Lebo, Manganitu, Kepulauan Sangihe
Lebo | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Utara |
Kabupaten | Kepulauan Sangihe |
Kecamatan | Manganitu |
Kode pos | 95853 |
Kode Kemendagri | 71.03.13.2011 |
Luas | 5,66 km² (2,19 mil²) |
Lebo adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Jarak tempuh ke ibukota kecamatan ±12 km, ke ibu kota kabupaten ±22 km.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Nama awal desa
[sunting | sunting sumber]Dulu, Desa Lebo dikenal sebagai Desa Bahoi. Ketika pemerintahan Raja Tolosang mengambil alih kerajaan Maogungang (KECAMATAN MANGANITU), nama-nama pesisir pantai harus disesuaikan dengan nama kota kerajaan. Oleh karena itu, selama masa pemerintahan Raja Tolosang, Desa Lebo masih bernama Bahoi. Setelah tahun 1875, Desa Bahoi diresmikan sebagai Desa.
Sebelum kepala desa memerintah, Desa Bahoi dibagi menjadi dua wilayah kekuasaan. Wilayah pertama, yang batasnya dari "Sungai Bendade" hingga "Sungai Pokole", diperintah oleh seorang Kulano bernama Maneking. Wilayah kedua, yang batasnya dari "Sungai Pokole" hingga "Tanjung Lelapide", diperintah oleh Kulano bernama Habibi. Pemerintahan Wilayah kedua masih bergabung dengan Desa Akesembeka (Karatung, Kec. Manganitu).
Pergantian nama desa
[sunting | sunting sumber]Nama "Lebo" sudah digunakan sejak masa pemerintahan Raja Lasaru karena salah satu wilayah anak desa Bahoi bernama Lebo. Perubahan nama dari Bahoi menjadi Lebo resmi ditetapkan pada tanggal 12 Juni 1947, ketika Agustinus Dinse Mona menjabat sebagai Kepala Desa. Pengesahan nama ini dilakukan melalui otoritas Raja Dalondo dari Manganitu. Saat itu, Jogugu dijabat oleh S. Dalawir.
"Lebo" adalah istilah dalam bahasa daerah Sangihe yang mengacu pada lumpur. Di masa lalu, tepatnya di Kampung Bahoi, terdapat rawa yang lumpurnya digunakan untuk pewarnaan kain dalam pembuatan baju adat Sangihe yang dikenal sebagai "LEBOMBALI", yang berarti lumpur pewarna baju adat. Warna yang dihasilkan meliputi biru, hijau, dan ungu. Hal ini menjelaskan pergantian nama dari Bahoi menjadi Lebo.
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Desa Lebo memiliki sebuah objek wisata yakni Pulau Senggelohe. Pulau Senggelohe adalah sebuah pulau batu yang terletak di laut dekat pantai Desa Lebo. Pulau ini merupakan destinasi wisata berupa keindahan alam bawah laut untuk penyelaman.
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Pemerintahan di Desa Lebo dipimpin oleh kepala desa. Berikut daftarnya:
No | Nama | Tahun Memerintah | Ket. |
---|---|---|---|
1. | Dalega Sawang Muli | 1875 - 1904 | |
2. | Wellem Mokodompis | 1905 - 1906 | |
3. | Fillipes Damping | 1907 - 1912 | |
4. | Hendrik Tiwa | 1913 - 1920 | |
5. | Paulus Muli | 1921 - 1927 | |
6. | A. B. M. Pandensolang | 1928 - 1944 | |
7. | Christomus Pandensolang | 1945 - 1946 | |
8. | Agustinus Dinse Mona | 1946 - 1974 | |
9. | Eratus Muli | 1974 - 1975 | Pejabat |
10. | Adeneur Sudihati Mona | 1976 | 6 Bulan |
11. | Wemprit Modali | 1976 - 1980 | Pejabat |
12. | Heronimus Andris | 1980 - 1993 | |
13. | R. S. Manganguwi | 1993 - 2003 | |
14. | Y. Mona | 2003 - 2008 | |
15. | R. S. Manganguwi | 2008 - 2018 | |
16. | Samson Y. Muli | 2018 - 2024 |
Referensi
[sunting | sunting sumber]