Lompat ke isi

Hiasan Natal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pohon Natal di dalam sebuah rumah.

Hiasan Natal adalah salah satu dekorasi yang digunakan pada waktu Natal. Warna tradisional yang digunakan untuk menggambarkan suasana Natal adalah hijau tusam, putih salju, dan merah hati. Biru dan putih juga sering digunakan untuk mewakili suasana musim dingin, atau bahkan suasana Hanukkah, yang dirayakan pada waktu yang hampir bersamaan. Warna emas dan perak juga sangat umum digunakan, serta warna-warna metalik lainnya. Sedangkan ikon-ikon musim dingin yang digunakan biasanya adalah kepingan salju, manusia salju, bongkahan es, serta penguin dan beruang kutub.

Jenis hiasan Natal yang digunakan berbeda di tiap-tiap negara, tergantung pada tradisi dan sumber daya yang tersedia.

Pohon Natal dikatakan sebagai bentuk tradisi dan ritual pagan Kristiani yang mengelilingi titik balik matahari musim dingin, termasuk penggunaan dahan cemara dalam ritual, dan penggunaan pohon sebagai hiasan Natal diadaptasi dari ritual pagan.[1] Istilah "Christmas tree" (pohon Natal) pertama kali digunakan pada tahun 1835,[2] yang berasal dari bahasa Jerman. Tradisi penggunaan pohon sebagai hiasan Natal modern diyakini dimulai di Jerman pada abad ke-18,[1] meskipun benyak yang berpendapat bahwa Martin Luther telah memulai tradisi ini pada abad ke-16.[3][4] Dari Jerman, tradisi ini kemudian diperkenalkan di Inggris; di negara ini, penggunaan pohon sebagai hiasan Natal pertama kali diperkenalkan oleh Ratu Charlotte, istri Raja George III, dan kemudian semakin populer pada masa pemerintahan Ratu Victoria. Foto Ratu Victoria dengan hiasan cemara yang terkenal diterbitkan di Amerika Serikat pada tahun 1840, sekaligus memperkenalkan tradisi ini ke kalangan warga Amerika.[5] Pohon Natal bisa dihiasi dengan lampu dan ornamen.

Hiasan Natal di depan sebuah gereja.

Sejak abad ke-19, poinsettia, tanaman asli dari Meksiko, telah sering dikaitkan dengan perayaan Natal. Tanaman Natal populer lainnya termasuk kambasira, kapasilan, daun Ivi, kembang procot merah, dan kaktus Natal. Bersama pohon Natal, interior rumah dihiasi dengan tanaman-tanaman ini, kadang dilengkapi juga dengan karangan bunga dan dedaunan cemara. Penggunaan pohon tusam di dalam pot juga populer, namun tanaman ini membutuhkan cahaya matahari, dan penggunaannya sebagai tanaman hias sangat tidak dianjurkan.

Karangan bunga untuk hiasan Natal bisa terbuat dari tumbuhan nyata atau hanya berupa cabang konifer buatan. Beberapa jenis tumbuhan runjung juga bisa digunakan sebagai karangan bunga, yang dirangkai bersama buah tusam dan berri, serta dihiasi dengan ornamen Natal seperti lonceng.

Luar ruangan

[sunting | sunting sumber]
Hiasan Natal di sebuah rumah di Dublin, California

Di Amerika Utara dan Selatan, Australia, dan Eropa, sudah menjadi tradisi untuk menghiasi bagian luar rumah dengan lampu-lampu, dan kadang juga dilengkapi dengan kereta salju, manusia salju, dan ikon-ikon Natal lainnya. Simbol-simbol Natal akan digantung di dekat lampu-lampu jalan dan pohon Natal diletakkan di alun-alun kota.[6]

Lain-lain

[sunting | sunting sumber]
Kaus kaki Natal yang digantung di kepala tempat tidur.

Di Dunia Barat, gulungan kertas berwarna cerah dengan motif Natal ataupun motif umum diproduksi sebagai pembungkus hadiah. Ilustrasi Desa Natal juga menjadi tradisi di banyak rumah selama musim ini. Dekorasi Natal lainnya termasuk lonceng, lilin, permen tongkat, garland, kaus kaki, karangan bunga, dan miniatur malaikat. Di sebagian besar negara, representasi gua Natal sangat populer. Terdapat beberapa gereja yang masih menampilkan drama kelahiran Yesus yang diperankan oleh relawan, dan bahkan dengan menggunakan hewan hidup. Salah satu benda lainnya yang paling populer saat Natal adalah kaus kaki. Menurut legenda, Santo Nicolas akan menyelinap masuk melalui cerobong asap dan menyelipkan emas ke dalam kaus kaki yang tergantung di perapian.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b van Renterghem, Tony. When Santa was a shaman. St. Paul: Llewellyn Publications, 1995. ISBN 1-56718-765-X
  2. ^ Harper, Douglas, Christ, Online Etymology Dictionary, 2001.
  3. ^ "The Chronological History of the Christmas Tree". The Christmas Archives. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-21. Diakses tanggal December 18, 2007. 
  4. ^ "Christmas Tradition – The Christmas Tree Custom". Fashion Era. Diakses tanggal December 18, 2007. 
  5. ^ Shoemaker, Alfred Lewis. (1959) Christmas in Pennsylvania: a folk-cultural study. Edition 40. p.52,53. Stackpole Books 1999. ISBN 0-8117-0328-2
  6. ^ Murray, Brian. "Christmas lights and community building in America," Diarsipkan 2006-10-26 di Wayback Machine. History Matters, Spring 2006.
  7. ^ Deo, Ritwik. "Christmas decorations". My Family Club. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-25. Diakses tanggal 2013-12-24. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]