A. Kasoem: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Beliau +Ia )
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Atjoem Kasoem''' atau lebih dikenal dengan nama ''A. Kasoem'' (lahir [[Desa Bojong]], [[Kadungora]], Kabupaten [[Garut]] - wafat: [[1979]]<ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/24/Jabar/756.htm "Usaha Zaman Baheula - Derita Pengusaha Saat Kota Bandung Dibakar"], ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]'', [[Maret]] [[2006]]</ref>) adalah tokoh dari [[Jawa Barat]]. Ia adalah pendiri [[optik]] pertama di [[Indonesia]], yang telah belajar dari bangsa Yahudi, sampai dapat membeli toko dari tuannya (Pemilik Toko tempat beliau bekerja), beliau juga mendirikan pabrik lensa [[bi-fokal]] yang terbesar di Asia (pada masa-nya), yang diresmikan oleh [[Adam Malik]].
'''Atjoem Kasoem''' atau lebih dikenal dengan nama A. Kasoem (lahir [[Desa Bojong]], [[Kadungora]], Kabupaten [[Garut]] - wafat: [[1979]]<ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/24/Jabar/756.htm "Usaha Zaman Baheula - Derita Pengusaha Saat Kota Bandung Dibakar"], ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]'', [[Maret]] [[2006]]</ref>) adalah tokoh dari [[Jawa Barat]]. Ia adalah pendiri [[optical]] pertama di [[Indonesia]], yang telah belajar dari orang Yahudi, sampai dapat membeli toko dari tuannya (Pemilik Toko tempat beliau bekerja), beliau juga mendirikan pabrik lensa [[bi-fokal]] yang terbesar di Asia (pada masa-nya), yang diresmikan oleh [[Adam Malik]].

Orang Bandung dan Garut pasti tidak asing dengan toko kacamata Kasoem. Biasanya toko kacamata Kasoem berlabel Kasoem Optical. Dulu Kasoem Optical tersebar di mana-mana, dan sangat akrab dengan telinga masyarakat, karena saat itu Kasoem Optical membuka ritel di mana-mana. Tapi mungkin orang tidak banyak tahu siapa Kasoem sebenarnya. Kasoem adalah orang (Kadungora) Garut, ahli optical pertama di Indonesia. la juga dikenal sebagai pejuang yang ikut membela kemerdekaan Indonesia. Nama lengkapnya Atjoem Kasoem. la dilahirkan di Desa Bojong, Kadungora pada tanggal 9 Januari 1916. Ayahnya hanya seorang petani. Sekolahnya hanya sampai Taman Dewasa Perguruan Taman Siswa. Tapi la mengikuti kursus dagang. Setelah itu la mulai berjualan kacamata dari rumah ke rumah. Majikannya seorang Jerman yang bernama Kurt Schlosser, yang membuka toko kacamata di Jl.Braga, Bandung.

Karena pendidikannya di Taman Siswa, ia pun terpanggil ikut organisasi pergerakan. la banyak kenal dengan tokoh-tokoh pergerakan saat itu seperti Soekarno dan Moh. Hatta (kelak la menamai salah seorang anaknya Mohammad Hatta Kasoem). Melihat kesungguhannya itu, Kurt Schlosser menyarankan agar bersungguh-sungguh dalam usaha kacamata agar kelak Kasoem dapat membantu perekonomian bangsanya. Oleh majikannya itu, Kasoem diajari tentang pengetahuan optik dan usaha kacamata. Akhirnya la bisa membuka toko kacamata sendiri di Jl.Pungkur. Itulah toko kacamata pertama yang dibuka orang pribumi. Karena usahanya maju, ia banyak memberi bantuan kepada orang-orang yang aktif di pergerakan dan mulai dikenal di kalangan tokoh nasional.

Jaman Jepang, Kasoem dapat memiliki toko kacamata di Jl.Braga, atas bantuan Ki Hajar Dewantara dan Bung Hatta. Namun setelah kemerdekaan, Belanda kembali ingin menguasai Indonesia. Dalam masa revolusi itulah ia aktif di Palang Merah Indonesia. Namun ketika terjadi peristiwa Bandung Lautan Api, Kasoem terpaksa mengungsi ke Tasikmalaya. Atas saran Wakil Presiden Moh. Hatta, ia membuka toko kacamata di Yogyakarta dan membuka pabrik penggosok kacamata di daerah Klaten. Setelah pengakuan kedaulatan, Kasoem kembali ke Bandung. Tetapi 11 toko kacamatanya di Jl.Braga sudah dikuasai orang Cina. Kasoem berusaha merebutnya kembali melalui pengadilan dan berhasil. Tahun 1955, ia membuka kembali toko kacamata itu dan membuka jaringan di berbagai daerah. Merasa tidak puas dengan keahliannya, pada 1960 Kasoem berangkat ke Jerman Barat (saat itu Jerman terbagi menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur) untuk belajar optik dan magang di pabrik milik Dr. Hermann Gebest. Karena kesungguhannya, Kasoem menguasai ilmu pembuatan kacamata baik teoretis maupun praktis. la pun pulang ke tanah air. Dengan bantuan modal dari bank, pada tahun 1970 ia mendirikan pabrik optik di Kadungora. Itulah pabrik optik pertama di Indonesia. Namun setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997, pabrik ini bangkrut.

Kasoem meninggal di Bandung pada tanggal 11 Juni 1979. Usaha bisnis kacamatanya diteruskan oleh delapan putra-putri serta cucu-cucunya dengan berbagai merk dagang. Di antaranya, Kasoem Jr., Lily Kasoem, A. Kasoem Cikini, Kasoem & Co., Leopard, dan Cobra, yang tersebar di berbagai kota, seperti di Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta, Cirebon, dan beberapa kota di luar Jawa.



== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 12 September 2009 06.56

Atjoem Kasoem atau lebih dikenal dengan nama A. Kasoem (lahir Desa Bojong, Kadungora, Kabupaten Garut - wafat: 1979[1]) adalah tokoh dari Jawa Barat. Ia adalah pendiri optical pertama di Indonesia, yang telah belajar dari orang Yahudi, sampai dapat membeli toko dari tuannya (Pemilik Toko tempat beliau bekerja), beliau juga mendirikan pabrik lensa bi-fokal yang terbesar di Asia (pada masa-nya), yang diresmikan oleh Adam Malik.

Orang Bandung dan Garut pasti tidak asing dengan toko kacamata Kasoem. Biasanya toko kacamata Kasoem berlabel Kasoem Optical. Dulu Kasoem Optical tersebar di mana-mana, dan sangat akrab dengan telinga masyarakat, karena saat itu Kasoem Optical membuka ritel di mana-mana. Tapi mungkin orang tidak banyak tahu siapa Kasoem sebenarnya. Kasoem adalah orang (Kadungora) Garut, ahli optical pertama di Indonesia. la juga dikenal sebagai pejuang yang ikut membela kemerdekaan Indonesia. Nama lengkapnya Atjoem Kasoem. la dilahirkan di Desa Bojong, Kadungora pada tanggal 9 Januari 1916. Ayahnya hanya seorang petani. Sekolahnya hanya sampai Taman Dewasa Perguruan Taman Siswa. Tapi la mengikuti kursus dagang. Setelah itu la mulai berjualan kacamata dari rumah ke rumah. Majikannya seorang Jerman yang bernama Kurt Schlosser, yang membuka toko kacamata di Jl.Braga, Bandung.

Karena pendidikannya di Taman Siswa, ia pun terpanggil ikut organisasi pergerakan. la banyak kenal dengan tokoh-tokoh pergerakan saat itu seperti Soekarno dan Moh. Hatta (kelak la menamai salah seorang anaknya Mohammad Hatta Kasoem). Melihat kesungguhannya itu, Kurt Schlosser menyarankan agar bersungguh-sungguh dalam usaha kacamata agar kelak Kasoem dapat membantu perekonomian bangsanya. Oleh majikannya itu, Kasoem diajari tentang pengetahuan optik dan usaha kacamata. Akhirnya la bisa membuka toko kacamata sendiri di Jl.Pungkur. Itulah toko kacamata pertama yang dibuka orang pribumi. Karena usahanya maju, ia banyak memberi bantuan kepada orang-orang yang aktif di pergerakan dan mulai dikenal di kalangan tokoh nasional.

Jaman Jepang, Kasoem dapat memiliki toko kacamata di Jl.Braga, atas bantuan Ki Hajar Dewantara dan Bung Hatta. Namun setelah kemerdekaan, Belanda kembali ingin menguasai Indonesia. Dalam masa revolusi itulah ia aktif di Palang Merah Indonesia. Namun ketika terjadi peristiwa Bandung Lautan Api, Kasoem terpaksa mengungsi ke Tasikmalaya. Atas saran Wakil Presiden Moh. Hatta, ia membuka toko kacamata di Yogyakarta dan membuka pabrik penggosok kacamata di daerah Klaten. Setelah pengakuan kedaulatan, Kasoem kembali ke Bandung. Tetapi 11 toko kacamatanya di Jl.Braga sudah dikuasai orang Cina. Kasoem berusaha merebutnya kembali melalui pengadilan dan berhasil. Tahun 1955, ia membuka kembali toko kacamata itu dan membuka jaringan di berbagai daerah. Merasa tidak puas dengan keahliannya, pada 1960 Kasoem berangkat ke Jerman Barat (saat itu Jerman terbagi menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur) untuk belajar optik dan magang di pabrik milik Dr. Hermann Gebest. Karena kesungguhannya, Kasoem menguasai ilmu pembuatan kacamata baik teoretis maupun praktis. la pun pulang ke tanah air. Dengan bantuan modal dari bank, pada tahun 1970 ia mendirikan pabrik optik di Kadungora. Itulah pabrik optik pertama di Indonesia. Namun setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997, pabrik ini bangkrut.

Kasoem meninggal di Bandung pada tanggal 11 Juni 1979. Usaha bisnis kacamatanya diteruskan oleh delapan putra-putri serta cucu-cucunya dengan berbagai merk dagang. Di antaranya, Kasoem Jr., Lily Kasoem, A. Kasoem Cikini, Kasoem & Co., Leopard, dan Cobra, yang tersebar di berbagai kota, seperti di Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta, Cirebon, dan beberapa kota di luar Jawa.


Referensi