Daftar Menteri Luar Negeri Indonesia: Perbedaan antara revisi

Menteri Luar Negeri Indonesia
Menteri Luar Negeri Indonesia
	Petahana; Retno Marsudi; sejak 27 Oktober 2014
Ditunjuk oleh	Presiden Indonesia
Pejabat perdana	Achmad Soebardjo
Dibentuk	2 September 1945

Jelajahi riwayat secara interaktif

← Revisi sebelumnya Revisi selanjutnya →

Konten dihapus Konten ditambahkan

VisualTeks wiki

Sebaris

Revisi per 5 Desember 2019 04.27

Berikut adalah daftar orang yang pernah menduduki jabatan sebagai Menteri Luar Negeri di Indonesia:

Menteri			Kabinet	Dari	Sampai	Ket.
Non-partisan (10) PSI (1) PSII (1) Masyumi (2) PNI (4) Golkar (3) PKB (1)
1		Achmad Soebardjo	Presidentil	2 September 1945	14 November 1945	^[1]^[2]^[3]
2		Sutan Syahrir	Syahrir I	14 November 1945	12 Maret 1946	^[1]^[4]^[5]
			Syahrir II	12 Maret 1946	2 Oktober 1946
			Syahrir III	2 Oktober 1946	26 Juni 1947
3	Berkas:Agus salim3.jpg	Agus Salim	Amir Syarifuddin I	3 Juli 1947	11 November 1947	^[6]^[7]^[3]
			Amir Syarifuddin II	11 November 1947	29 Januari 1948
			Hatta I	29 Januari 1948	4 Agustus 1949
—	Berkas:Aa maramis.jpg	Alexander Andries Maramis	Darurat	19 Desember 1948	13 Juli 1949
(3)	Berkas:Agus salim3.jpg	Agus Salim	Hatta II	4 Agustus 1949	20 Desember 1949	SI
—		Mohammad Hatta	RIS	20 Desember 1949	6 September 1950
4	Berkas:Moh roem2.jpg	Mohammad Roem	Natsir	6 September 1950	27 April 1951	Masjumi
(1)		Achmad Soebardjo	Sukiman Suwirjo	27 April 1951	3 April 1952	Masjumi
5		Wilopo	Wilopo	3 April 1952	29 April 1952	PNI
6		Moekarto Notowidigdo	Wilopo	29 April 1952	30 Juli 1953	PNI
7		Soenario Sastrowardoyo	Ali Sastroamidjojo I	30 Juli 1953	12 Agustus 1955	PNI
8		Ide Anak Agung Gde Agung	Burhanuddin Harahap	12 Agustus 1955	24 Maret 1956
9		Roeslan Abdulgani	Ali Sastroamidjojo II	24 Maret 1956	9 April 1957	PNI
10		Soebandrio	Karya	9 April 1957	10 Juli 1959
			Kerja I	10 Juli 1959	18 Februari 1960
			Kerja II	18 Februari 1960	6 Maret 1962
			Kerja III	6 Maret 1962	13 November 1963
			Kerja IV	13 November 1963	27 Agustus 1964
			Dwikora I	27 Agustus 1964	24 Februari 1966
			Dwikora II	24 Februari 1966	18 Maret 1966
—		Adam Malik	Dwikora II	18 Maret 1966	28 Maret 1966	ad-interm
11			Dwikora III	28 Maret 1966	25 Juli 1966
			Ampera I	25 Juli 1966	17 Oktober 1967
			Ampera II	17 Oktober 1967	6 Juni 1968
			Pembangunan I	6 Juni 1968	28 Maret 1973
			Pembangunan II	28 Maret 1973	1 Oktober 1977
—		Syarif Thayeb (ad-interm)	Pembangunan II	1 Oktober 1977	29 Maret 1978
12		Muchtar Kusumaatmadja	Pembangunan III	29 Maret 1978	19 Maret 1983
12		Muchtar Kusumaatmadja	Pembangunan IV	19 Maret 1983	11 Maret 1988
13		Ali Alatas	Pembangunan V	21 Maret 1988	11 Maret 1993
			Pembangunan VI	17 Maret 1993	11 Maret 1998
			Pembangunan VII	16 Maret 1998	21 Mei 1998
			Reformasi Pembangunan	23 Mei 1998	20 Oktober 1999
14		Alwi Shihab	Persatuan Nasional	26 Oktober 1999	9 Agustus 2001	PKB
15		Hassan Wirajuda	Gotong Royong	9 Agustus 2001	20 Oktober 2004
15		Hassan Wirajuda	Indonesia Bersatu	21 Oktober 2004	20 Oktober 2009
16		Marty Natalegawa	Indonesia Bersatu II	22 Oktober 2009	20 Oktober 2014
17		Retno Marsudi	Kerja	27 Oktober 2014	20 Oktober 2019
17		Retno Marsudi	Indonesia Maju	23 Oktober 2019	Petahana

Catatan

Semua menteri yang menjabat di pemerintahan pada periode Kabinet Pembangunan III sampai dengan Kabinet Pembangunan VII adalah Anggota Dewan Pembina Golkar, termasuk Panglima ABRI dan Pimpinan Lembaga Pemerintahan^[8]

Referensi

^ ^a ^b Simanjuntak, P. N. H. (2003), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi (dalam bahasa Indonesian), Jakarta: Djambatan, hlm. 15–23, ISBN 979-428-499-8.
^ Ricklefs (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint, ISBN 0-333-24380-3
^ ^a ^b Kahin, George McTurnan (1952) Nationalism and Revolution in Indonesia Cornell University Press, ISBN 0-8014-9108-8
^ Mangunwijaya, Y.B. Dilema Sutan Sjahrir: Antara Pemikir dan Politikus. Prisma, Agustus 1977
^ Rudolf Mrazek. Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1996
^ Kahfi, Erni Haryanti (2000). Haji Agus Salim : His Role in Nationalist Movements in Indonesia During the Early Twentieth Century (Master of Arts thesis). Canadian theses. Ottawa: National Library of Canada. ISBN 978-0-612-44090-6.
^ Sularto, St. (2004). Haji Agus Salim (1884-1954): Tentang Perang, Jihad, dan Pluralisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 979-22-1094-6.
^ Halawa, Ohiao (1999). Profil 48 Ketua Umum Parpol RI [Profile of the 48 Chairpersons of the Political Parties in Indonesia] (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: NIAS and Kreasi Karya Wiguna. hlm. 54. Kedua, selama menguasai pemerintahan, secara jelas telah menjadikan lembaga kekuasaan negara sebagai perangkat organisasi Golkar. Presiden adalah Ketua Dewan Pembina. Menteri, Panglima ABRI, dan pimpinan lembaga pemerintahan menjadi anggota Dewan Pembina.

Lihat pula

Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

[Kabinet-Kabinet_RI-1] Simanjuntak, P. N. H. (2003), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi (dalam bahasa Indonesian), Jakarta: Djambatan, hlm. 15–23, ISBN 979-428-499-8.

[2] Ricklefs (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint, ISBN 0-333-24380-3

[Nationalism_and_Revolution_in_Indonesia-3] Kahin, George McTurnan (1952) Nationalism and Revolution in Indonesia Cornell University Press, ISBN 0-8014-9108-8

[4] Mangunwijaya, Y.B. Dilema Sutan Sjahrir: Antara Pemikir dan Politikus. Prisma, Agustus 1977

[5] Rudolf Mrazek. Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1996

[6] Kahfi, Erni Haryanti (2000). Haji Agus Salim : His Role in Nationalist Movements in Indonesia During the Early Twentieth Century (Master of Arts thesis). Canadian theses. Ottawa: National Library of Canada. ISBN 978-0-612-44090-6.

[7] Sularto, St. (2004). Haji Agus Salim (1884-1954): Tentang Perang, Jihad, dan Pluralisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 979-22-1094-6.

[8] Halawa, Ohiao (1999). Profil 48 Ketua Umum Parpol RI [Profile of the 48 Chairpersons of the Political Parties in Indonesia] (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: NIAS and Kreasi Karya Wiguna. hlm. 54. Kedua, selama menguasai pemerintahan, secara jelas telah menjadikan lembaga kekuasaan negara sebagai perangkat organisasi Golkar. Presiden adalah Ketua Dewan Pembina. Menteri, Panglima ABRI, dan pimpinan lembaga pemerintahan menjadi anggota Dewan Pembina.

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

@@ Baris 326: / Baris 326: @@
 ;Catatan
-*Semua menteri yang menjabat di pemerintahan pada periode [[Kabinet Pembangunan III]] sampai dengan [[Kabinet Pembangunan VII]] adalah Anggota Dewan Pembina Golkar, termasuk Panglima ABRI dan Pimpinan Lembaga Pemerintahan<ref>{{cite book|last=Halawa|first=Ohiao|date=1999|title=Profil 48 Ketua Umum Parpol RI|trans-title=Profile of the 48 Chairpersons of the Political Parties in Indonesia|language=Indonesian|location=Jakarta|publisher=NIAS and Kreasi Karya Wiguna|page=54|isbn=|quote=Kedua, selama menguasai pemerintahan, secara jelas telah menjadikan lembaga kekuasaan negara sebagai perangkat organisasi Golkar. Presiden adalah Ketua Dewan Pembina. Menteri, Panglima ABRI, dan pimpinan lembaga pemerintahan menjadi anggota Dewan Pembina.}}</ref>
+* Semua menteri yang menjabat di pemerintahan pada periode [[Kabinet Pembangunan III]] sampai dengan [[Kabinet Pembangunan VII]] adalah Anggota Dewan Pembina Golkar, termasuk Panglima ABRI dan Pimpinan Lembaga Pemerintahan<ref>{{cite book|last=Halawa|first=Ohiao|date=1999|title=Profil 48 Ketua Umum Parpol RI|trans-title=Profile of the 48 Chairpersons of the Political Parties in Indonesia|language=Indonesian|location=Jakarta|publisher=NIAS and Kreasi Karya Wiguna|page=54|isbn=|quote=Kedua, selama menguasai pemerintahan, secara jelas telah menjadikan lembaga kekuasaan negara sebagai perangkat organisasi Golkar. Presiden adalah Ketua Dewan Pembina. Menteri, Panglima ABRI, dan pimpinan lembaga pemerintahan menjadi anggota Dewan Pembina.}}</ref>
 == Referensi ==
 {{reflist|2}}