dan malah memfokuskan untuk memperkuat kekuasaan daripada melayani rakyat secara keseluruhan, partai politik merupakan obyek pemerintahan. Partai politik juga berisko melakukan suap dan korupsi.
4 Kelas Masyarakat terbagi dalam beberapa kelas: politik, sosial, kesukuan, atau kelompok. Sebuah kelas yang memperoleh kekuasaan politik juga mewarisi masyarakat di mana kekuasaan itu diperoleh. Mantan kelas pekerja akhirnya menjadi kelas penguasa baru. Masalah pluralitas atau minoritas yang menguasai seluruh masyarakat tetap ada.
5 Plebisit Plebisit atau referendum bukanlah solusi yang baik untuk permasalahan politik. Opini politik tidak terbatas pada "ya atau tidak" saja.
6 Konferensi Rakyat dan Komite Rakyat Solusi permasalahan demokrasi adalah untuk mendirikan Konferensi-konferensi (atau Kongres-kongres) Rakyat serta Komite-komite Rakyat, di mana lembaga-lembaga ini secara kolektif melibatkan masyarakat secara keseluruhan dan segala sektornya. Mereka akan bekerja bersama untuk mengurus administrasi pemerintahan dengan partisipasi dari seluruh masyarakat. Kelompok-kelompok ini juga tidak berada di sebuah parlemen dimana otoritasnya didelegasikan.
7 Hukum Masyarakat Dasar hukum terdapat pada hukum adat dan agama, yakin sumber otentis dari peraturan sosial, di mana itu tidak ditulis pada konstitusi. Adalah fakta bahwa konstitusi seringkali diamandemen merupakan bukti bahwa konstitusi itu lemah dan fana sebagai instrumen pemerintahan.
8 Siapa yang Mengawasi Perilaku Masyarakat? Kekuasaan politik tidak boleh didelegasikan pada anggota dewan perwakilan, kekuasaan kepolisian juga tidak boleh didelegasikan dari seluruh masyarakat. Struktur Konferensi-konferensi dan Komite-komite adalah solusinya. Seluruh masyarakat adalah legislatur bagi mereka, dan seluruh masyarakat adalah penegak hukum mereka.
9 Bagaimana Masyarakat Dapat Mengarahkan Arahnya Ketika Penyimpangan dari Hukumnya Terjadi? Dalam kasus di mana minoritas menjalankan pemerintahan, minoritas lainnya akan berinisiatif untuk merebut kekuasaan melalui revolusi, yakni dengan hasil yang sama: pemerintahan dari kalangan minoritas. Solusi dari perputaran siklus yang terus-menerus ini adalah dengan mendirikan Konferensi-konferensi dan Komite-komite: seluruh masyarakat secara terorganisir memerintah diri mereka sendiri. Dimana hanya seluruh masyarakat yang terlibat dalam pemerintahan, dan tidak ada musuh politik yang harus dilawan.
10 Pers Ketika individu dan perusahaan-perusahaan memiliki hak untuk mengekspresikan pendapat mereka dalam ranah privat, pers sebagai ekspresi masyarakat harus mengeluarkan pendapat mereka dengan Konferensi-konferensi dan Komite-komite. Jika tidak, individu akan kembali merebut kekuasaan dari orang lain di ranah ide.
II 11 Dasar Ekonomi Teori Universal Ketiga Perkembangan baru-baru ini di sektor pekerjaan seperti serikat pekerja dan upah minimum tidak cukup untuk memperoleh kesetaraan untuk seluruh pekerja. Yang harus dilakukan adalah penghapusan sistem gaji untuk menciptakan sistem "kemitraan" pada setiap pekerja dengan industri tertentu. Hasil dari pendapatan harus dibagi secara merata tidak hanya pada setiap individu, namun seluruh komponen proses produksi.
12 Kebutuhan Kebutuhan merupakan permasalahan ekonomi yang utama. Kebutuhan beberapa orang dapat diambil oleh orang yang memiliki alat-alat penyedian, dan dengan demikian mengeksploitasi. Pemerintahan seharusnya dapat menghapuskan eksploitasi semacam itu.
13 Perumahan Penyewaan rumah adalah eksploitasi, dan ini melanggar kebabasan yang menyewa. Secara ideal seluruh masyarakat harus memiliki hanya satu rumah, karena jika suatu pihak memiliki lebih dari satu properti, mereka cenderung akan menyewanya, karena itu mereka mengeksploitasi yang menyewa.
14 Pendapatan Pendapatan individu penting untuk ekonomu. Lagi, pendapatan tidak boleh diberikan berupa gaji bagi pemilik usaha, namun harus berupa kemitraan di sebuah industri.
15 Sarana Transportasi Transportasi harus dapat tersedia untuk semuanya, dan pada saat yang sama tidak boleh dimiliki oleh seseorang hanya untuk disewakan untuk orang lain, contohnya adalah taksi.
16 Tanah Tanah harus tersedia untuk semuanya secara merata, seperti yang disebutkan di atas. Pada umumnya, ekonomi adalah zero-sum game, dan komponen ekonomi harus dapat didistribusikan secara merata kepada seluruh masyarakat, agar dapat memproduksi kesetaraan hasil. Tidak satupun berhak untuk menyimpan hasil untuk dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. kecuali sampai dengan bagian aritmatika mereka sendiri dari suatu barang tertentu di antara seluruh populasi.
17 Pembantu Rumah Tangga Seperti pemroduksi barang yang mendapat gaji, pembantu rumah tangga yang memberikan layanan adalah budak secara efektif. Model ekonomi yang sudah dibuat gambarannya juga dapat diterapkan pada situasi mereka.
III 18 Dasar Sosial Teori Universal Ketiga Individu, keluarga, suku, dan negara adalah unit sosial, dan hubungan sosial mereka mengarahkan proses dari sejarah. Dari ini, sebuah negara adalah unit pusat, didorong bersamaan dengan nasionalisme. Bagaikan matahari yang akan menghilang tanpa gravitasi, sebuah negara akan hilang tanpa persatuan nasional.
19 Keluarga Keluarga, individu dan negara-negara (dalam artian negara kebangsaan) adalah hal yang alami, kategori sosial manusia yang objektif, pada sebuah kontinum. Hal yang berlawanan dengan ini adalah konstruksi modern buatan negara, berbeda dari negara bangsa.
20 Suku Setelah keluarga, kelompok masyarakat yang lebih besar adalah suku. Unit sosial yang bervariasi semakin penting pada individu dalam ranah personal, karena ukurannya meningkat.
21 Kelebihan Sebuah Suku Kesukuan terakar dalam darah, dan memberikan kohesi sosial, mereka dapat secara internal memonitor mereka sendiri atas banyaknya jumlah mereka. Mereka juga memastikan sosialisasi dari mereka, sebuah edukasi yang lebih berguna daripada sekolah.
22 Negara Lagi, nasionalisme adalah kategori sosial pusat, secara dekat terhubung namun berbeda dari kategori sosial yang lebih besar lainnya seperti agama, negara, dan kekaisaran. Inilah alasan mengapa negara dan kekaisaran berganti dan runtuh karena mereka tidak sesuai dengan negara bangsa yang otentik.
23 Wanita Wanita dan pria adalah setara sebagai manusia, di mana mereka memiliki kebutuhan psikologis yang sama, yang berpikir serta merasakan sesuatu. Namun dimorfisme seksual memunculkan peran gender yang wajar dan sesuai untuk melihat perbedaan kelamin which are natural and appropriate to the differences between the sexes. Kebebasan terdiri dari mengikuti kodrat, secara spesifik wanita memiliki kemampuan untuk menghidupi keluarga tanpa dipaka masyarakat untuk mencari kerja yang di mana hanya ditujukan untuk pria.
24 Minoritas Minoritas memiliki dua tipe: yang memiliki negara, dan yang tidak. Bagaimanapun, hak mereka harus tetap dilindungi
25 Orang Kulit Hitam Akan Menang Di DUnia Orang kulit hitam akan mendominasi populasi dunia karena budaya mereka termasuk poligami dan menghindari pengaturan kelahiran dan karena mereka tinggal di tempat di mana memiliki iklim yang terus menerus panas, hasilnya adalah bekerja menjadi kurang penting bagi mereka dibandingkan budaya lain.
26 Edukasi Sekolah formal adalah kediktatoran, seperti tirani lainnya yang disebutkan di atas. Edukasi harus dapat tersedia dengan cara apapun yang diinginkan orang untuk terlibat di dalamnya.
27 Musik dan Seni Orang pada umumnya berbicara dengan satu bahasa. Seni dan selera budaya terpengaruh dari budaya lain, dan yang pertama membekas pada "gen" suatu individu.
28 Olahraga, Berkuda, dan Panggung Pertontonan dalam olahraga, teater, dan hiburan lainnya adalah hal yang bodoh. Masyarakat harus dapat terlibat dalam olahraga secara langsung, memperoleh manfaat atletik untuk mereka sendiri, daripada dengan berdiri dan melihat tampilan atlet lainnya.

Penerimaan

[sunting | sunting sumber]

George Tremlett menyebut media yang dihasilkan membosankan dan kurang memiliki benturan ide.[8] Profesor Dirk Vandewalle dari Dartmouth College menggambarkan buku tersebut lebih merupakan kumpulan kata-kata mutiara daripada argumen sistematis.[2] Duta Besar AS David Mack menyebut buku tersebut cukup campur aduk, dengan berbagai ide termasuk "cukup banyak xenophobia" yang dibungkus dalam "campuran aneh".[14]

Jurnalis Martin Asser, yang menulis untuk British Broadcasting Corporation, mendeskripsikan buku tersebut sebagai berikut: "Teori tersebut mengklaim dapat memecahkan kontradiksi yang melekat dalam kapitalisme dan komunisme... Faktanya, teori tersebut tidak lebih dari serangkaian kecaman yang tidak masuk akal, dan sangat ironis bahwa sebuah teks yang mengaku bertujuan untuk melepaskan belenggu... malah digunakan untuk menundukkan seluruh populasi."[11]

Buku ini menimbulkan skandal pada tahun 1987, ketika klub hoki es Jerman Barat ECD Iserlohn, yang dipimpin oleh Heinz Weifenbach, menandatangani kesepakatan periklanan senilai US$900.000 untuk buku tersebut.[15]

Dalam kunjungannya ke Libya pada tahun 2008, media pemerintah Libya melaporkan bahwa Presiden Bolivia Evo Morales mengatakan "Saya membaca Buku Hijau, mempelajarinya dan saya antusias dengan pemikiran yang dituangkan dalam Buku Hijau".[16]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Vandewalle, Dirk (2018). Libya since Independence: Oil and State-building. Cornell University Press. hlm. 200. ISBN 978-1501732362. 
  2. ^ a b Dirk Vandewalle (3 March 2011). "What's In Gadhafi's Manifesto?". All Things Considered (Interview: audio/transcript). Wawancara dengan Melissa Block. NPR. Diakses tanggal 26 August 2011. 
  3. ^ Soumiea Abushagur (2011). The Art of Uprising: The Libyan Revolution in Graffiti. Lulu.com. hlm. 18. ISBN 9781105155352. The Green Book was Gaddafi's political philosophies, modeled after Chairman Mao's Little Red Book... 
  4. ^ Christopher H. Dalton; Richard A. Lobban Jr. (2014). Libya: History and Revolution (edisi ke-illustrated). ABC-CLIO. hlm. 129. ISBN 978-1440828850. "For information, Gaddafi's Green Book was something of a knock-off of Chairman Mao's Red Book. 
  5. ^ Metz, Helen Chapin (1987). "The Green Book". Libya: A Country Study. Washington, D.C.: Library of Congress. OCLC 19122696. Diakses tanggal 2 August 2011. 
  6. ^ al-Gaddafi, Muammar (1976) The Green Book Komite Rakyat, Libya.
  7. ^ "East Libyans burn Gaddafi book, demand constitution | News by Country | Reuters". web.archive.org. 2011-03-05. Diakses tanggal 2024-10-23. 
  8. ^ a b c d e f g Tremlett, George (1993). Gadaffi: the desert mystic (edisi ke-1st Carroll & Graf ed). New York: Carroll & Graf. ISBN 978-0-88184-934-9. 
  9. ^ "Bolivia's Morales in Libya for energy cooperation | Reuters". web.archive.org. 2020-11-13. Diakses tanggal 2024-10-23. 
  10. ^ Vandewalle, Dirk J. (2006). A history of modern Libya. Cambridge ; New York: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-85048-3. OCLC 62760951. 
  11. ^ a b "The Muammar Gaddafi story". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2011-03-26. Diakses tanggal 2024-10-23. 
  12. ^ Prinsip-prinsip Komunisme, Frederick Engels, 1847, Bagian 18. "Akhirnya, ketika semua modal, semua produksi, semua pertukaran telah disatukan di tangan bangsa, kepemilikan pribadi akan lenyap dengan sendirinya, uang akan menjadi berlebihan, dan produksi akan berkembang dan manusia akan berubah sehingga masyarakat akan mampu melepaskan kebiasaan ekonomi lama apa pun yang mungkin tersisa."
  13. ^ al-Gaddafi, Muammar (1976) The Green Book, The Solution of the Economic Problem: Socialism Komite Rakyat, Libya.
  14. ^ Jackie Northam (20 Oktober 2011). "Moammar Gadhafi Ruled Libya With An Iron Fist". National Public Radio. Diakses tanggal 24 Juni 2013 .
  15. ^ Serge Schmemann (18 December 1987). "Qaddafi Foiled as an Ice Hockey Patron". The New York Times. Diakses 26 Agustus 2011.
  16. ^ Pfeiffer, Tom (30 Agustus 2008). "Bolivia's Morales in Libya for energy cooperation". Reuters. Diakses 27 Januari 2021.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]