Bakau
Bakau | |
---|---|
Bakau bunga (Rhizophora racemosa). | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Malpighiales |
Famili: | Rhizophoraceae |
Genus: | Rhizophora L. |
Spesies | |
Rhizophora apiculata |
Bakau adalah nama umum untuk sekelompok tumbuhan dari genus Rhizophora dalam famili Rhizophoraceae. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri yang menyolok berupa akar tunjang yang besar dan berkayu, pucuk yang tertutup daun penumpu yang meruncing, serta buah yang berkecambah serta berakar ketika masih di pohon (vivipar). Pohon bakau juga memiliki banyak nama lain seperti tancang, tanjang (Jw.); tinjang (Md.); bangko (Bugis); kawoka (Timor), wako, jangkar, dan lain-lain.
Habitus
[sunting | sunting sumber]Tumbuhan bakau umumnya berupa pohon besar dengan akar tunjang yang menyolok dan bercabang-cabang. Tinggi total 4–30 m, dengan tinggi akar mencapai 0,5–2 m atau lebih di atas lumpur, dan diameter batang mencapai 50 cm. Bakau merupakan salah satu jenis pohon penyusun utama ekosistem hutan bakau.
Bakau memiliki daun tunggal, terletak berhadapan, terkumpul di ujung ranting, dengan kuncup tertutup daun penumpu yang menggulung runcing. Helai daun eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau muda kekuningan, berujung runcing, bertangkai, 3,5–13 × 7–23 cm. Daun penumpu cepat rontok, meninggalkan bekas serupa cincin pada buku-buku yang menggembung.
Bakau biasanya memiliki bunga berkelompok dalam payung tambahan yang bertangkai dan menggarpu di ketiak, 2-4-8–16 kuntum, berbilangan 4. Tabung kelopak bertaju sekitar 1,5 cm, kuning kecokelatan atau kehijauan, melengkung. Daun mahkota putih berambut atau gundul agak kekuningan, bergantung jenisnya. Perbungaan terjadi sepanjang tahun.
Buah yang dihasilkan oleh tumbuhan bakau berbentuk telur memanjang sampai mirip buah pir yang kecil, hijau cokelat kotor. Hipokotil tumbuh memanjang, silindris, hijau, kasar atau agak halus berbintil-bintil.
Keragaman jenis, habitat dan penyebaran
[sunting | sunting sumber]Ada tiga jenis bakau yang biasa dijumpai di hutan-hutan bakau di Indonesia. Jenis-jenis tersebut ialah:
Bakau minyak
[sunting | sunting sumber]Memiliki nama ilmiah Rhizophora apiculata Bl. (atau sering pula disebut R. conjugata L.), bakau minyak juga disebut dengan nama bakau tandok, bakau akik, bakau kacang, dan lain-lain. Ciri khasnya, dengan warna kemerahan pada tangkai daun dan sisi bawah daun.
Bunga biasanya berkelompok dua-dua, dengan daun mahkota gundul dan kekuningan. Buah kecil, cokelat, panjangnya 2–3,5 cm. Hipokotil dengan warna kemerahan atau jingga, dan merah pada leher kotiledon bila sudah matang. Panjang hipokotil sekitar 18–38 cm.
Menyukai tanah berlumpur halus dan dalam, yang tergenang jika pasang serta terkena pengaruh masukan air tawar yang tetap dan kuat. Menyebar mulai dari Sri Lanka, Semenanjung Malaya, seluruh Indonesia, sampai ke Australia tropis dan pulau-pulau di Pasifik.
Bakau kurap
[sunting | sunting sumber]Nama ilmiahnya adalah Rhizophora mucronata Poir. Juga disebut dengan nama-nama lain seperti bakau betul, bakau hitam, dan lain-lain.[butuh rujukan] Bakau kurap memiliki kulit batang berwarna gelap hingga berwarna hitam. Bagian kulitnya terdapat pecahan bergaris horizontal. Diameter batangnya dapat mencapai 70 cm. Sementara tinggi pohonnya umumnya dapat mencapai 27 meter. Bakau kurap dengan tinggi pohon melebihi 30 meter sangat jarang ditemukan.[1] Bunga berkelompok, 4–8 kuntum. Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 9 mm. Buah bentuk telur, hijau kecokelatan, 5–7 cm. Hipokotil besar, kasar, dan berbintil. Panjang 36–70 cm. Leher kotiledon kuning jika matang.[butuh rujukan]
Sering bercampur dengan bakau minyak, namun lebih toleran terhadap substrat yang lebih keras dan berpasir. Lebih menyukai substrat yang tergenang dalam dan kaya humus; jarang sekali didapati di tempat yang jauh dari pasang surut. Menyebar luas mulai dari Afrika Timur, Madagaskar, Mauritania, Asia Tenggara, kepulauan Nusantara, Melane, ia dan Mikronesia. Diintroduksi ke Hawaii.[butuh rujukan]
Bakau kecil
[sunting | sunting sumber]Pohon dengan satu atau banyak batang. Tidak seperti dua kerabatnya terdahulu yang dapat mencapai 30 m, bakau kecil hanya tumbuh sampai dengan tinggi sekitar 10 m. Nama ilmiahnya adalah Rhizophora stylosa Griff.
Bunga dalam kelompok besar, 8–16 kuntum, kecil-kecil. Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 8 mm. Buah cokelat kecil, panjang s/d 4 cm. Hipokotil berbintil agak halus, 20–35 cm (kadang-kadang 50 cm); leher kotiledon kuning kehijauan ketika matang.
Bakau ini menempati habitat yang paling beragam. Mulai dari lumpur, pasir sampai pecahan batu atau karang. Mulai dari tepi pantai hingga daratan yang mengering. Terutama di tepian pulau yang berkarang. Diketahui menyebar di Taiwan, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, dan Australia tropis. Di Indonesia didapati mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Kegunaan
[sunting | sunting sumber]Kayu bakau memiliki kegunaan yang baik sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan terutama sebagai bahan pembuat arang. Kulit kayu menghasilkan tanin yang digunakan sebagai bahan penyamak.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Untuk manfaat dan ekologi hutan bakau, lihat pada artikel-artikel berikut:
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Noor, Y.R., M. Khazali, dan I.N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PKA/WI-IP. Bogor.
- van Steenis, CGGJ. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita. Jakarta.
- ^ Suryanti, Supriharyono dan Anggoro, S. (2019). Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu (PDF). Semarang: Undip Press. hlm. 64–65. ISBN 978-979-097-679-5.