Ikan berminyak
Ikan berminyak adalah ikan yang dagingnya mengandung minyak, umumnya ikan berdaging merah namun ikan berdaging putih juga memilikinya dalam jumlah yang lebih sedikit. Pada ikan merah, minyaknya dapat mencapai kadar 30 persen dari massa daging, tergantung spesiesnya. Pada ikan putih, minyak terkonsentrasi pada hatinya. Contoh ikan berminyak adalah sarden, teri, salmon, dan makerel.[1]
Ikan berminyak merupakan sumber vitamin A dan vitamin D yang baik karena kedua vitamin tersebut larut dalam lemak. Ikan berminyak juga kaya kandungan asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan.[2][3] Meski demikian, ikan berminyak dapat memiliki kandungan kontaminan seperti merkuri dan dioksin dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan ikan daging putih.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "What's an oily fish?". Food Standards Agency. 24 June 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-10. Diakses tanggal 2014-04-22.
- ^ "Oily fish helps heart attack victims to live longer - 07 October 1989". New Scientist. 1989-10-07. Diakses tanggal 2009-07-27.
- ^ "Healthy diet can reduce arthritis symptoms". CANDIS. Diakses tanggal 2009-09-24.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Food — Get cooking — Fish". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-24. Diakses tanggal 2009-07-27.
Bahan bacaan terkait
[sunting | sunting sumber]- Clover, Charles. 2004. The End of the Line: How overfishing is changing the world and what we eat. Ebury Press, London. ISBN 0-09-189780-7
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Achieving optimal essential fatty acid status in vegetarians: current knowledge and practical implications (American Journal of Clinical Nutrition)
- "What's an oily fish?" from the UK Foods Standards Agency Diarsipkan 2010-12-10 di UK Government Web Archive
- BUPA article on oily fish Diarsipkan 2005-10-30 di Wayback Machine.
- George Monbiot on the environmental problems of sourcing omega-3 from fish