M. Shadiq Pasadigoe
M. Shadiq Pasadigoe | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | |
Mulai menjabat 1 Oktober 2024 | |
Grup parlemen | Fraksi Partai NasDem |
Daerah pemilihan | Sumatera Barat I |
Mayoritas | 50.458 (2024) |
Bupati Tanah Datar ke-10 | |
Masa jabatan 26 September 2005 – 26 September 2015 | |
Wakil | Aulizul Syuib (2005–10) Hendri Arnis (2010–13) Irdinansyah Tarmizi (2014–15) |
Informasi pribadi | |
Lahir | 8 Januari 1960 Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | NasDem (sejak 2022) |
Afiliasi politik lainnya | PAN (2018–2022) |
Suami/istri | Betti Shadiq Pasadigoe |
Anak | 5 |
Orang tua | Pakiah Saliah Digoel (ayah) Asiah Said binti Syekh H.M. Said (ibu) |
Almamater | Universitas Andalas Universitas Ekasakti Universitas Negeri Padang |
Sunting kotak info • L • B |
Ir. M. Shadiq Pasadigoe, S.H., M.M. (lahir 8 Januari 1960) adalah seorang politikus dari Partai NasDem dan mantan birokrat Indonesia yang menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) periode 2024–2029 untuk daerah pemilihan Sumatera Barat I. Ia pernah menjabat sebagai Bupati Tanah Datar dua periode sejak 2005 hingga 2015.[1] Ia mengakhiri karier birokratnya sebagai Staf Ahli Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah periode 2017-2018.[2] Dalam masa jabatan sebagai bupati, ia pernah didaulat sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) periode 2011 hingga 2015.[3]
Latar belakang dan pendidikan
[sunting | sunting sumber]M. Shadiq Pasadigoe dilahirkan di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada 8 Januari 1960. Ia merupakan putra dari pasangan Mohamad Saleh Kari Sutan (alias Pakiah Saliah) dan Asiah binti Syekh H.M. Said. Ayahnya merupakan seorang pejuang perlawanan kolonial Belanda asal Nagari Rao-rao yang dibuang pemerintah kolonial Belanda ke Digoel, Pulau Papua pada 1932.[4] Nama Pasadigoe di belakang nama Shadiq merupakan akronim dari nama ayahnya, Pakiah Saliah Digoel.[5] Saat Shadiq lahir, ayahnya berusia 62 tahun. Pakiah Saliah meninggal dunia setelah 3 bulan Shadiq menamatkan kuliah pada 1986.[6]
Shadiq mengenyam pendidikan di SD Negeri 4 Batusangkar (1972), SMP Negeri 1 Batusangkar (1976), dan SMA Negeri Batusangkar (1980). Ia meraih gelar Insinyur dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas (1986), Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Ekasakti (2000), dan Magister Manajemen dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang (2003–2011).[7][8]
Karier birokrat
[sunting | sunting sumber]Shadiq memulai karier birokrat dari bawah sebagai staf Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar pada 1988. Pada 1989, ia dimutasi menjadi Staf Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Provinsi Sumatera Barat. Pada 1990, ia dipromosikan menjadi Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan DLLAJ Provinsi Sumatera Barat. Pada 1991, ia dirotasi menjadi Kepala Seksi Perawatan Pembuatan Karoseri DLLAJ Provinsi Sumatera Barat dan menjabat hingga 1996. Pada 1997, ia menjabat Kepala Sub Dinas Teknik Sarana DLLAJ Provinsi Sumatera Barat hingga 2001. Seiring pergantian nomenklatur, pada 2001 jabatannya berganti nama menjadi Kepala Sub Dinas Keselamatan dan Teknik Sarana Angkutan Darat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat hingga 2005. Pada 2005 itu pula, ia dipromosikan menjadi Wakil Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat.[7]
Karier bupati
[sunting | sunting sumber]Dalam pemilihan Bupati Tanah Datar 2000 yang digelar oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tanah Datar pada 6 September 2000, Masriadi Martunus yang menggandeng Masnefi menjadi salah satu calon bupati-wakil bupati dalam pemilihan tersebut. Mereka bersaing menghadapi calon lainnya, yakni Asraruddin–Wahyu Iramana Putra, M. Shadiq Pasadigoe–Sutan Yusri Tanjung, Baridjambek–Syafruddin, dan Arkadius–Supadria. Meskipun Asraruddin–Wahyu Iramana Putra menjadi calon yang diunggulkan oleh masyarakat, tetapi Masriadi–Masnefi berhasil memenangkan pemilihan bupati tersebut dengan 20 suara. Asraruddin–Wahyu Iramana Putra kalah dengan 14 suara, sedangkan calon lainnya tidak memperoleh suara.[9]
Ketika Tanah Datar menggelar pemilihan kepala daerah secara langsung pertama pada 25 September 2005, Shadiq mencoba bertarung dengan menggandeng Aulizul Syuib sebagai wakil bupati. Pasangan ini diusung oleh Partai Golongan Karya dan berhasil memenangkan kontestasi pemilihan.[10]
Berpasangan dengan Hendri Arnis pada periode keduanya, mereka memenangi Pilkada Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2010.[11]
Karier setelah bupati
[sunting | sunting sumber]Selesai menjabat bupati 2 periode, Shadiq sebenarnya ingin maju menjadi Gubernur Sumatera Barat untuk pemilihan umum 2015 dan mendapat dukungan dari beebagai pihak,[12] tetapi ia tidak mendapatkan kendaraan politik.[13]
Shadiq yang masih berstatus pegawai negeri sipil, melalui lelang jabatan pada 2016 berhasil diangkat menjadi Inspektur III Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Pada 2017, ia diangkat menjadi Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi hingga pensiun pada 2018.[14]
Karier legislator
[sunting | sunting sumber]Shadiq memulai karier politiknya di Partai Golongan Karya (Golkar).[13] Pada pemilihan umum 2019, Shadiq maju sebagai calon Anggota DPR-RI dari Partai Amanat Nasional untuk Sumatera Barat I, tetapi tidak lolos.[14]
Pada pemilihan umum 2024, Shadiq kembali maju sebagai calon Anggota DPR-RI, tetapi beralih ke Partai NasDem untuk Sumatera Barat I. Ia berhasil terpilih sebagai Anggota DPR-RI dengan memperoleh 50.458 suara.[15] Ia dilantik pada 1 Oktober 2024.[16]
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Shadiq menikahi Betti Zulfina yang kini lebih dikenal sebagai Betti Shadiq Pasadigoe yang pernah menjadi anggota DPR-RI periode 2014–2019 dari partai Golkar.[17] Istrinya masuk DPR-RI melalui pertarungan di daerah pemilihan Sumatera Barat I.[18] Betty menamatkan S1 di Jurusan Akuntansi Universitas Andalas[19] lalu melanjutkan S2 di Magister Manajemen di universitas yang sama.
Dari hasil pernikahan Shadiq dan Betty, pasangan ini memperoleh lima orang anak, yaitu Picer Nikander Muhammad,[20] Nabila Mira Miranda (wafat pada 2021 dalam usia 24 tahun),[21] Nadiah Firzana Muti, Naura Ghassani Muti,[22] dan Nausilla Hasanah Muti[13]
Penghargaan[7]
[sunting | sunting sumber]- Satyalancana Kebaktian Sosial Tahun dari Presiden RI 2013
- Tokoh Berpengaruh Sumatera Barat Tahun 2013 dari Media Suara Keadilan Rakyat 2013
- 10 Tokoh Sumbar Versi Tabloid Publik 2009
- Bupati Berprestasi Versi Majalah Swa 2008
- Citra Tokoh Peduli Budaya 2007
- Tokoh Peduli Kemiskinan 2007
- Penghargaan Bhakti Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2007
- Penghargaan Penyampaian LAKIP 2007
- Penghargaan Kinerja Pelayanan Publik Terbaik II Tingkat Provinsi Sumatera Barat 2006
- Penghargaan Citra Bhakti Abdi Negara 2006
- Pembina Karang Taruna Terbaik Tingkat Provinsi Sumatera Barat 2006
- Pemuda Award Tingkat Provinsi Sumatera Barat 2006
- Satyalancana Karya Satya X 2001
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ "Mantan Bupati Tanah Datar Dua Periode Gabung NasDem". Partai NasDem (dalam bahasa Inggris). 2022-10-10. Diakses tanggal 2022-10-17.
- ^ https://silonpemilu.kpu.go.id/publik/calon/58894/2[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Bupati Tanah Datar Jabat Sekjen APKASI -". | (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-01-19. Diakses tanggal 2024-01-19.
- ^ Sufyan, Fikrul Hanif (2018-05-02). Menuju Lentera Merah: Gerakan Propagandis Komunis Di Serambi Mekah 1923-1949. UGM PRESS. ISBN 978-602-386-112-5.
- ^ https://www.infonusantara.net/2019/03/maju-ke-dpr-ri-ir-m-shadiq-pasadigoe-sh.html
- ^ https://hijrahlai.blogspot.com/2014/03/kisah-shadiq-pasadigue-anak-pejuang.html
- ^ a b c https://web.archive.org/web/20131022023453/http://www.tanahdatar.go.id/pejabat/1/bupati.html
- ^ "PDDikti - Pangkalan Data Pendidikan Tinggi". pddikti.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2024-01-19.
- ^ NAL (9 September 2000). "Heboh Pemilihan Bupati: 35 Anggota DPRD Tanah Datar Dikarantina". Kompas. hlm. 23. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-08. Diakses tanggal 12 Maret 2021.
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-05-08. Diakses tanggal 2021-03-14.
- ^ "Profil Bupati dan Wakil Bupati" Diarsipkan 2013-11-02 di Wayback Machine. Situs Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Diakses 20 Juli 2013.
- ^ "IKTD RIAU DUKUNG SHADIQ MAJU PADA PILGUB TAHUN 2015 MENDATANG -". | (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-01-19. Diakses tanggal 2024-01-19.
- ^ a b c Chaniago, Hasril (ed). 2023. Ensiklopedia Tokoh 1001 Orang Minang. Padang: UMSB Press.
- ^ a b https://kbr.id/kenalicaleg/2019/caleg/ir--m--shadiq-pasadigoe--sh/5265.html
- ^ "Perolehan Suara Pileg DPR Dapil Sumbar 1, PKB Dapat Kursi dan 4 Petahana Tumbang Halaman all - Kompas.com". Diakses tanggal 1 Okt 2024.
- ^ "Daftar 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029 Bakal Ikuti Pelantikan Hari Ini Halaman all - Kompas.com". Diakses tanggal 1 Okt 2024.
- ^ "Betti Shadiq Pasadigoe". tirto.id. Diakses tanggal 2024-01-19.
- ^ http://scholar.unand.ac.id/22931/1/ABSTRAK.pdf (Diakses 19 Januari 2024)
- ^ KBR. "KBR :: KENALI CALEG - BETTI SHADIQ PASADIGOE,SE,AK,MM : info caleg terlengkap". kbr.id. Diakses tanggal 2024-01-19.
- ^ "PDDikti - Pangkalan Data Pendidikan Tinggi". pddikti.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2024-01-19.
- ^ "Suasana Duka Sangat Terasa, Saat Hantarkan Nabila Mira Miranda ke Peristirahatan Terakhir -". | (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-01-19. Diakses tanggal 2024-01-19.
- ^ https://id.linkedin.com/in/nauraghassani (Diakses 19 Januari 2024)
- Orang hidup berusia 64
- Kelahiran 1960
- Birokrat Indonesia
- Alumni Universitas Negeri Padang
- Alumni Universitas Andalas
- Politikus Minangkabau
- Tokoh Sumatera Barat
- Tokoh dari Tanah Datar
- Politikus Indonesia
- Politikus Partai Golongan Karya
- Politikus Partai Amanat Nasional
- Bupati Tanah Datar
- Penerima Satyalancana Karya Satya
- Anggota DPR RI 2024–2029