Erich Raeder
Heinz Erich Johann Albert Raeder | |
---|---|
Pengabdian | Kekaisaran Jerman (1918) Republik Weimar (1933) Nazi Jerman |
Dinas/cabang | Kaiserliche Marine Reichsmarine Kriegsmarine |
Lama dinas | 1894–1943 |
Pangkat | Laksamana Agung |
Perang/pertempuran | Perang Dunia I Perang Dunia II |
Penghargaan | Knight's Cross |
Erich Johann Albert Raeder (24 April 1876 – 6 November 1960) adalah seorang Panglima Angkatan Laut Jerman atau Kriegsmarine pada Perang Dunia II. Ia mencapai pangkat tertinggi di Angkatan Laut Jerman, Laksamana Besar atau Großadmiral (Grand Admiral) pada tahun 1939, dan menjadi orang pertama yang mencapai pangkat itu setelah Alfred von Tirpitz. Ia memimpin Kriegsmarine pada awal peperangan hingga 1943, ia digantikan oleh Karl Dönitz. Setelah perang berakhir, melalui Pengadilan Nuremberg, ia dihukum seumur hidup, tetapi akhirnya dibebaskan dengan alasan kesehatan.
Biografi
[sunting | sunting sumber]Erich Johann Albert Raeder dilahirkan di Wandsbek, Prussia pada saat Kekaisaran Jerman. Ayahnya adalah seorang kepala sekolah, yang sebagai seorang guru dan seorang ayah terkenal akan pandangan otoriternya. Ayahnya mempengaruhi putranya dengan nasihat-nasihat mengenai nilai-nilai kerja keras, sifat hemat, agama, dan semua nilai-nilai ketaatan.[1] Hans Raeder juga mengingatkan anak-anaknya bahwa jika Jerman menjadi negara demokrasi, hal itu akan menjadi bencana karena hal itu berarti pemerintahan dijalankan oleh orang-orang "pemain politik" yang melakukan hal terbaik hanya untuk golongannya bukan untuk bangsa.[1]
Raeder bergabung dengan Angkatan Laut Kekaisaran atau Kaiserliche Marine pada tahun 1894 hingga menjadi Kepala Staf dari Franz von Hipper tahun 1912.
Raeder menikah pada 1903 dan memiliki tiga orang anak dari istri pertamanya.[2] Pada 1904, Raeder, yang lancar berbahasa Rusia, dikirim ke Timur Jauh sebagai pengamat Perang Rusia-Jepang.[2] Dimulai 1905, Raeder bekerja di seksi hubungan masyarakat Angkatan Laut, ketika ia pertama kali bertemu dengan Laksamana Alfred von Tirpitz dan memulai langkah politiknya dengan memberikan arahan pada wartawan untuk meluncurkan artikel yang mempromosikan Seemachtideologie dan menemui para politisi yang duduk di Reichstag untuk mempengaruhi mereka dengan Seemachtideologie.[3] Bekerja sangat dekat dengan Tirptiz, Raeder terlibat jauh dalam melobi Reichstag untuk menyetujui Undang-Undang Angkatan Laut Jerman Ketiga 1906 yang mempercayakan pemerintah Jerman untuk membangun armada kapal perangnya sehingga dapat bersaing dengan Angkatan Laut Inggris.[4]
Raeder adalah kapten yacht pribadi Kaisar Wilhem II pada saat-saat sebelum Perang Dunia I. Posisi itu bukanlah posisi penghargaan, tetapi orang-orang di posisi itu sering cepat dipromosikan setelahnya.[5]
Perang Dunia I
[sunting | sunting sumber]Pada saat Perang Dunia I, ia terlibat dalam pertempuran Dogger Bank (1915) dan pertempuran Jutland (1916). Raeder kemudian menggambarkan Hipper sebagai laksamana yang "membenci kerja berdasarkan dokumen", dan kemudian, Hipper mendelegasikan kekuasaan yang cukup kuat kepada Raeder, yang karena itu menikmati kekuasaan lebih dari yang seharusnya sebagai kepala staf.[6]
Setelah Perang Dunia I, ia belajar tentang sejarah Angkatan laut selama dua tahun, dan menjadi penulis beberapa pelajaran tentang pertempuran laut. Karena karya-karyanya ini ia dianugerahi gelar kehormatan Doctor of Philosophy honoris causa oleh Universitas Kiel.[7]
Tahun 1922 ia naik pangkat menjadi Laksamana Muda atau Konteradmiral dan Laksamana Madya atau Vizeadmiral pada tahun 1925. Oktober 1928, Raeder dipromosikan menjadi Laksamana dan menjabat sebagai Kepala staff Angkatan Laut Republik Weimar (Oberbefehlshaber der Reichsmarine).
Tahun 1933, perkembangan politik di Jerman berubah dan Partai Nazi mulai bangkit menjadi kekuatan yang mematikan. Ia sebenarnya tidak menyukai Partai Nazi, tetapi ia tetap mendukung Adolf Hitler untuk membangun kembali Angkatan Laut Kriegsmarine. pada 20 April 1936, ia dipromosikan sebagai Generaladmiral (General Admiral).
Perang Dunia II
[sunting | sunting sumber]Ia kembali di promosikan pada tahun 1939 sebagai Großadmiral (Grand Admiral), dan menjadi orang pertama yang mencapai pangkat itu setelah Alfred von Tirpitz. Pada tahun yang sama ia menyarankan untuk menyerang Norwegia, untuk mengamankan pangkalan dan Pelabuhan AL dari Angkatan Udara Inggris, sekaligus juga mengamankan jalur langsung ke laut Utara.
Di bawah komandonya, Kriegmarine berhasil mengukir prestasi besar di medan pertempuran. Di antaranya adalah kesuksesan menggempur Denmark, Norwegia, dan sukses dalam pertempuran di Afrika Utara. Ketika Jerman berencana untuk menyerbu Inggris lewat lautan, ia termasuk salah satu jenderal yang menentang, karena armada laut Inggris saat itu sangat besar. Namun ketika Jerman harus menghadapi juga armada Inggris, taktik dan strateginya mampu melawannya. Ia mampu melawan menggunakan kapal-kapal kelas berat seperti Bismarck dan Tirpizt, dan kapal-kapal kecil seperti kapal selam U-boat. Atas inisiatifnya, armada U-boat diperbanyakdan kualitas senjatanya dinaikan, sehingga daya tempurnya semakin mematikan. Prestasi U-boat yang menghancurkan ribuan kapal sekutubahkan mampu menutupi kekalahan Angkatan udara Jerman Luftwaffe dalam Battle of Britain.
Beberapa kegagalannya seperti Pertempuran Laut Barents, dan kesusksesan besar U-boat di bawah pimpinan Karl Dönitz ternyata menyebabkan kariernya disalip oleh anak buahnya sendiri Karl Dönitz. Akhirnya ia memutuskan untuk pensiun pada Mei 1943. Karl Dönitz menggantikannya sebagai Kepala Staf Angkatan Laut pada 30 Januari 1943.
Setelah Perang Dunia II
[sunting | sunting sumber]Setelah perang berakhir, ia ditangkap dan dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Nuremberg. Ia dipenjara seumur hidup atas rencana penyerangan Jerman ke Norwegia. Namun, pada akhirnya hukuman tersebut dikurangi dan pada 26 september 1955, ia dibebaskan karena alasan kesehatan. Ia kemudian menulis autobiografinya Mein Leben tahun 1957. Erich Raeder meninggal di Kiel pada tanggal 6 November 1960. Ia dimakamkan di Nordfriedhof, Kiel.[8]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Kutipan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Bird. Erich Raeder. hlm. 1-2.
- ^ a b Bird. Erich Raeder hlm. 13.
- ^ Bird. Erich Raeder. hlm. 13-14.
- ^ Bird. Erich Raeder. hlm. 14-15.
- ^ Bird. Erich Raeder. hlm. 17.
- ^ Bird. Erich Raeder. hlm. 18.
- ^ Fischer . hlm. 185-186
- ^ Mark S (2006-03-25). "Erich Johann Raeder (1876 - 1960) - Find A Grave Memorial". Find A Grave. Diakses tanggal 2014-05-30.
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Alexander, Bevin. (2000). How Hitler Could Have Won World War II. New York: Three Rivers Press. ISBN 0-609-80844-3.
- Bergen, Doris. (Sep. 1997). "'Germany Is Our Mission: Christ Is Our Strength!' The Wehrmacht Chaplaincy and the 'German Christian' Movement". hlm. 522–536 dari Church History Volume 66, Issue #3.
- Bird, Eugene. (1976). The Loneliest Man in the World, Rudolph Hess, in Spandau. London: Spher.
- Bird, Keith. (1977). Weimar, The German Naval Officer Corps and the Rise of National Socialism. Amsterdam: Grüner. ISBN 90-6032-094-8.
- Bird, Keith. (2006). Erich Raeder Admiral of the Third Reich. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN 1-55750-047-9.
- Fischer, Kurt (bahasa Jerman). (1998). Großadmiral Dr. phil. h.c. Erich Raeder. Dalam: Gerd R. Ueberschär (ed.): Hitlers militärische Elite Band 1: Von der Anfängen des Regimes bis zum Kriegsbeginn (hlm. 185-194). Darmstadt, Germany: Wissenschaftliche Buchgesellschaft. ISBN 3-89678-083-2.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- The Reichsmarine 1919-1935 oleh Jason Pipes
- Kriegsmarine The Navy 1935-1945 oleh Jason Pipes
- Raeder versus Wegener Conflicts in German Naval Strategy Diarsipkan 2011-11-18 di Wayback Machine. oleh Commander Kenneth Hansen
- Judgement at Nuremberg: Erich Raeder