Basileus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20211009)) #IABot (v2.0.8.1) (GreenC bot
 
(13 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
[[Berkas:AntiochusI.jpg|jmpl|300px|ka|Sebuah koin perak dari [[Dinasti Seleukid|Raja Seleukia]] [[Antiokhos I Soter]]. Sisi lain menampilkan [[Apollo]] yang duduk di sebuah omphalos. Kaligrafi Yunani yang tertulis dibaca ΒΑΣΙΛΕΩΣ ΑΝΤΙΟΧΟΥ (dari Basileus Antiokhos).]]
[[Berkas:AntiochusI.jpg|jmpl|300px|ka|Sebuah koin perak dari [[Dinasti Seleukid|Raja Seleukia]] [[Antiokhos I Soter]]. Sisi lain menampilkan [[Apollo]] yang duduk di sebuah omphalos. Kaligrafi Yunani yang tertulis dibaca ΒΑΣΙΛΕΩΣ ΑΝΤΙΟΧΟΥ (dari Basileus Antiokhos).]]
{{Special characters}}
{{Special characters}}
'''''Basileus''''' ({{lang-el|βασιλεύς}}){{refn|group=n|{{IPA-el|basile͜ús|anc}}, {{IPA-el|vasiˈlefs|mod}} <small>{{Audio|Ell-Basileus.ogg|Pengejaan Bizantium dan Yunani Modern}}</small>}}; jamak {{lang|el|βασιλεῖς}}, '''''basileis''''' {{IPA-el|basilêːs|anc}}, {{IPA-el|vasiˈlis|mod}}, adalah gelar dari bahasa Yunani yang diperuntukkan untuk [[kepala monarki]]. Dalam standard modern, ''basileus'' memiliki makna ambigu lantaran dapat disepadankan dengan "pangeran", "raja", atau "kaisar/maharaja". Gelar ini secara resmi pernah digunakan oleh Kaisar Romawi Timur dan [[Daftar Raja Yunani|raja-raja Yunani modern]].
'''''Basileus''''' ({{lang-el|βασιλεύς}}),{{refn|group=n|{{IPA-el|basile͜ús|anc}}, {{IPA-el|vasiˈlefs|mod}} <small>{{Audio|Ell-Basileus.ogg|Pengejaan Bizantium dan Yunani Modern}}</small>}} jamak '''''basileis''''', ({{lang-el|βασιλεῖς}}){{refn|group=n|{{IPA-el|basilêːs|anc}}, {{IPA-el|vasiˈlis|mod}}}} adalah gelar dari bahasa Yunani yang diperuntukkan untuk [[kepala monarki]]. Dalam standard modern, ''basileus'' memiliki makna ambigu lantaran dapat disepadankan dengan "pangeran", "raja", atau "kaisar/maharaja". Gelar ini secara resmi pernah digunakan oleh Kaisar Romawi Timur dan [[Daftar Raja Yunani|raja-raja Yunani modern]].


Padanan perempuan dari gelar ini adalah ''basilissa'' (Βασίλισσα), ''basileia'' (Βασίλεια), ''basilis'' (Βασιλίς), atau bentuk kuno ''basilinna'' (Βασιλίννα). Makna gelar ini juga mengikuti gelar ''basileus''. Bila ''basileus'' bermakna raja, maka ''basilissa'' bermakna ratu. Jika ''basileus'' adalah kaisar atau maharaja, maka ''basilissa'' bermakna maharani.<ref>{{cite book|title=Composition of Scientific Words: A Manual of Methods and a Lexicon of Materials for the Practice of Logotechnics|url=https://books.google.com/books?id=JgHVAAAAMAAJ&q=basileia+basilis&dq=basileia+basilis&hl=en&sa=X&ei=JodjT47iEcPg2gWdqMS2CA&ved=0CE4Q6AEwBA|first=Roland Wilbur|last=Brown|year=1956}}</ref> Umumnya perempuan yang menyandang gelar ''basilissa'' berstatus sebagai permaisuri atau istri penguasa, meski ada juga yang berstatus sebagai penguasa itu sendiri.
Padanan perempuan dari gelar ini adalah '''''basilissa''''' (βασίλισσα), '''''basileia''''' (βασίλεια), '''''basilis''''' (βασιλίς), atau bentuk kuno '''''basilinna''''' (βασιλίννα). Makna gelar ini juga mengikuti gelar ''basileus''. Bila ''basileus'' bermakna raja, maka ''basilissa'' bermakna ratu. Jika ''basileus'' adalah kaisar atau maharaja, maka ''basilissa'' bermakna maharani.<ref>{{cite book|title=Composition of Scientific Words: A Manual of Methods and a Lexicon of Materials for the Practice of Logotechnics|url=https://books.google.com/books?id=JgHVAAAAMAAJ&q=basileia+basilis&dq=basileia+basilis&hl=en&sa=X&ei=JodjT47iEcPg2gWdqMS2CA&ved=0CE4Q6AEwBA|first=Roland Wilbur|last=Brown|year=1956}}</ref> Umumnya perempuan yang menyandang gelar ''basilissa'' berstatus sebagai permaisuri atau istri penguasa, meski ada juga yang berstatus sebagai penguasa itu sendiri.


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Tidak diketahui secara pasti asal makna kata ''basileus''. Dalam [[Bahasa Yunani Mikenai|bahasa Mikenai]] dieja ''*gʷasileus'' ([[Linear B]]: ''qa-si-re-u'') dan digunakan untuk menunjuk pada semacam pejabat pengadilan atau kepala suku setempat, tetapi bukan raja yang sebenarnya. Bentuk [[Bahasa Proto-Helenik|Proto-Yunani]] dari gelar ini diperkirakan adalah ''*gʷatileus''.<ref>Sihler, Andrew, (2008), ''New Comparative Grammar of Greek and Latin'', hlm. 330.</ref> Beberapa ahli bahasa berasumsi bahwa kata ini berasal dari [[substratum Pra-Yunani|bahasa prasejarah]] yang sudah ada sebelumnya di [[Mediterania Timur]], kemudian diadopsi oleh orang Yunani [[Zaman Perunggu]].<ref>[[Robert S. P. Beekes|Beekes, Robert S. P.]], ''Etymological Dictionary of Greek'', Brill, 2009, hlm. 203.</ref>
Tidak diketahui secara pasti asal makna kata ''basileus''. Dalam [[Bahasa Yunani Mikenai|bahasa Mikenai]] dieja ''*gʷasileus'' ([[Linear B]]: ''qa-si-re-u'') dan digunakan untuk menunjuk pada semacam pejabat pengadilan atau kepala suku setempat, tetapi bukan raja yang sebenarnya. Bentuk [[Bahasa Proto-Helenik|Proto-Yunani]] dari gelar ini diperkirakan adalah ''*gʷatileus''.<ref>Sihler, Andrew, (2008), ''New Comparative Grammar of Greek and Latin'', hlm. 330.</ref> Beberapa ahli bahasa berasumsi bahwa kata ini berasal dari [[substratum Pra-Yunani|bahasa prasejarah]] yang sudah ada sebelumnya di [[Mediterania Timur]], kemudian diadopsi oleh orang Yunani [[Zaman Perunggu]].<ref>[[Robert S. P. Beekes|Beekes, Robert S. P.]], ''Etymological Dictionary of Greek'', Brill, 2009, hlm. 203.</ref>


== Penggunaan awal ==
== Penggunaan ==
=== Masa awal ===
Selain ''basileus'', gelar lain yang digunakan untuk penguasa oleh bangsa Yunani adalah ''wanax'' (ϝάναξ) dan digunakan pada masa [[Peradaban Mikenai]]. Dalam karya [[Homeros]], ''wanax'' dieja ''anax'' dan lebih sering digunakan untuk merujuk pada [[Zeus|Dewa Zeus]]. Penguasa dari kalangan manusia yang disebut menggunakan gelar ini di antaranya adalah [[Agamemnon]]. Para pemimpin bangsa Yunani dalam karya Homeros kebanyakan disebut ''basileus''. ''Anax'' sendiri mungkin menjadi atasan dari beberapa ''basileus'', sehingga ''basileus'' dalam konteks ini lebih bermakna sebagai "pangeran" atau "kepala suku."
Selain ''basileus'', gelar lain yang digunakan untuk penguasa oleh bangsa Yunani adalah ''wanax'' (ϝάναξ) dan digunakan pada masa [[Peradaban Mikenai]]. Dalam karya [[Homeros]], ''wanax'' dieja ''anax'' dan lebih sering digunakan untuk merujuk pada [[Zeus|Dewa Zeus]]. Penguasa dari kalangan manusia yang disebut menggunakan gelar ini di antaranya adalah [[Agamemnon]]. Para pemimpin bangsa Yunani dalam karya Homeros kebanyakan disebut ''basileus''. ''Anax'' sendiri mungkin menjadi atasan dari beberapa ''basileus'', sehingga ''basileus'' dalam konteks ini lebih bermakna sebagai "pangeran" atau "kepala suku."


Baris 16: Baris 17:
Sebuah studi oleh Robert Drews (1983) telah menunjukkan bahwa bahkan pada puncak masyarakat Geometris dan Yunani Kuno, ''basileus'' tidak secara otomatis bermakna "raja". Di sejumlah tempat, otoritas dijalankan oleh sebuah kumpulan ''basileus'' yang diambil dari klan atau kelompok tertentu, dan jabatan itu memiliki batasan masa jabatan. Namun, ''basileus'' juga dapat digunakan untuk merujuk pada pemimpin turun-temurun dari negara-negara kesukuan, seperti pada bangsa [[Arkadia (region)|Arkadia]] dan Messinia. Dalam konteks ini, ''basileus'' mendekati arti kata "raja".
Sebuah studi oleh Robert Drews (1983) telah menunjukkan bahwa bahkan pada puncak masyarakat Geometris dan Yunani Kuno, ''basileus'' tidak secara otomatis bermakna "raja". Di sejumlah tempat, otoritas dijalankan oleh sebuah kumpulan ''basileus'' yang diambil dari klan atau kelompok tertentu, dan jabatan itu memiliki batasan masa jabatan. Namun, ''basileus'' juga dapat digunakan untuk merujuk pada pemimpin turun-temurun dari negara-negara kesukuan, seperti pada bangsa [[Arkadia (region)|Arkadia]] dan Messinia. Dalam konteks ini, ''basileus'' mendekati arti kata "raja".


== Raja ==
=== Zaman Klasik ===
Pada [[Zaman Klasik]], sebagian besar negara-negara Yunani lebih memilih bentuk pemerintahan demokrasi atau oligarki. Di negara kota [[Athena klasik]], ''arkhon basileus'' bertugas untuk mengawasi lembaga ritus keagamaan dan memimpin persidangan untuk pembunuhan.<ref name="Ath Pol 57.4">{{cite web|last1=Pseudo-Aristotle|title=Atheneion Politeia|url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.01.0046%3Achapter%3D57%3Asection%3D4|website=Perseus|publisher=Perseus Tufts|accessdate=8 February 2016}}</ref> ''Arkhon basileus'' dipilih dari kalangan bangsawan Athena dan memiliki batas waktu jabatan.
Pada [[Zaman Klasik]], sebagian besar negara-negara Yunani lebih memilih bentuk pemerintahan demokrasi atau oligarki. Namun ada juga beberapa tempat yang menggunakan sistem dinasti turun-temurun dengan ''basileus'' sebagai gelar resmi pemimpin mereka, seperti [[Sparta]], [[Kirene]], dan [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]]. Bangsa Yunani juga menggunakan gelar ''basileus'' untuk menyebut para pemimpin suku non-Yunani, seperti penguasa [[Trakia]] dan [[Illiria]]. Penguasa Iran disebut dengan ''Megas Basileus'' (Basileus Agung) atau ''Basileus Basileōn'' yang merupakan terjemahan dari ''xšāyaθiya xšāyaθiyānām'' (Raja Diraja), gelar penguasa Iran dalam bahasa aslinya. Aristoteles memberi pembedaan bahwa ''basileus'' adalah penguasa yang dibatasi hukum. Untuk penguasa absolut, digunakan gelar ''[[arkhon]]'' atau ''[[tiran|tyrannos]]''.

Di tempat lain, ada juga yang menggunakan sistem dinasti turun-temurun dengan ''basileus'' sebagai gelar resmi pemimpin mereka, seperti [[Sparta]], [[Kirene]], dan [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]]. Bangsa Yunani juga menggunakan gelar ''basileus'' untuk menyebut para pemimpin suku non-Yunani, seperti penguasa [[Trakia]] dan [[Illiria]]. Penguasa Iran menyandang gelar ''xšāyaθiya xšāyaθiyānām'' (Raja Diraja) dan gelar ini diterjemahkan dalam bahasa Yunani sebagai ''Megas Basileus'' (Basileus Agung) atau ''Basileus Basileōn''. Aristoteles memberi pembedaan bahwa ''basileus'' adalah penguasa yang dibatasi hukum. Untuk penguasa absolut, digunakan gelar ''[[arkhon]]'' atau ''[[tiran|tyrannos]]''.


''Basileus'' dan ''megas basileus'' digunakan oleh [[Aleksander Agung]] dan penerusnya di Makedonia, [[Kerajaan Ptolemaik|Mesir]], dan Asia ([[Kekaisaran Seleukia|Seleukia]], [[Dinasti Attalidon|Attalidon]], dan [[Kerajaan Pontos|Pontos]]). Pada masa ini, ''basileus'' dapat disepadankan sepenuhnya dengan "raja".
''Basileus'' dan ''megas basileus'' digunakan oleh [[Aleksander Agung]] dan penerusnya di Makedonia, [[Kerajaan Ptolemaik|Mesir]], dan Asia ([[Kekaisaran Seleukia|Seleukia]], [[Dinasti Attalidon|Attalidon]], dan [[Kerajaan Pontos|Pontos]]). Pada masa ini, ''basileus'' dapat disepadankan sepenuhnya dengan "raja".

=== Romawi ===
Pada masa Romawi, gelar ''basileus'' digunakan secara luas oleh penutur bahasa Yunani di Mediterania Timur untuk merujuk pada Kaisar Romawi.<ref name="ODB263">{{citation | editor-first = Alexander | editor-last = Kazhdan | title = [[Oxford Dictionary of Byzantium]] | publisher = Oxford University Press | year = 1991 | isbn = 978-0-19-504652-6 | page=264}}</ref> Namun karena masih dipandang sebatas setara dengan raja, gelar ini secara resmi tidak digunakan oleh Kaisar Romawi, tetapi untuk merujuk pada para raja dari negara protektorat Romawi di kawasan timur. Gelar Kaisar Romawi secara resmi awalnya adalah ''Caesar Augustus'' dalam bahasa Latin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai ''Kaisar Sebastos'' atau ''Kaisar Augoustos'' dan ''Imperator'' dalam bahasa Latin yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani sebagai ''Autokrator''.
[[Berkas:Herod coin1.jpg|jmpl|Koin tembaga [[Herodes Agung]] yang bertuliskan ''Basileōs Hērōdou'' (ΒΑΣΙΛΕΩΣ ΗΡΩΔΟΥ). Herodes Agung adalah raja bawahan dari Kaisar Romawi yang menguasai kawasan Palestina pada abad pertama SM.]]

Namun pada abad ke-4 M, ''basileus'' digunakan secara khusus untuk penguasa yang kedudukannya dipandang setara dengan Kaisar Romawi, yakni Raja Diraja Iran dan, pada tingkat yang lebih rendah, [[Kekaisaran Aksum|penguasa Aksum]].<ref>{{citation | title=The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations | first=Evangelos K. | last=Chrysos | journal=Dumbarton Oaks Papers | volume=32 | year=1978 | publisher=Dumbarton Oaks | pages=35, 42 | doi=10.2307/1291418 | jstor=1291418}}</ref> Romawi, Iran, dan Aksum dipandang sebagai negara adidaya pada masa itu, selain Tiongkok di Asia Timur.<ref>{{cite book |last= Munro-Hay|first= Stuart|date= 1991|title= Aksum: An African Civilisation of Late Antiquity|url= https://archive.org/details/aksumafricancivi0000munr|location= Edinburgh|publisher= Edinburgh University Press|page= [https://archive.org/details/aksumafricancivi0000munr/page/17 17]|isbn= 0748601066}}</ref> Hal ini menjadikan ''basileus'' menjadi berkonotasi sebagai "kaisar". Saat Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada abad ke-5 M, para penguasa setelahnya tidak disebut sebagai ''basileus'' dalam bahasa Yunani, tetapi ''rēx'' atau ''rēgas'' yang merupakan turunan dari bahasa Latin ''rex'' "raja".<ref name="ODB263"/>

Penggunaan resmi pertama kali ''basileus Rhomaíōn'' yang terdokumentasikan justru berasal dari Iran, yakni pada surat dari [[Khosrau II]] untuk Kaisar [[Maurikius]]. Khosrau II menyapa Maurikius dengan gelar Yunani ''basileus Rhomaíōn'', bukan gelarnya dalam bahasa Persia Tengah ''kēsar-i Hrōm'' sebagaimana tradisi. Khosrau II sendiri menyebut dirinya sebagai ''Persōn basileus'' (Basileus Persia), bukan ''Basileus Basileōn'' seperti penggunaan resmi pada masa-masa sebelumnya.<ref>{{citation | title=The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations | first=Evangelos K. | last=Chrysos | journal=Dumbarton Oaks Papers | volume=32 | year=1978 | publisher=Dumbarton Oaks | page=70 | doi=10.2307/1291418 | jstor=1291418}}</ref> Ini menandakan bahwa gelar ''basileus'' sudah dipandang sebagai padanan dari maharaja, kaisar, atau raja diraja, sehingga tidak perlu lagi menggunakan imbuhan ''megas'' (agung) atau pengulangan (''basileus basileōn'') sebagaimana pada masa-masa sebelumnya.

''Basileus'' secara resmi menjadi gelar resmi dari Kaisar Romawi, dibuktikan dengan Kaisar [[Heraklius]] yang menggunakan gelar ini pada suratnya yang ditujukan untuk Raja Diraja Iran Kawad II pada tahun 628 M. Akhirnya dalam undang-undang yang diumumkan pada 21 Maret 629, gelar bahasa Latin dihilangkan sama sekali, dan formula sederhana πιστὸς ἐν Χριστῷ βασιλεύς, "setia dalam Kaisar Kristus" digunakan sebagai gantinya.<ref>{{citation | title=The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations | first=Evangelos K. | last=Chrysos | journal=Dumbarton Oaks Papers | volume=32 | year=1978 | publisher=Dumbarton Oaks | page=31 | doi=10.2307/1291418 | jstor=1291418}}</ref> Penetapan ini dipandang sebagai hampir sempurnanya proses [[helenisasi]] dari Kekaisaran Romawi saat itu.<ref>{{citation | title=The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations | first=Evangelos K. | last=Chrysos | journal=Dumbarton Oaks Papers | volume=32 | year=1978 | publisher=Dumbarton Oaks | page=32 | doi=10.2307/1291418 | jstor=1291418}}</ref> Namun gelar kaisar dalam bahasa Latin masih tetap terus digunakan dalam koin, kecuali pada koin perak pada masa Kaisar [[Leo III orang Isauria|Leo III]] dan pada koin emas pada masa [[Konstantinus VI]].<ref name="ODB263"/>

[[Berkas:Follis-Leo VI-sb1729.jpg|jmpl|kiri|300px|Koin Kaisar Romawi [[Leo VI si Bijak|Leo VI]] (berkuasa 886–912) yang bertuliskan gelar Yunani dengan tulisan Latin ''+LEOn En ΘEO bASILEVS ROMEOn'', "Leo, dengan berkat Tuhan, Kaisar Romawi".]]
Di antara para penguasa Kristen, awalnya hanya penguasa yang bertakhta di Konstantinopel saja yang disebut ''basileus''. Namun saat [[Irene dari Athena|Irene]] naik takhta Romawi pada 797, Paus menganggap posisi kaisar kosong karena perempuan dipandang tidak sah menjadi kaisar. Akhirnya [[Paus Leo III]] memahkotai [[Karel yang Agung|Karel]] sebagai Kaisar Romawi pada 800 M di Roma.<ref name="ODB413">{{citation | editor-first = Alexander | editor-last = Kazhdan | title = [[Oxford Dictionary of Byzantium]] | publisher = Oxford University Press | year = 1991 | isbn = 978-0-19-504652-6 | page=413}}</ref> Setelah kontroversi selama beberapa tahun, pihak Konstantinopel akhirnya mengakui Karel sebagai ''basileus'', tetapi tanpa imbuhan "Romawi", sedangkan kaisar di Konstantinopel sendiri memasukkan kata "Romawi" ke dalam gelar resmi mereka sehingga menjadi Basileus Romawi (βασιλεύς Ῥωμαίων), tidak sekadar ''basileus'' seperti sebelumnya, untuk menekankan legitimasi Romawi mereka. Hal ini terus digunakan sampai jatuhnya Kekaisaran Romawi Timur.<ref name="ODB263"/><ref name="ODB413"/>

Pada masa-masa setelahnya, beberapa penguasa Kristen juga disebut menggunakan ''basileus'' dalam bahasa Yunani. [[Simeon I dari Bulgaria|Simeon I]] menyatakan diri sebagai Basileus bangsa Bulgaria dan Romawi, tetapi pihak Konstantinopel hanya mengakuinya sebagai Basileus bangsa Bulgaria. Secara tidak resmi, ''basileus'' juga digunakan untuk merujuk pada para Raja Prancis, Raja Sisilia, Kaisar Bulgaria, Kaisar Latin, dan Kaisar Trebizond. ''Basileus'' juga digunakan untuk merujuk penguasa besar dari kalangan non-Kristen, seperti [[Timur Lenk]] dan [[Mehmed II]] (Muhammad Al-Fatih).<ref name="ODB263"/>

=== Yunani modern ===
Setelah masa Romawi, gelar ''basileus'' kembali bermakna "raja". Perubahan ini sebenarnya telah dimulai dalam penggunaan informal dalam karya-karya beberapa penulis Bizantium klasik. Gelar ini dieja ''vasilefs'' (Βασιλεὺς) dalam Yunani modern. Dalam Konferensi London 1832, diputuskan bahwa negara Yunani baru berbentuk monarki. Penguasa pertamanya, [[Otto dari Yunani|Otto]], bergelar ''Vasilefs tes Elládos'' (Βασιλεὺς τῆς Ἑλλάδος), yang bermakna "Raja Yunani".

== ''Basilissa'' ==
Padanan perempuan untuk gelar ''basileus'' adalah ''basilissa'' (βασίλισσα), ''basileia'' (βασίλεια), ''basilis'' (βασιλίς), atau bentuk kuno ''basilinna'' (βασιλίννα). Perempuan biasanya menyandang gelar ini melalui pernikahan, yakni sebagai istri ''basileus''. Meski demikian, ada juga perempuan yang menjadi ''basilissa'' atas namanya sendiri.

''Basilinna'' adalah gelar untuk istri ''arkhon basileus''. Salah satu tugas terpenting dari ''basilinna'' adalah menjalani ritual pernikahan dan bersetubuh dengan Dewa [[Dionisos]] dalam perayaan Anthesteria, dengan ''arkhon basileus'' menjalankan peran sebagai Dionisos.{{sfn|Dillon|2002|p=102}}{{sfn|Robertson|1993|p=210}} ''Basilinna'' juga bertanggung jawab untuk memberikan sumpah kepada ''gerarai'', pendeta wanita Dionisos yang tampaknya ditunjuk oleh ''arkhon basileus''.{{sfn|Robertson|1993|p=213}}

Ejaan modern untuk gelar ini adalah ''vasílissa'' (Βασίλισσα). Para permaisuri [[Kerajaan Yunani|Raja Yunani modern]] secara resmi menyandang gelar ini.

Beberapa perempuan yang secara resmi menjadi penguasa juga menyandang gelar ''basilissa'', seperti [[Kleopatra|Kleopatra VII]] yang berkuasa pada abad pertama SM. Setelah Irene naik takhta Romawi pada 797, dia menggunakan ''basileus'' dalam beberapa kesempatan sebagaimana kaisar laki-laki. Meski demikian, dia lebih sering menggunakan gelar ''basilissa'' sebagaimana saat dia masih berstatus sebagai permaisuri kaisar.<ref>Liz James, "Men, Women, Eunuchs: Gender, Sex, and Power" in "A Social History of Byzantium" (J. Haldon, ed.) hlm. 45,46; terbit 2009; {{ISBN|978-1-4051-3241-1}}</ref>


== Catatan ==
== Catatan ==
Baris 28: Baris 58:


=== Daftar pustaka ===
=== Daftar pustaka ===
* {{cite book|last=Dillon|first=Matthew|year=2002|title=Women and Girls in Classical Greek Religion|publisher=Routledge|location=New York|isbn=0415202728}}
* Jochem Schindler, "On the Greek type ''hippeús''" in ''Studies Palmer'' ed. Meid (1976), 349–352.
* Jochem Schindler, "On the Greek type ''hippeús''" in ''Studies Palmer'' ed. Meid (1976), 349–352.
* Robert Drews, ''Basileus. The Evidence for Kingship in Geometric Greece'', Yale (1983).
* Robert Drews, ''Basileus. The Evidence for Kingship in Geometric Greece'', Yale (1983).
* {{cite journal|last=Robertson|first=Noel|title=Athens' Festival of the New Wine|journal=Harvard Studies in Classical Philology|volume=95|year=1993|doi=10.2307/311383|jstor=311383}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi terkini sejak 10 Oktober 2021 11.10

Sebuah koin perak dari Raja Seleukia Antiokhos I Soter. Sisi lain menampilkan Apollo yang duduk di sebuah omphalos. Kaligrafi Yunani yang tertulis dibaca ΒΑΣΙΛΕΩΣ ΑΝΤΙΟΧΟΥ (dari Basileus Antiokhos).

Basileus (Yunani: βασιλεύς),[n 1] jamak basileis, (Yunani: βασιλεῖς)[n 2] adalah gelar dari bahasa Yunani yang diperuntukkan untuk kepala monarki. Dalam standard modern, basileus memiliki makna ambigu lantaran dapat disepadankan dengan "pangeran", "raja", atau "kaisar/maharaja". Gelar ini secara resmi pernah digunakan oleh Kaisar Romawi Timur dan raja-raja Yunani modern.

Padanan perempuan dari gelar ini adalah basilissa (βασίλισσα), basileia (βασίλεια), basilis (βασιλίς), atau bentuk kuno basilinna (βασιλίννα). Makna gelar ini juga mengikuti gelar basileus. Bila basileus bermakna raja, maka basilissa bermakna ratu. Jika basileus adalah kaisar atau maharaja, maka basilissa bermakna maharani.[1] Umumnya perempuan yang menyandang gelar basilissa berstatus sebagai permaisuri atau istri penguasa, meski ada juga yang berstatus sebagai penguasa itu sendiri.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Tidak diketahui secara pasti asal makna kata basileus. Dalam bahasa Mikenai dieja *gʷasileus (Linear B: qa-si-re-u) dan digunakan untuk menunjuk pada semacam pejabat pengadilan atau kepala suku setempat, tetapi bukan raja yang sebenarnya. Bentuk Proto-Yunani dari gelar ini diperkirakan adalah *gʷatileus.[2] Beberapa ahli bahasa berasumsi bahwa kata ini berasal dari bahasa prasejarah yang sudah ada sebelumnya di Mediterania Timur, kemudian diadopsi oleh orang Yunani Zaman Perunggu.[3]

Penggunaan[sunting | sunting sumber]

Masa awal[sunting | sunting sumber]

Selain basileus, gelar lain yang digunakan untuk penguasa oleh bangsa Yunani adalah wanax (ϝάναξ) dan digunakan pada masa Peradaban Mikenai. Dalam karya Homeros, wanax dieja anax dan lebih sering digunakan untuk merujuk pada Dewa Zeus. Penguasa dari kalangan manusia yang disebut menggunakan gelar ini di antaranya adalah Agamemnon. Para pemimpin bangsa Yunani dalam karya Homeros kebanyakan disebut basileus. Anax sendiri mungkin menjadi atasan dari beberapa basileus, sehingga basileus dalam konteks ini lebih bermakna sebagai "pangeran" atau "kepala suku."

Setelahnya jatuhnya Peradaban Mikenai, wanax atau anax tidak lagi disebutkan dan basileus menjadi gelar tertinggi dalam masyarakat Yunani.

Sebuah studi oleh Robert Drews (1983) telah menunjukkan bahwa bahkan pada puncak masyarakat Geometris dan Yunani Kuno, basileus tidak secara otomatis bermakna "raja". Di sejumlah tempat, otoritas dijalankan oleh sebuah kumpulan basileus yang diambil dari klan atau kelompok tertentu, dan jabatan itu memiliki batasan masa jabatan. Namun, basileus juga dapat digunakan untuk merujuk pada pemimpin turun-temurun dari negara-negara kesukuan, seperti pada bangsa Arkadia dan Messinia. Dalam konteks ini, basileus mendekati arti kata "raja".

Zaman Klasik[sunting | sunting sumber]

Pada Zaman Klasik, sebagian besar negara-negara Yunani lebih memilih bentuk pemerintahan demokrasi atau oligarki. Di negara kota Athena klasik, arkhon basileus bertugas untuk mengawasi lembaga ritus keagamaan dan memimpin persidangan untuk pembunuhan.[4] Arkhon basileus dipilih dari kalangan bangsawan Athena dan memiliki batas waktu jabatan.

Di tempat lain, ada juga yang menggunakan sistem dinasti turun-temurun dengan basileus sebagai gelar resmi pemimpin mereka, seperti Sparta, Kirene, dan Makedonia. Bangsa Yunani juga menggunakan gelar basileus untuk menyebut para pemimpin suku non-Yunani, seperti penguasa Trakia dan Illiria. Penguasa Iran menyandang gelar xšāyaθiya xšāyaθiyānām (Raja Diraja) dan gelar ini diterjemahkan dalam bahasa Yunani sebagai Megas Basileus (Basileus Agung) atau Basileus Basileōn. Aristoteles memberi pembedaan bahwa basileus adalah penguasa yang dibatasi hukum. Untuk penguasa absolut, digunakan gelar arkhon atau tyrannos.

Basileus dan megas basileus digunakan oleh Aleksander Agung dan penerusnya di Makedonia, Mesir, dan Asia (Seleukia, Attalidon, dan Pontos). Pada masa ini, basileus dapat disepadankan sepenuhnya dengan "raja".

Romawi[sunting | sunting sumber]

Pada masa Romawi, gelar basileus digunakan secara luas oleh penutur bahasa Yunani di Mediterania Timur untuk merujuk pada Kaisar Romawi.[5] Namun karena masih dipandang sebatas setara dengan raja, gelar ini secara resmi tidak digunakan oleh Kaisar Romawi, tetapi untuk merujuk pada para raja dari negara protektorat Romawi di kawasan timur. Gelar Kaisar Romawi secara resmi awalnya adalah Caesar Augustus dalam bahasa Latin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai Kaisar Sebastos atau Kaisar Augoustos dan Imperator dalam bahasa Latin yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani sebagai Autokrator.

Koin tembaga Herodes Agung yang bertuliskan Basileōs Hērōdou (ΒΑΣΙΛΕΩΣ ΗΡΩΔΟΥ). Herodes Agung adalah raja bawahan dari Kaisar Romawi yang menguasai kawasan Palestina pada abad pertama SM.

Namun pada abad ke-4 M, basileus digunakan secara khusus untuk penguasa yang kedudukannya dipandang setara dengan Kaisar Romawi, yakni Raja Diraja Iran dan, pada tingkat yang lebih rendah, penguasa Aksum.[6] Romawi, Iran, dan Aksum dipandang sebagai negara adidaya pada masa itu, selain Tiongkok di Asia Timur.[7] Hal ini menjadikan basileus menjadi berkonotasi sebagai "kaisar". Saat Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada abad ke-5 M, para penguasa setelahnya tidak disebut sebagai basileus dalam bahasa Yunani, tetapi rēx atau rēgas yang merupakan turunan dari bahasa Latin rex "raja".[5]

Penggunaan resmi pertama kali basileus Rhomaíōn yang terdokumentasikan justru berasal dari Iran, yakni pada surat dari Khosrau II untuk Kaisar Maurikius. Khosrau II menyapa Maurikius dengan gelar Yunani basileus Rhomaíōn, bukan gelarnya dalam bahasa Persia Tengah kēsar-i Hrōm sebagaimana tradisi. Khosrau II sendiri menyebut dirinya sebagai Persōn basileus (Basileus Persia), bukan Basileus Basileōn seperti penggunaan resmi pada masa-masa sebelumnya.[8] Ini menandakan bahwa gelar basileus sudah dipandang sebagai padanan dari maharaja, kaisar, atau raja diraja, sehingga tidak perlu lagi menggunakan imbuhan megas (agung) atau pengulangan (basileus basileōn) sebagaimana pada masa-masa sebelumnya.

Basileus secara resmi menjadi gelar resmi dari Kaisar Romawi, dibuktikan dengan Kaisar Heraklius yang menggunakan gelar ini pada suratnya yang ditujukan untuk Raja Diraja Iran Kawad II pada tahun 628 M. Akhirnya dalam undang-undang yang diumumkan pada 21 Maret 629, gelar bahasa Latin dihilangkan sama sekali, dan formula sederhana πιστὸς ἐν Χριστῷ βασιλεύς, "setia dalam Kaisar Kristus" digunakan sebagai gantinya.[9] Penetapan ini dipandang sebagai hampir sempurnanya proses helenisasi dari Kekaisaran Romawi saat itu.[10] Namun gelar kaisar dalam bahasa Latin masih tetap terus digunakan dalam koin, kecuali pada koin perak pada masa Kaisar Leo III dan pada koin emas pada masa Konstantinus VI.[5]

Koin Kaisar Romawi Leo VI (berkuasa 886–912) yang bertuliskan gelar Yunani dengan tulisan Latin +LEOn En ΘEO bASILEVS ROMEOn, "Leo, dengan berkat Tuhan, Kaisar Romawi".

Di antara para penguasa Kristen, awalnya hanya penguasa yang bertakhta di Konstantinopel saja yang disebut basileus. Namun saat Irene naik takhta Romawi pada 797, Paus menganggap posisi kaisar kosong karena perempuan dipandang tidak sah menjadi kaisar. Akhirnya Paus Leo III memahkotai Karel sebagai Kaisar Romawi pada 800 M di Roma.[11] Setelah kontroversi selama beberapa tahun, pihak Konstantinopel akhirnya mengakui Karel sebagai basileus, tetapi tanpa imbuhan "Romawi", sedangkan kaisar di Konstantinopel sendiri memasukkan kata "Romawi" ke dalam gelar resmi mereka sehingga menjadi Basileus Romawi (βασιλεύς Ῥωμαίων), tidak sekadar basileus seperti sebelumnya, untuk menekankan legitimasi Romawi mereka. Hal ini terus digunakan sampai jatuhnya Kekaisaran Romawi Timur.[5][11]

Pada masa-masa setelahnya, beberapa penguasa Kristen juga disebut menggunakan basileus dalam bahasa Yunani. Simeon I menyatakan diri sebagai Basileus bangsa Bulgaria dan Romawi, tetapi pihak Konstantinopel hanya mengakuinya sebagai Basileus bangsa Bulgaria. Secara tidak resmi, basileus juga digunakan untuk merujuk pada para Raja Prancis, Raja Sisilia, Kaisar Bulgaria, Kaisar Latin, dan Kaisar Trebizond. Basileus juga digunakan untuk merujuk penguasa besar dari kalangan non-Kristen, seperti Timur Lenk dan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih).[5]

Yunani modern[sunting | sunting sumber]

Setelah masa Romawi, gelar basileus kembali bermakna "raja". Perubahan ini sebenarnya telah dimulai dalam penggunaan informal dalam karya-karya beberapa penulis Bizantium klasik. Gelar ini dieja vasilefs (Βασιλεὺς) dalam Yunani modern. Dalam Konferensi London 1832, diputuskan bahwa negara Yunani baru berbentuk monarki. Penguasa pertamanya, Otto, bergelar Vasilefs tes Elládos (Βασιλεὺς τῆς Ἑλλάδος), yang bermakna "Raja Yunani".

Basilissa[sunting | sunting sumber]

Padanan perempuan untuk gelar basileus adalah basilissa (βασίλισσα), basileia (βασίλεια), basilis (βασιλίς), atau bentuk kuno basilinna (βασιλίννα). Perempuan biasanya menyandang gelar ini melalui pernikahan, yakni sebagai istri basileus. Meski demikian, ada juga perempuan yang menjadi basilissa atas namanya sendiri.

Basilinna adalah gelar untuk istri arkhon basileus. Salah satu tugas terpenting dari basilinna adalah menjalani ritual pernikahan dan bersetubuh dengan Dewa Dionisos dalam perayaan Anthesteria, dengan arkhon basileus menjalankan peran sebagai Dionisos.[12][13] Basilinna juga bertanggung jawab untuk memberikan sumpah kepada gerarai, pendeta wanita Dionisos yang tampaknya ditunjuk oleh arkhon basileus.[14]

Ejaan modern untuk gelar ini adalah vasílissa (Βασίλισσα). Para permaisuri Raja Yunani modern secara resmi menyandang gelar ini.

Beberapa perempuan yang secara resmi menjadi penguasa juga menyandang gelar basilissa, seperti Kleopatra VII yang berkuasa pada abad pertama SM. Setelah Irene naik takhta Romawi pada 797, dia menggunakan basileus dalam beberapa kesempatan sebagaimana kaisar laki-laki. Meski demikian, dia lebih sering menggunakan gelar basilissa sebagaimana saat dia masih berstatus sebagai permaisuri kaisar.[15]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Yunani Kuno: [basile͜ús], Yunani Modern: [vasiˈlefs] Pengejaan Bizantium dan Yunani Modern
  2. ^ Yunani Kuno: [basilêːs], Yunani Modern: [vasiˈlis]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Brown, Roland Wilbur (1956). Composition of Scientific Words: A Manual of Methods and a Lexicon of Materials for the Practice of Logotechnics. 
  2. ^ Sihler, Andrew, (2008), New Comparative Grammar of Greek and Latin, hlm. 330.
  3. ^ Beekes, Robert S. P., Etymological Dictionary of Greek, Brill, 2009, hlm. 203.
  4. ^ Pseudo-Aristotle. "Atheneion Politeia". Perseus. Perseus Tufts. Diakses tanggal 8 February 2016. 
  5. ^ a b c d e Kazhdan, Alexander, ed. (1991), Oxford Dictionary of Byzantium, Oxford University Press, hlm. 264, ISBN 978-0-19-504652-6 
  6. ^ Chrysos, Evangelos K. (1978), "The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations", Dumbarton Oaks Papers, Dumbarton Oaks, 32: 35, 42, doi:10.2307/1291418, JSTOR 1291418 
  7. ^ Munro-Hay, Stuart (1991). Aksum: An African Civilisation of Late Antiquity. Edinburgh: Edinburgh University Press. hlm. 17. ISBN 0748601066. 
  8. ^ Chrysos, Evangelos K. (1978), "The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations", Dumbarton Oaks Papers, Dumbarton Oaks, 32: 70, doi:10.2307/1291418, JSTOR 1291418 
  9. ^ Chrysos, Evangelos K. (1978), "The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations", Dumbarton Oaks Papers, Dumbarton Oaks, 32: 31, doi:10.2307/1291418, JSTOR 1291418 
  10. ^ Chrysos, Evangelos K. (1978), "The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations", Dumbarton Oaks Papers, Dumbarton Oaks, 32: 32, doi:10.2307/1291418, JSTOR 1291418 
  11. ^ a b Kazhdan, Alexander, ed. (1991), Oxford Dictionary of Byzantium, Oxford University Press, hlm. 413, ISBN 978-0-19-504652-6 
  12. ^ Dillon 2002, hlm. 102.
  13. ^ Robertson 1993, hlm. 210.
  14. ^ Robertson 1993, hlm. 213.
  15. ^ Liz James, "Men, Women, Eunuchs: Gender, Sex, and Power" in "A Social History of Byzantium" (J. Haldon, ed.) hlm. 45,46; terbit 2009; ISBN 978-1-4051-3241-1

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Dillon, Matthew (2002). Women and Girls in Classical Greek Religion. New York: Routledge. ISBN 0415202728. 
  • Jochem Schindler, "On the Greek type hippeús" in Studies Palmer ed. Meid (1976), 349–352.
  • Robert Drews, Basileus. The Evidence for Kingship in Geometric Greece, Yale (1983).
  • Robertson, Noel (1993). "Athens' Festival of the New Wine". Harvard Studies in Classical Philology. 95. doi:10.2307/311383. JSTOR 311383. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]