Bahasa Chadong
Bahasa Chadong (juga disebut Chaodong, Hanzi sederhana: 茶洞语; Hanzi tradisional: 茶洞語) adalah suatu bahasa Tai–Kadai yang dituturkan di Kotapraja Chadong, Kabupaten Lingui, Guilin, Guangxi timur laut, Tiongkok.[4] Bahasa ini paling dekat hubungannya dengan Maonan. Bahasa Chadong hanya baru diteliti secara mendalam oleh ahli bahasa dari Tiongkok bernama Jinfang Li pada dasawarsa 1990-an dan 2000-an.
Penutur bahasa ini digolongkan oleh Pemerintah Tiongkok sebagai bagian dari bangsa Han, walaupun tidak menuturkan bahasa Tionghoa sebagai bahasa ibu.[4]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Menurut prasasti dari zaman Dinasti Ming, penutur bahasa Chadong aslinya berasal dari Qingyuanfu, Nandan, Guangxi, yang terletak jauh di barat. Mereka dikirim ke daerah Guilin pada zaman Dinasti Yuan untuk menekan pemberontak Zhuang dan Yao.[4]
Genetika penutur
[sunting | sunting sumber]Qiongying Deng dan Chuan-Chao Wang et al. telah melaporkan bahwa sebagian besar kumpulan gen patrilineal dan matrilineal penutur bahasa Chadong bergaris keturunan khas yang umum ditemukan penduduk Tiongkok selatan. Beberapa garis keturunan Asia Tenggara kuno (haplogroup kromosom Y, C, dan D; haplogroup mtDNA M*, M33, M74, dan R*) juga ditemukan dalam mayoritas penutur Chadong. Chadong menunjukkan pola keragaman kromosom Y dan mtDNA yang mirip dengan populasi selatan lainnya, terutama penduduk Kam-Sui, yang sebenarnya sesuai dengan penggolongan linguistik. Namun, asal usul Chadong tampaknya jauh lebih kompleks. Aliran gen terbaru dari penduduk Sino-Tibet terdeteksi di sisi patrilineal Chadong, seperti haplogroup kromosom Y O3a1c-002611, O3a2c1*-M134, dan O3a2c1a-M117, mungkin melalui penaklukan dan penyebaran oleh bangsa Tionghoa Han. Dari aspek matrilineal, sebagian besar haplogroup mtDNA Chadong juga mengelompok bersama-sama dengan Hmong-Mien, dan aliran gen yang jelas dari populasi Tibeto-Burman ke Chadong juga diamati pada haplogroup F1a. Secara keseluruhan, asal usul Chadong sebagian besar merupakan hasil percampuran antara penduduk sekitar dengan penduduk asli Kam-Sui. Dalam populasi Kam-Sui, Chadong lebih dekat hubungannya dengan Mulam daripada dengan Maonan, terutama dari sisi matrilineal.[5]
Penyebaran
[sunting | sunting sumber]Di Liangjiang, bahasa Chadong kurang konservatif karena pengaruh dari bahasa-bahasa Zhuang, Pinghua (Liangjiang Pinghua 两江平话 dialect), dan Mandarin Barat Daya (Diller, et al. 2008). Bahasa Chadong dituturkan sebanyak 18.000 jiwa di 98 desa, sementara ada 104 desa suku Chadong dengan 20.547 jiwa pada tahun 2000 (Li et al. 2012).
- Chadong (茶洞乡), Kabupaten Lingui
- Liangjiang (两江镇), Kabupaten Lingui
- Longjiang (龙江乡), Kabupaten Yongfu
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Chadong di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Chadong". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Chadong". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ a b c Diller, Anthony; Edmondson, Jerold; Luo, Yongxian, ed. (2008). "Chapter 21: Chadong, a Newly-Discovered Kam–Sui Language in Northern Guangxi". The Tai–Kadai Languages. Routledge. hlm. 596–620. ISBN 978-0-203-64187-3.
- ^ Deng QY*, Wang CC*, Wang XQ*, Wang LX, Wang ZY, Wu WJ, Li H, the Genographic Consortium. Genetic affinity between the Kam-Sui speaking Chadong and Mulam people. J Syst Evol. 2013, 51(3):263-270.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Li Rulong [李如龙], Hou Xiaoying [侯小英], Lin Tiansong [林天送], Qin Kai [秦恺]. 2012. A study of Chadong [茶洞语研究]. Beijing: Ethnic Publishing House. ISBN 9787105123216.