Tiangou
Tiangou (Hanzi: 天狗; Pinyin: tiān gǒu; Wade–Giles: t'ien1-kou3; harfiah: 'Anjing Langit') atau Tianggou Xing (Hanzi: 天狗星; Pinyin: tiān gǒu xīng; Wade–Giles: t'ien1-kou3; harfiah: 'Bintang Anjing Langit') adalah salah satu makhluk mitologis dari Tiongkok. Dalam cerita rakyat Tiongkok, tiangou dikenal sebagai penyebab terjadinya bulan dan menculik anak-anak.[1]
Klasik Gunung dan Laut
[sunting | sunting sumber]Klasik Gunung dan Laut, salah satu klasik Tiongkok kuno, menggambarkan Tiangou menyerupai kucing liar dan dapat mengusir kekuatan jahat.
Tiga ratus li ke baratnya lagi terdapat Gunung Gelap.
Sungai Mandi-Berlumpur keluar dari dalamnya dan mengalir ke selatan menuju Danau Tanaman-Kipas.
Di sana terdapat banyak kerang cowry.
Terdapat seekor binatang di sana yang menyerupai seekor kucing liar tetapi dengan kepala berwarna putih.
Ia disebut Anjing Langit dan mengeluarkan suara seperti kucing.
Ia dapat mengusir kekuatan-kekuatan jahat.[2]
Catatan Guo Pu menyebutkan bahwa tiangou memiliki ukuran kecil dan dapat membantu para penguasa untuk mengusir pengaruh-pengaruh jahat dengan cara memakannya atau mengenakannya sebagai sabuk.[2] Dalam terjemahan kanon agama Buddha ke dalam bahasa Mandarin, istilah tengu merujuk pada bahasa Sanskrit ulka yang berarti "api langit" atau "meteor". Istilah yang sama juga digunakan untuk merujuk bintang jatuh yang membunuh orang atau nama konstelasi bintang.[3]
Legenda
[sunting | sunting sumber]Anjing Langit menelan bulan
[sunting | sunting sumber]Masyarakat Tiongkok kuno percaya bahwa gerhana bulan disebabkan oleh anjing langit yang berusaha menelan bulan dan menculik anak-anak. Oleh sebab itu, terdapat kebiasaan kuno untuk membuat keributan pada saat gerhana terjadi, seperti membunyikan bel, menabuh gong, atau menyalakan kembang api, agar anjing langit ketakutan dan melepaskan bulan. Legenda mengatakan bahwa Zhang Xian berhasil mengusir anjing tersebut sehingga hingga kini masyarakat memujanya untuk memohon perlindungan.[1]
Zhang Xian memanah Anjing Langit
[sunting | sunting sumber]Zhang Xian (Hanzi: 張仙; Pinyin: Zhāng Xiān) adalah dewa pelindung bayi dan janin yang belum dilahirkan. Semasa ia masih muda, seorang pria tua bermata empat memberinya sebuah busur dan sebutir permata emas yang dapat membantunya menolong orang-orang. Pada suatu ketika, kampung halamannya diserang wabah yang tidak dapat disembuhkan. Zhang Xian mencari tahu apa yang terjadi dan akhirnya menemukan bahwa seekor anjing langit bewarna hitamlah yang menjadi penyebabnya. Ia mengambil busurnya kemudian memanahkan permatanya ke arah anjing tersebut sehingga si anjing akhirnya melarikan diri kembali ke langit.[4]
Anjing Langit di Jepang
[sunting | sunting sumber]Tengu (天狗) merupakan makluk mitologis Jepang yang namanya berasal dari tiangou (天狗). Meskipun demikian, Tengu memiliki wujud humanoid yang memiliki hidung panjang dan memiliki karakteristik burung lainnya.[5]
Kultur
[sunting | sunting sumber]- Tiangou merupakan salah satu nama dari dua anjing beagle hasil rekayasa genetika para ilmuwan dari Universitas Nanjing, Tiongkok; anjing yang lain diberi nama Hercules. Kedua anjing ini memiliki massa otot dua kali lipat dibandingkan beagle biasa.[6][7]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Media tentang Tiangou di Wikimedia Commons
- Anjing dalam mitologi Tiongkok
- Xiaotian Quan (啸天犬), anjing langit milik Erlang Shen.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Jeremy Roberts (2010). Chinese Mythology A to Z, Edisi kedua. New York: Chelsea House Publishers. hlm. 86-87, 152. ISBN 978-1-4381-2799-6.
- ^ a b Richard E. Strassberg (2002). A Chinese bestiary : strange creatures from the guideways through mountains and seas. Berkeley dan Los Angeles, California: University of California Press. hlm. 111. ISBN 0-520-21844-2. line feed character di
|title=
pada posisi 66 (bantuan) - ^ Duncan Ryūken Williams (2005). The Other Side of Zen: A Social History of Sōtō Zen : Buddhism in Tokugawa Japan. Princeton dan Oxford: Princeton University Press. hlm. 63. ISBN 0-691-11928-7.
- ^ anonim. "Pictures of Zhang Xian Da Di (護產送子張仙大帝)". Currencies & Foreign Exchange. Diakses tanggal 11 November 2015.[pranala nonaktif permanen]
- ^ de Visser, M. W. (1908). "The Tengu". Transactions of the Asiatic Society of Japan 34 (2): pp. 25-99. Z. P. Maruya & Co.
- ^ Mark Prigg (20 Oktober 2015). "Meet the SUPERDOGS: Chinese researchers reveal 'mutant' beagles genetically engineered to be extra muscular". Daily Mail UK. Diakses tanggal 11 November 2015.
- ^ Will Heilpern (28 Oktober 2015). "Super-strong, genetically-engineered dogs -- Could they cure Parkinson's disease?". CNN. Diakses tanggal 11 November 2015.