Lompat ke isi

Alkidamas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Infobox orangAlkidamas
Biografi
Kelahiran5 abad SM Edit nilai pada Wikidata
Elaea (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Kematian4 abad SM Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
SpesialisasiFilsafat Edit nilai pada Wikidata
Pekerjaanfilsuf, pembicara, rhetorician (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Periode aktif(Floruit (en) Terjemahkan: 4 abad SM Edit nilai pada Wikidata)
Karya kreatif
Karya terkenal

Alkidamas adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam golongan Sofis.[1] Ia adalah murid dari Gorgias.[1] Hanya ada sedikit sumber-sumber kuno yang berbicara tentang pemikirannya.[2] Aristoteles menyinggung nama dan pemikiran Alkidamas di dalam bukunya Retorika (1373b 18; 1398b 9; 1406a 2; 1406b 11).[3]

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Alkidamas berasal dari kota Elaea.[1] Ia hidup pada masa yang sama dengan Gorgias, yakni sekitar permulaan abad ke-4 SM.[4] Karena ia dikenal sebagai murid dari sekolah Gorgias, maka dapat disimpulkan bahwa ia pernah tinggal di Athena.[1][4]

Pemikiran

[sunting | sunting sumber]

Tentang Hubungan Filsafat dan Politik

[sunting | sunting sumber]

Salah satu fragmen yang diketahui tentang pemikiran Alkidamas adalah mengenai hubungan antara filsafat dan negara.[1] Alkidamas menyatakan bahwa filsafat berperan sebagai "benteng yang mengancam kekuatan hukum".[3] Kemudian hukum dipandang sebagai "raja" dari suatu pemerintahan.[1]

Tentang Kebebasan Manusia

[sunting | sunting sumber]

Alkidamas melihat kebebasan sebagai hukum dasariah seorang manusia.[1] Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa perbudakan haruslah dihapuskan.[1][5][6] Menurut Alkidamas:

"Dewa-dewi memberikan kebebasan bagi semua manusia, karena itu secara alamiah tidak ada manusia yang berstatus budak!"[1]

Tentang Gaya Bahasa

[sunting | sunting sumber]

Di dalam risalah yang berjudul "Perihal Kaum Sofis", Alkidamas mengajarkan suatu gaya bahasa.[7] Menurutnya, bila seseorang menuliskan suatu perkataan dengan tujuan menyampaikan maksudnya, maka ia harus menghindari ketelitian di dalam pemakaian kata dan berbicara dengan spontan.[7] Arsitoteles, dalam "Retorika", memberi kritik terhadap gaya bahasa yang diajarkan oleh Alkidamas.[3] Berikut adalah beberapa gaya bahasa yang digunakan oleh Alkidamas:

  • "Corak yang kelam adalah dasar dari lautan."[3]
  • "Sebuah mainan bagi puisi"[3]
  • "Itu adalah kedunguan bagi alam"[3]

Menurut Eduard Zeller, pemikiran Alkidamas tentang kebebasan manusia memberikan pengaruh terhadap gerakan emansipasi perempuan yang terjadi pada akhir abad ke-5 SM.[1] Keterangan tentang gerakan ini didapatkan dari Aristophanes dan Euripides.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k (Inggris)Edward Zeller. 1957. Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. P. 107.
  2. ^ (Inggris)Paul Woodruff. 1999. "Rhetoric and Relativism". In The Cambridge Companion to Early Greek Philosophy. A.A. Long, ed. 290-310. London: Cambridge University Press. P. 292.
  3. ^ a b c d e f (Inggris)Aristotle. 2004. Rhetoric. W. Rhys Roberts, terj. Mineola, New York: Dover Publications.
  4. ^ a b (Inggris)John Gibert. 2003. "The Sophists". In The Blackwell Companion to Ancient Philosophy. Christopher Shields, ed. 27-50. Malden: Blackwell. P. 31.
  5. ^ (Inggris)Frederick Copleston. 1993. A History of Philosophy Volume I: Greece and Rome. New York: Doubleday. P. 94 n. 7.
  6. ^ Angela Hobbs. 1998. "Physis and Nomos". In Routledge Encyclopedia of Philosophy. London and New York: Routledge.
  7. ^ a b (Inggris)Michael Gagarin. 2002. Antiphon the Athenian: Oratory, Law, and Justice in the Age of the Sophists. Austin: University of Texas Press. P. 28.

Lihat Juga

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]