Kesultanan Sambaliung
Kesultanan Sambaliung کسلطانن سمباليوڠ | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1810–1960 | |||||||||
Kiri: Bendera kesultanan saat ini Kanan: Bendera kesultanan pada abad ke-19 | |||||||||
Peta wilayah Kesultanan Sambaliung | |||||||||
Status | Protektorat di bawah Kerajaan Belanda (sejak 1837) | ||||||||
Ibu kota | Sambaliung | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Melayu, Berau | ||||||||
Agama | Islam Sunni (resmi) Animisme | ||||||||
Pemerintahan | Monarki Kesultanan | ||||||||
Sultan | |||||||||
• 1810 – 1844 | Sultan Alimuddin (Raja Alam) | ||||||||
• 1902 – 1960 | Sultan Muhammad Aminuddin | ||||||||
Sejarah | |||||||||
• Pecah dari Kesultanan Berau | 1810 | ||||||||
• Menjadi protektorat Kerajaan Belanda | 1837 | ||||||||
• Swapraja di bawah Daerah Istimewa Berau | 1953 | ||||||||
• Kesultanan dihapuskan | 1960 | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | Indonesia | ||||||||
Kesultanan Sambaliung (sebelumnya bernama Kerajaan Tanjung) adalah kesultanan hasil dari pemecahan Kesultanan Berau, di mana Berau dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur pada sekitar tahun 1810-an.[1][2] Sultan Sambaliung pertama adalah Sultan Alimuddin yang lebih dikenal dengan nama Raja Alam. Raja Alam adalah keturunan dari Baddit Dipattung atau yang lebih dikenal dengan Aji Suryanata Kesuma raja Berau pertama. Sampai dengan generasi ke-9, yakni Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua anak yang berlainan ibu. Yang satu bernama Pangeran Tua dan satunya lagi bernama Pangeran Dipati.
Kemudian, kerajaan Berau diperintah secara bergantian antara keturunan Pangeran Tua dan Pangeran Dipati (hal inilah yang membuat terjadinya perbedaan pendapat yang bahkan kadang-kadang menimbulkan insiden). Raja Alam adalah cucu dari Sultan Hasanuddin dan cicit dari Pangeran Tua, atau generasi ke-13 dari Aji Surya Nata Kesuma.
Raja Alam adalah sultan pertama di Tanjung Batu Putih, yang mendirikan ibu kota kerajaannya di Tanjung pada tahun 1810. (Tanjung Batu Putih kemudian menjadi kerajaan Sambaliung).
Batas Wilayah
[sunting | sunting sumber]Utara | Kesultanan Gunung Tabur |
Timur | Laut Sulawesi |
Selatan | Kerajaan Kutai Kartanegara |
Barat | Kesultanan Bulungan |
Daftar Sultan
[sunting | sunting sumber]Berikut ini daftar para sultan yang pernah berkuasa di Sambaliung, dari awal berdirinya pada tahun 1810 hingga penghapusan swapraja pada tahun 1960.
No | Sultan | Masa pemerintahan |
---|---|---|
1 | Sultan Alimuddin (Raja Alam) | 1810 – 1844 |
2 | Sultan Kaharuddin (Raja Bungkoh) | 1844 – 1848 |
3 | Sultan Hadi Jalaluddin | 1848 – 1850 |
4 | Sultan Asyik Syarifuddin | 1850 – 1863 |
5 | Sultan Salehuddin | 1863 – 1869 |
6 | Sultan Adil Jalaluddin | 1869 – 1881 |
7 | Sultan Bayanuddin | 1881 – 1902 |
8 | Sultan Muhammad Aminuddin | 1902 – 1960 |
Referensi
[sunting | sunting sumber]Sumber
[sunting | sunting sumber]- ^ (Indonesia)Raja Alam Enggan Dipimpin Penjajah. Kaltim Pos, 17 Agustus 2003[pranala nonaktif permanen]
- ^ (Belanda) Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863. D. A. Thieme. hlm. 2.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia)Raja Alam Enggan Dipimpin Penjajah. Kaltim Pos, 17 Agustus 2003[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia)Peninggalan Raja Alam Di Berau Banyak Hilang. Pemprov Kaltim, 8 September 2003
- (Indonesia)Tempat Mandi Raja Alam Tetap Terpelihara. Pemprov Kaltim, 9 September 2003