Lompat ke isi

Lambung Bukit, Pauh, Padang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lambung Bukit
Saluran irigasi Gunung Nago di Lambung Bukit
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KotaPadang
KecamatanPauh
Kode Kemendagri13.71.08.1009 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1371100013 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 0°50′42.000″S 100°29′20.400″E / 0.84500000°S 100.48900000°E / -0.84500000; 100.48900000


Lambung Bukit adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat, Indonesia.

Asal usul

[sunting | sunting sumber]

Lambuang Bukik

[sunting | sunting sumber]

Lambuang Bukik di dalam bahasa Indonesia berarti lereng bukit atau kaki bukit. Karena daerah ini menurut cerita terletak di kaki bukit yang ada di Pauh.[1]

Batu Busuk

[sunting | sunting sumber]

Batu merupakan salah satu benda yang keras, dan busuk merupakan aroma bau yang tidak sedap. Di daerah ini dulunya ada terdapat sebuah batu berukuran cukup besar yang bernama Batu Puru. Batu tersebut mengeluarkan air yang busuk (berbau) yang menyengat seperti bau bangkai. Jadi, penamaan nama daerah Batu Busuk ini termasuk ke dalam motif nama benda yaitu batu dan dijadikan sebagai nama tempat (daerah).[1]

Kata Sungkai berawal dari kata ansua dan ungkai. Kata ansua dalam bahasa Indonesia dapat diartikan yaitu geser, dan kata ungkai dapat diartikan yaitu buka. Seperti yang diceritakan di daerah ini ada dua orang pemuda sedang bertengkar yang disebabkan oleh pondok yang ada di lokasi itu. Mereka ragu pondok tersebut akan digeser atau dibongkar. Kemudian satu orang menyebut ansua (geser) dan satu orang lagi menyebut ungkai (buka). Dari uraian di atas penamaan nama tempat (daerah) Sungkai ini termasuk ke dalam motif tindakan masyarakat karena dalam cerita tersebut mencerminkan suatu tindakan yang tidak baik dilakukan oleh masyarakat tersebut.[1]

Bukik Tabuk

[sunting | sunting sumber]

Bukik dalam bahasa Indonesia berarti bukit dan Tabuk berarti berlubang/dilubangi. Asal-usul nama daerah ini adalah bukit yang ditembus untuk membuat aliran air sungai untuk sentral pembangkit listrik PT Semen Padang pada tahun 1928. Berdasarkan uraian di atas nama tempat (daerah) ini termasuk ke dalam motif gabungan geografis dengan topografi yang tergambar dari ceritanya letak/posisi daerah di bukit dan permukaan bukit di daerah tersebut dilubangi.[1]

Kampuang Pinang

[sunting | sunting sumber]

Kampuang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan yaitu kampung, dan pinang adalah salah satu nama buah. Tetapi pinang yang dimaksudkan di sini bukanlah nama buah tersebut melainkan istilah di Pauh yaitu batapuang pinang, bapacah batu yang maknanya membulatkan suara dan bertekad untuk melawan Belanda. Hanya karena kelaziman, orang-orang menyebut daerah ini bernama Kampuang Pinang. Dari hal di atas nama tempat (daerah) ini termasuk ke dalam motif geografis dan tindakan masyarakat yang membulatkan suara dengan cara musyawarah.[1]

Sakayan Ubi

[sunting | sunting sumber]

Sakayan merupakan istilah di Pauh untuk sebutan anak sungai, dan Ubi adalah nama salah satu tumbuhan yang berjenis umbi-umbian. Menurut cerita dulunya banyak orang yang berladang ubi di dekat anak sungai tersebut. Berdasarkan cerita di atas penamaan nama tempat (daerah) Sakayan Ubi ini termasuk ke dalam motif gabungan nama tumbuhan dan topografi.[1]