CoronaVac: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tambah konten
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 57: Baris 57:
Dalam [[Tahap-tahap penelitian klinis|uji klinis Tahap II]] yang diselesaikan pada Juli 2020 dan diterbitkan di ''[[The Lancet]]'', CoronaVac menunjukkan [[serokonversi]] antibodi penetralisir untuk 109 (92%) dari 118 peserta dalam kelompok 3 μg, 117 (98%) dari 119 peserta dalam kelompok 6 μg, setelah jadwal hari ke-0 dan ke-14; sedangkan pada hari ke-28 setelah hari ke-0 dan jadwal ke-28, serokonversi terlihat pada 114 (97%) dari 117 peserta pada kelompok 3 μg, dan 118 (100%) dari 118 peserta pada kelompok 6 μg.<ref>{{Cite journal|displayauthors=6|date=November 2020|title=Safety, tolerability, and immunogenicity of an inactivated SARS-CoV-2 vaccine in healthy adults aged 18-59 years: a randomised, double-blind, placebo-controlled, phase 1/2 clinical trial|url=https://www.thelancet.com/journals/laninf/article/PIIS1473-3099(20)30843-4/abstract|journal=The Lancet. Infectious Diseases|language=English|volume=0|doi=10.1016/S1473-3099(20)30843-4|pmid=33217362|archive-url=https://web.archive.org/web/20201216072657/https://www.thelancet.com/journals/laninf/article/PIIS1473-3099(20)30843-4/fulltext|archive-date=16 December 2020|access-date=18 November 2020|vauthors=Zhang Y, Zeng G, Pan H, Li C, Hu Y, Chu K, Han W, Chen Z, Tang R, Yin W, Chen X, Hu Y, Liu X, Jiang C, Li J, Yang M, Song Y, Wang X, Gao Q, Zhu F|url-status=live}}</ref>
Dalam [[Tahap-tahap penelitian klinis|uji klinis Tahap II]] yang diselesaikan pada Juli 2020 dan diterbitkan di ''[[The Lancet]]'', CoronaVac menunjukkan [[serokonversi]] antibodi penetralisir untuk 109 (92%) dari 118 peserta dalam kelompok 3 μg, 117 (98%) dari 119 peserta dalam kelompok 6 μg, setelah jadwal hari ke-0 dan ke-14; sedangkan pada hari ke-28 setelah hari ke-0 dan jadwal ke-28, serokonversi terlihat pada 114 (97%) dari 117 peserta pada kelompok 3 μg, dan 118 (100%) dari 118 peserta pada kelompok 6 μg.<ref>{{Cite journal|displayauthors=6|date=November 2020|title=Safety, tolerability, and immunogenicity of an inactivated SARS-CoV-2 vaccine in healthy adults aged 18-59 years: a randomised, double-blind, placebo-controlled, phase 1/2 clinical trial|url=https://www.thelancet.com/journals/laninf/article/PIIS1473-3099(20)30843-4/abstract|journal=The Lancet. Infectious Diseases|language=English|volume=0|doi=10.1016/S1473-3099(20)30843-4|pmid=33217362|archive-url=https://web.archive.org/web/20201216072657/https://www.thelancet.com/journals/laninf/article/PIIS1473-3099(20)30843-4/fulltext|archive-date=16 December 2020|access-date=18 November 2020|vauthors=Zhang Y, Zeng G, Pan H, Li C, Hu Y, Chu K, Han W, Chen Z, Tang R, Yin W, Chen X, Hu Y, Liu X, Jiang C, Li J, Yang M, Song Y, Wang X, Gao Q, Zhu F|url-status=live}}</ref>


Pada bulan Mei, CoronaVac memulai uji coba Tahap I–II di Tiongkok pada orang dewasa di atas usia 60 dan pada bulan September CoronaVac memulai uji coba Tahap I–II di Tiongkok pada anak-anak usia 3–17 tahun.<ref>{{ClinicalTrialsGov|NCT04551547|A Randomized, Double-Blinded, Placebo-Controlled, Phase Ⅰ/Ⅱ Clinical Trial, to Evaluate the Safety and Immunogenicity of the SARS-CoV-2 Inactivated Vaccine (Vero Cell) in Healthy Population Aged 3–17 Years}}</ref>
Pada bulan Mei, ok lah kalo behitu CoronaVac memulai uji coba Tahap I–II di Tiongkok pada orang dewasa di atas usia 60 dan pada bulan September CoronaVac memulai uji coba Tahap I–II di Tiongkok pada anak-anak usia 3–17 tahun.<ref>{{ClinicalTrialsGov|NCT04551547|A Randomized, Double-Blinded, Placebo-Controlled, Phase Ⅰ/Ⅱ Clinical Trial, to Evaluate the Safety and Immunogenicity of the SARS-CoV-2 Inactivated Vaccine (Vero Cell) in Healthy Population Aged 3–17 Years}}</ref>


=== Tahap III ===
=== Tahap III ===

Revisi per 13 Januari 2021 08.06

Data klinis
Kat. kehamilan ?
Status hukum Penggunaan darurat di Tiongkok, Indonesia
Rute Penyuntikan intraotot
Pengenal
Kode ATC None
DrugBank DB15806
Data kimia
Rumus ?

CoronaVac adalah kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi Tiongkok, Sinovac.[1] Sejak pertengahan tahun 2020, calon vaksin ini menjalani penelitian klinis tahap III,[2][3] yang saat ini berlangsung di Brasil, Chili, Indonesia, dan Turki. CoronaVac menggunakan teknologi tradisional yang serupa dengan BBIBP-CorV dan BBV152, vaksin virus inaktif COVID-19 lainnya yang juga sedang dalam uji coba tahap III.[4]

Pada 7 Januari 2021, Instituto Butantan dari Brasil mengumumkan bahwa vaksin ini 78% efektif pada kasus ringan dan 100% efektif melawan infeksi berat dan sedang berdasarkan 220 kasus COVID-19 dari 13.000 sukarelawan tanpa merinci bagaimana tingkat efikasinya dihitung.[5] Turki sebelumnya telah mengumumkan tingkat efikasi sebesar 91,25% dari analisis sementara terhadap 29 kasus yang didasarkan pada data dari 1.322 peserta dalam uji coba dengan 7.371 sukarelawan,[6][7][8][9] sementara Indonesia mengumumkan tingkat efikasi sebesar 65,3% berdasarkan data dari 1.600 peserta dalam uji coba mereka.[10]

Teknologi dan efikasi klinis

Pada 7 Januari 2021, hasil dari uji coba tahap III di Brasil pada 13.000 relawan mengungkapkan bahwa vaksin 78% efektif dalam mencegah kasus gejala COVID-19 yang membutuhkan bantuan medis (tingkat 3 pada Skala Perkembangan Klinis WHO[11]) dan 100% efektif melawan infeksi sedang dan berat; efikasi secara keseluruhan, termasuk kasus asimtomatik dan kasus simtomatik yang tidak memerlukan bantuan medis (WHO skala 2) tidak dilaporkan.[12] Dari 220 partisipan yang terinfeksi, 160 kasus berada pada kelompok plasebo dan 60 kasus pada kelompok yang menerima CoronaVac.[13]

Pada 24 Desember 2020, Turki merilis hasil uji klinis tahap III dari analisis sementara terhadap 29 kasus yang menunjukkan tingkat efikasi 91,25% yang hanya berdasarkan data dari 1.322 peserta dalam uji coba yang melibatkan 7.371 sukarelawan.[14][15][16][17]

Pada 11 Januari 2021, Indonesia merilis hasil uji klinis tahap III dari analisis sementara terhadap 25 kasus yang menunjukkan tingkat efikasi 65,3% berdasarkan data 1.600 peserta dalam uji coba.[18]

CoronaVac tidak perlu dibekukan, dan baik vaksin maupun bahan mentah untuk merumuskan dosis baru dapat diangkut dan didinginkan pada 2–8 °C (36–46 °F), seperti suhu penyimpanan vaksin flu.[19] CoronaVac dapat tetap stabil hingga tiga tahun dalam penyimpanan, yang mungkin memberikan beberapa keuntungan saat vaksin didistribusikan ke wilayah yang tidak memungkinkan rantai dingin dijaga dengan baik.[20]

Penundaan berulang dalam merilis hasil dari Brasil

Informasi yang bertentangan dan tidak lengkap pada uji coba Brasil pada bulan Desember telah menciptakan kebingungan atas efikasi CoronaVac. Brasil menunda merilis data lengkap tentang CoronaVac pada akhir Desember dan hanya mengatakan bahwa efektivitas vaksin ini lebih dari 50%. Sekretaris Kesehatan São Paulo Jean Gorinchteyn kemudian mengatakan vaksin itu tidak mencapai efikasi 90%. Turki menambah kebingungan dengan mengatakan bahwa uji cobanya menunjukkan perkiraan tingkat efikasi 91,25%, meskipun hanya didasarkan pada 29 kasus.[21]

Rilis data yang lebih pasti tentang efikasi CoronaVac ditunda karena Sinovac perlu merekonsiliasi hasil uji coba yang berbeda menggunakan protokol yang berbeda.[22] Menurut direktur Instituto Butantan, Dimas Covas, kelompok di Brasil dianggap lebih rentan terhadap infeksi dan terpapar muatan virus yang lebih tinggi. Dalam uji coba fase III di Turki dan Indonesia, komposisi relawannya serupa dengan populasi umum.[23]

Uji klinis

Tahap I–II

Dalam uji klinis Tahap II yang diselesaikan pada Juli 2020 dan diterbitkan di The Lancet, CoronaVac menunjukkan serokonversi antibodi penetralisir untuk 109 (92%) dari 118 peserta dalam kelompok 3 μg, 117 (98%) dari 119 peserta dalam kelompok 6 μg, setelah jadwal hari ke-0 dan ke-14; sedangkan pada hari ke-28 setelah hari ke-0 dan jadwal ke-28, serokonversi terlihat pada 114 (97%) dari 117 peserta pada kelompok 3 μg, dan 118 (100%) dari 118 peserta pada kelompok 6 μg.[24]

Pada bulan Mei, ok lah kalo behitu CoronaVac memulai uji coba Tahap I–II di Tiongkok pada orang dewasa di atas usia 60 dan pada bulan September CoronaVac memulai uji coba Tahap I–II di Tiongkok pada anak-anak usia 3–17 tahun.[25]

Tahap III

Amerika Latin

Pada akhir Juli 2020, Sinovac mulai melakukan uji coba vaksin tahap III untuk mengevaluasi efikasi dan keamanan pada 9.000 relawan yang terdiri atas tenaga kesehatan profesional di Brasil, bekerja sama dengan Butantan Institute.[26][27] Pada 19 Oktober, Gubernur São Paulo João Doria mengatakan hasil pertama dari studi klinis yang dilakukan di Brasil membuktikan bahwa di antara vaksin yang diuji di negara tersebut, CoronaVac adalah vaksin yang paling aman dengan tingkat imunisasi terbaik dan paling menjanjikan.[28] Pada tanggal 23 Oktober, pemerintah São Paulo mengumumkan pembentukan enam pusat baru untuk uji coba CoronaVac dan meningkatkan jumlah sukarelawan dalam uji coba menjadi 13.000.[29]

Brasil menghentikan sebentar uji coba tahap III pada 10 November setelah seorang sukarelawan bunuh diri sebelum akhirnya dilanjutkan kembali pada 11 November. Instituto Butantan mengatakan bunuh diri itu tidak ada hubungannya dengan uji coba vaksin.[30][31]

Pada bulan Agustus, uji coba tahap III dimulai di Chili, dipimpin oleh Universitas Katolik Kepausan Chili, yang diharapkan melibatkan 3.000 sukarelawan berusia antara 18 dan 65.[32]

Eropa

Pada bulan September, Turki memulai uji coba tahap III yang melibatkan 13.000 sukarelawan dengan dua dosis berinterval 14 hari.[33] Proses pemantauan CoronaVac sedang berlangsung di 25 pusat di 12 kota di seluruh negeri.[34]

Asia

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengikuti uji coba tahap 3 vaksin COVID-19 Sinovac di Indonesia.

Pada bulan Agustus, Sinovac mengumumkan bahwa uji coba di Bangladesh dengan 4.200 sukarelawan[35] terhenti setelah Sinovac meminta pemerintah untuk pendanaan bersama.[36] Menteri Kesehatan mengatakan Bangladesh akan mendapatkan akses CoronaVac meski uji coba tidak dilanjutkan.[37]

Pada Agustus juga, Sinovac memulai uji coba tahap III di Indonesia bersama Bio Farma di Bandung yang melibatkan 1.620 relawan [38] Pada bulan November, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran memberikan informasi terbaru bahwa uji coba berjalan dengan lancar dan bahwa "paling banyak, mereka menemukan sedikit demam yang menghilang dalam dua hari".[39] Pada 21 November, Bio Farma mengumumkan rencana untuk menyerahkan hasil sementara uji coba fase III CoronaVac ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia pada Januari 2021.[40]

Pada bulan Oktober, Arab Saudi menandatangani perjanjian dengan Sinovac untuk mendistribusikan CoronaVac ke 7.000 tenaga kesehatan setelah melakukan uji coba tahap III dengan Kementerian Garda Nasional Arab Saudi.[41]

Pembuatan

Pengiriman bahan farmasi aktif dikirim ke Instituto Butantan pada 3 Desember 2020 untuk produksi CoronaVac secara lokal

Pabrik produksi seluas 20.000 meter persegi di Beijing dibangun untuk memproduksi vaksin CoronaVac dan fasilitas tersebut direncanakan untuk memproduksi 300 juta dosis per tahun.[42] Pada bulan Desember, Sinovac mengatakan pihaknya bertujuan untuk menyelesaikan pembangunan fasilitas produksi kedua pada akhir tahun 2020 untuk meningkatkan kapasitas produksi CoronaVac menjadi 600 juta dosis.[43]

Jika uji coba tahap III di Indonesia berhasil, Bio Farma berencana meningkatkan produksi hingga 250 juta dosis setahun.[44]

Pada 9 November 2020, São Paulo mulai membangun fasilitas untuk memproduksi 100 juta dosis setahun.[45] Pada 10 Desember, João Doria mengatakan Butantan bertujuan untuk mengisi dan menyelesaikan 1 juta dosis per hari di jalur produksinya untuk kampanye vaksinasi mulai 25 Januari 2021. Doria mengatakan bahwa 11 negara bagian Brasil telah menghubungi Butantan untuk mencari dosis CoronaVac. Beberapa negara termasuk Honduras, Paraguay, Peru, dan Uruguay juga telah menyatakan minatnya untuk membeli CoronaVac dari Brasil, sementara Butantan sedang dalam diskusi lanjutan dengan Argentina untuk penyediaan vaksin.[46]

Pasar dan penyebaran

Amerika Latin

Brasil

Sekretaris Kesehatan Negara Bagian São Paulo Jean Gorinchteyn (kiri) dan ketua Instituto Butantan Dimas Covas (kanan) memegang jarum suntik yang telah diisi dosis tunggal CoronaVac, yang merupakan bagian dari pengiriman keempat vaksin buatan Sinovac yang tiba di Brasil

Pada bulan September 2020, gubernur São Paulo João Doria menandatangani kontrak $90 juta dengan Sinovac untuk mendatangkan 46 juta dosis awal vaksin potensial dan mengatakan bahwa São Paulo memiliki kesepakatan lisan tentang pengiriman 14 juta dosis sisanya.[47] Pada 21 Oktober, Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyatakan pemerintahannya tidak akan membeli CoronaVac karena asalnya dari Tiongkok — bertentangan dengan Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello yang mengatakan sehari sebelumnya bahwa CoronaVac akan ditambahkan ke dalam program imunisasi nasional.[48] Pada 23 Oktober, João Doria mengatakan Otoritas Kesehatan Brasil (ANVISA) mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak akan tunduk pada tekanan politik atas persetujuan vaksin COVID-19.[49]

Harga untuk CoronaVac diumumkan sebesar US$10,3 (sekitar R$59).[50] Pada Desember, Brasil telah menerima 10 juta dosis CoronaVac, meskipun ada ketidakpastian mengenai status regulasi vaksin.[51] Pada Januari 2021, Pazuello mengatakan Brazil akan memperoleh 100 juta dosis total CoronaVac.[52]

Bolivia

Pada bulan Januari, Bolivia mengizinkan penggunaan CoronaVac dan Sputnik V. Negara ini membeli 5,2 juta dosis Sputnik V dan sekitar 2 juta dosis AZD1222. Butantan Institute, yang membantu mengembangkan CoronaVac, membuka negosiasi dengan negara-negara Amerika Selatan lainnya untuk menjual vaksin tersebut, yang akan diproduksi di São Paulo. Persetujuan oleh pemerintah diperlukan sebelum pembelian vaksin.[53]

Chili

Pada bulan Oktober, Menteri Kesehatan Chili Enrique Paris menandatangani perjanjian dengan Sinovac untuk menyediakan 20 juta dosis CoronaVac. Penggunaan vaksin membutuhkan persetujuan dari lembaga otoritas, seperti Institut Kesehatan Masyarakat Chili atau ANVISA di Brasil. Pemerintah Chili berharap ANVISA segera menyetujui CoronaVac sehingga dapat digunakan di Chili.[54]

Referensi

  1. ^ "Indonesia Starts CoronaVac Phase 3 Clinical Trials". Jakarta Globe. August 11, 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 13, 2020. Diakses tanggal 2020-08-26. 
  2. ^ Templat:ClinicalTrialsGov
  3. ^ "A Phase III, observer-blind, randomized, placebo-controlled study of the efficacy, safety, and immunogenicity of SARS-COV-2 inactivated vaccine in healthy adults aged 18-59 years in Indonesia". PT Bio Farma. Registri Penyakit Indonesia. August 10, 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 11, 2020. Diakses tanggal August 15, 2020. 
  4. ^ "Coronavirus Vaccine Tracker". The New York Times (dalam bahasa Inggris). 2020-06-10. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2020-12-27. 
  5. ^ "Sinovac's Covid Shot Proves 78% Effective in Brazil Trial". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). 2021-01-07. Diakses tanggal 2021-01-07. 
  6. ^ Staff, Reuters (December 28, 2020). "Piecemeal data releases threaten to undermine Sinovac's COVID-19 vaccine". Reuters. Diakses tanggal January 11, 2021. 
  7. ^ Zimmer, Carl; Londoño, Ernesto (December 25, 2020). "Turkey and Brazil Say Chinese Vaccine Effective, With Sparse Supporting Data". The New York Times. Diakses tanggal January 11, 2021. 
  8. ^ "Turkish official says CoronaVac vaccine 91.25% effective". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-26. 
  9. ^ "Turkey set to receive 'effective' COVID-19 vaccine amid calls for inoculation". Daily Sabah (dalam bahasa Inggris). December 25, 2020. Diakses tanggal December 26, 2020. 
  10. ^ hermesauto (2021-01-11). "Indonesia grants emergency use approval to Sinovac's vaccine, local trials show 65% efficacy". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-11. 
  11. ^ WHO Working Group on the Clinical Characterisation and Management of COVID-19 infection (2020). "A minimal common outcome measure set for COVID-19 clinical research". The Lancet Infectious Diseases. 20 (8): e192–e197. doi:10.1016/S1473-3099(20)30483-7. 
  12. ^ Mariz, Fabiana; Caires, Luiza (2021-01-07). "Eficaz em prevenir doença grave e morte por covid, Coronavac deve ter impacto em frear pandemia". Jornal da USP (dalam bahasa Portuguese). Diakses tanggal 2021-01-07. 
  13. ^ "Sinovac's Covid Shot Proves 78% Effective in Brazil Trial". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). 2021-01-07. Diakses tanggal 2021-01-07. 
  14. ^ "Turkish official says CoronaVac vaccine 91.25% effective". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-26. 
  15. ^ "Turkey set to receive 'effective' COVID-19 vaccine amid calls for inoculation". Daily Sabah (dalam bahasa Inggris). December 25, 2020. Diakses tanggal December 26, 2020. 
  16. ^ Staff, Reuters (December 28, 2020). "Piecemeal data releases threaten to undermine Sinovac's COVID-19 vaccine". Reuters. Diakses tanggal January 11, 2021. 
  17. ^ Zimmer, Carl; Londoño, Ernesto (December 25, 2020). "Turkey and Brazil Say Chinese Vaccine Effective, With Sparse Supporting Data". The New York Times. Diakses tanggal January 11, 2021. 
  18. ^ hermesauto (2021-01-11). "Indonesia grants emergency use approval to Sinovac's vaccine, local trials show 65% efficacy". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-11. 
  19. ^ "CoronaVac: Doses will come from China on nine flights and can..." AlKhaleej Today (dalam bahasa Arab). 2020-11-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 December 2020. Diakses tanggal 2020-11-01. 
  20. ^ Staff (2020-09-07). "China's Sinovac coronavirus vaccine candidate appears safe, slightly weaker in elderly". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 October 2020. Diakses tanggal 2020-10-06. 
  21. ^ "Sinovac's Covid Shot Proves 78% Effective in Brazil Trial". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). 2021-01-07. Diakses tanggal 2021-01-07. 
  22. ^ "Sinovac's Covid Shot Proves 78% Effective in Brazil Trial". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). 2021-01-07. Diakses tanggal 2021-01-07. 
  23. ^ "Coronavac tem eficácia de 78% contra a Covid-19 em estudo no Brasil". Folha de S.Paulo (dalam bahasa Portugis). 2021-01-07. Diakses tanggal 2021-01-07. 
  24. ^ Zhang Y, Zeng G, Pan H, Li C, Hu Y, Chu K, et al. (November 2020). "Safety, tolerability, and immunogenicity of an inactivated SARS-CoV-2 vaccine in healthy adults aged 18-59 years: a randomised, double-blind, placebo-controlled, phase 1/2 clinical trial". The Lancet. Infectious Diseases (dalam bahasa English). 0. doi:10.1016/S1473-3099(20)30843-4. PMID 33217362 Periksa nilai |pmid= (bantuan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 December 2020. Diakses tanggal 18 November 2020. 
  25. ^ Templat:ClinicalTrialsGov
  26. ^ "New coronavirus vaccine trials start in Brazil". Associated Press. 21 July 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2020. Diakses tanggal 15 August 2020. 
  27. ^ Palacios R, Patiño EG, de Oliveira Piorelli R, Conde MT, Batista AP, Zeng G, et al. (October 2020). "Double-Blind, Randomized, Placebo-Controlled Phase III Clinical Trial to Evaluate the Efficacy and Safety of treating Healthcare Professionals with the Adsorbed COVID-19 (Inactivated) Vaccine Manufactured by Sinovac - PROFISCOV: A structured summary of a study protocol for a randomised controlled trial". Trials. 21 (1): 853. doi:10.1186/s13063-020-04775-4. PMC 7558252alt=Dapat diakses gratis. PMID 33059771 Periksa nilai |pmid= (bantuan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 December 2020. Diakses tanggal 28 October 2020. 
  28. ^ "World's vaccine testing ground deems Chinese COVID candidate 'the safest, most promising'". Fortune (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 October 2020. Diakses tanggal 2020-11-09. 
  29. ^ "Doria says it guarantees purchase of 100 million doses of CoronaVac..." AlKhaleej Today (dalam bahasa Arab). 2020-10-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 November 2020. Diakses tanggal 2020-10-30. 
  30. ^ "Brazil Clears Sinovac Trial to Resume Two Days After Halting It". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). 2020-11-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2020. Diakses tanggal 2020-11-11. 
  31. ^ "Brazil's health regulator says China's Sinovac can resume Covid-19 vaccine trial after suspension". CNBC (dalam bahasa Inggris). 2020-11-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 November 2020. Diakses tanggal 2020-11-17. 
  32. ^ "Chile initiates clinical study for COVID-19 vaccine". Government of Chile (dalam bahasa Inggris). 4 August 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 October 2020. Diakses tanggal 2020-08-28. 
  33. ^ Health Institutes of Turkey (2020-10-08). "Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Phase III Clinical Trial For Evaluation of Efficacy and Safety of SARS-CoV-2 Vaccine (Vero Cell), Inactivated". ClinicalTrials. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 October 2020. Diakses tanggal 21 October 2020. 
  34. ^ "Chinese COVID-19 vaccine to be free, 1st doses to be delivered soon: Turkey's health minister". Daily Sabah (dalam bahasa Inggris). 2020-11-23. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 November 2020. Diakses tanggal 2020-11-23. 
  35. ^ "Bangladesh approves late-stage trial of China's Sinovac COVID-19 vaccine candidate" (dalam bahasa Inggris). Reuters. 27 August 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 December 2020. Diakses tanggal 27 August 2020. 
  36. ^ "Sinovac vaccine trial said to be stalled in Bangladesh over funding". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). 2020-10-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 October 2020. Diakses tanggal 2020-10-09. 
  37. ^ ruchika (2020-10-14). "Bangladesh rejects Chinese Covid vaccine trials". medicaldialogues.in (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 December 2020. Diakses tanggal 2020-10-15. 
  38. ^ "248 volunteers have received Sinovac vaccine injections in Bandung". Antara News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2020. Diakses tanggal 2020-09-22. 
  39. ^ antaranews.com. "Phase 3 Sinovac clinical trial running smoothly: research team". Antara News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 November 2020. Diakses tanggal 2020-11-03. 
  40. ^ Post, The Jakarta. "Bio Farma aims to submit interim review on Sinovac vaccine in January". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 November 2020. Diakses tanggal 2020-11-21. 
  41. ^ "Virus vaccine waiting on Saudi 'green light'". Arab News (dalam bahasa Inggris). 2020-10-31. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 December 2020. Diakses tanggal 2020-11-01. 
  42. ^ "Inside the company at the forefront of China's push to develop a coronavirus vaccine". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 August 2020. Diakses tanggal 2020-08-27. 
  43. ^ Reuters Staff (2020-12-07). "Sinovac secures $515 million to boost COVID-19 vaccine production". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 December 2020. Diakses tanggal 2020-12-07. 
  44. ^ hermesauto (2020-10-12). "Indonesia aims to start administering coronavirus vaccines in early November". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 October 2020. Diakses tanggal 2020-10-12. 
  45. ^ "Sao Paulo starts building production plant for China's Sinovac vaccine - governor". Financial Post (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 November 2020. Diakses tanggal 2020-11-09. 
  46. ^ "Chinese vaccine draws demand across Latin America, say Brazilian officials". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2020-12-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 December 2020. Diakses tanggal 2020-12-10. 
  47. ^ "Brazil's Sao Paulo signs agreement with Sinovac for COVID vaccine doses". Reuters (dalam bahasa Inggris). 30 September 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 October 2020. Diakses tanggal 1 October 2020. 
  48. ^ "Covid: Bolsonaro says Brazil will not buy Chinese-made vaccine". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2020-10-21. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 October 2020. Diakses tanggal 2020-10-22. 
  49. ^ "Brazil's health authority authorises import of 6 million doses of Sinovac Covid-19 vaccine". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). 2020-10-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 October 2020. Diakses tanggal 2020-10-23. 
  50. ^ "CoronaVac May Be Four Times More Costly Than Flu Vaccine". The Rio Times (dalam bahasa Inggris). 2020-10-30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 November 2020. Diakses tanggal 2020-10-30. 
  51. ^ "Bolsonaro blames vaccine firms for not 'rushing up'". Anadolu Agency. December 29, 2020. 
  52. ^ "Em meio a críticas por atrasos, Pazuello diz que Brasil está preparado para iniciar vacinação em janeiro". Folha de S.Paulo (dalam bahasa Portugis). 2021-01-06. Diakses tanggal 2021-01-07. 
  53. ^ "Bolívia autoriza uso de vacinas Sputnik V e CoronaVac contra covid-19". noticias.uol.com.br (dalam bahasa Portugis). Diakses tanggal 2021-01-07. 
  54. ^ "Government meets with Sinovac for first COVID-19 vaccine clinical trial in Chile" (dalam bahasa Inggris). Government of Chile. October 13, 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 October 2020. Diakses tanggal 2020-11-08. 

Pranala luar