Cupak Tangah, Pauh, Padang
Cupak Tangah | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatera Barat | ||||
Kota | Padang | ||||
Kecamatan | Pauh | ||||
Kode Kemendagri | 13.71.08.1005 | ||||
Kode BPS | 1371100004 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Cupak Tangah adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat, Indonesia.
Jorong
[sunting | sunting sumber]- Tangah Padang
- Kandang Pulai
- Gadang Batu
Asal usul
[sunting | sunting sumber]Cupak Tangah
[sunting | sunting sumber]Cupak merupakan istilah di Pauh yang berarti pohon cupak dan tangah berarti tengah. Menurut cerita di daerah ini dulunya terdapat batang atau pohon cupak. Dahulu pernah terjadi angin puting beliung yang membuat batang ini tumbang dan patah ke tengah jalan. Patahan tersebut setelah dibersihkan menjadi seperti tugu. Berdasarkan uraian di atas nama tempat (daerah) ini termasuk ke dalam motif gabungan nama tumbuhan dan geografis.[1]
Sungai Balang
[sunting | sunting sumber]Sungai Balang merupakan salah satu nama tempat (daerah) yang ada di Pauh. Sungai Balang adalah lokasi Kantor Camat Pauh.[2] Balang dalam bahasa Indonesia berarti belang. Yang dimaksud dengan Sungai Balang di sisni adalah bukan sungai yang belang, tetapi seperti yang diceritakan dulunya ada seorang lelaki yang bernama Rajo Mole yang sedang duduk di tepi sungai. Tidak lama kemudian Rajo Mole tersebut melihat ada seekor harimau. Jadi, berdasarkan cerita di atas penamaan nama daerah ini diambil dari sungai dan salah satu ciri fisik harimau yaitu kulitnya yang belang. Nama tempat (daerah) Sungai Balang ini termasuk ke dalam motif gabungan geografis dan binatang karena letak/posisi daerahnya terdapat sungai kemudian ada seekor harimau belang yang melintas di dekat sungai tersebut.[1]
Benteang
[sunting | sunting sumber]Benteang merupakan istilah di Pauh yang berarti tempat pertahanan. Benteng yang dimaksud di sini bukan benteng peninggalan Belanda melainkan tempat pertahanan atau perkumpulan masyarakat untuk melawan Belanda. Kemudian daerah ini agak tinggi dari Kampuang Tarandam. Berdasarkan uraian di atas daerah Benteang ini termasuk ke dalam motif tindakan masyarakat karena benteang tersebut merupakan tempat masyarakat berdiskusi untuk melakukan suatu tindakan.[1]
Kampuang Tarandam
[sunting | sunting sumber]Kampuang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan menjadi kampung dan Tarandam berarti terendam. Seperti yang diceritakan Kampuang Tarandam terletak di bawah Benteang. Ketika hujan yang sangat lebat tiba, maka daerah ini akan terendam banjir dikarenakan posisi daerah ini sedikit rendah dari daerah Benteang. Oleh sebab itu daerah Kampuang Tarandam termasuk ke dalam motif geografis karena letak/posisi daerahnya rendah dari daerah Benteang.[1]
Pasa Baru
[sunting | sunting sumber]Pasa Baru dalam bahasa Indonesia berarti pasar yang baru. Tetapi awalnya daerah ini bernama Pasa Biduak. Tidak jauh berbeda dengan fungsi pasar kebanyakan. Para pedagang yang datang dari arah Bandar Padang, semuanya menggunakan biduak atau perahu kecil dalam mengangkut barang-barangnya. Banyak biduak yang berjejer di tepi sungai, sehingga disebut orang Pasa Biduak. Penamaan Pasa Baru sendiri baru digunakan ketika Belanda telah masuk ke daerah ini. Dari uraian di atas daerah Pasa Baru ini termasuk ke dalam motif nama benda.[1]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e Putra, Adhitya Sapta (2014). "ASAL-USUL NAMA TEMPAT (DAERAH) DI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG (DOKUMENTASI DAN KLASIFIKASI)". HANTARAN. 3 (1).
- ^ http://pauh.padang.go.id/contact