Dunia Ketiga: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
VolkovBot (bicara | kontrib)
k bot Mengubah: sk:Rozvojová krajina
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1: Baris 1:
[[Image:HDImap current.png|thumb|300px|[[Indeks Pengembangan Manusia PBB]] adalah indeks kuantitatif pembangunan yang dipergunakan sebagian orang sebagai alat untuk mendefinisikan Dunia Ketiga. Namun definisi Dunia Ketiga tidak mempunyai basis kuantitatif (lihat teks di bawah untuk keterangan lebih terinci).]]
[[Berkas:HDImap current.png|thumb|300px|[[Indeks Pengembangan Manusia PBB]] adalah indeks kuantitatif pembangunan yang dipergunakan sebagian orang sebagai alat untuk mendefinisikan Dunia Ketiga. Namun definisi Dunia Ketiga tidak mempunyai basis kuantitatif (lihat teks di bawah untuk keterangan lebih terinci).]]


Istilah-istilah subyektif [[Dunia Pertama]], [[Dunia Kedua]], dan '''Dunia Ketiga''', dapat dipergunakan untuk membagi negara-negara di muka bumi ke dalam tiga kategori yang luas. Dunia Ketiga adalah istilah yang pertama kali diciptakan pada [[1952]] oleh seorang [[demografi|demografer]] [[Perancis]] [[Alfred Sauvy]] untuk membedakan negara-negara yang tidak bersekutu dengan Blok [[Dunia Barat|Barat]] ataupun [[Blok Soviet]] pada masa [[Perang Dingin]]. Namun sekarang ini istilah ini sering dipergunakan untuk merujuk negara-negara yang mempunyai [[Indeks Pengembangan Manusia PBB]] (IPM), terlepas dari status politik mereka (artinya bahwa [[Republik Rakyat Tiongkok|RRT]], [[Rusia]] dan [[Brasil]], yang semuanya saling bersekutu dengan erat selama Perang Dingin, seringkali disebut Dunia Ketiga). Namun, tidak ada definisi yang obyektif tentang Dunia Ketiga atau "negara Dunia Ketiga" dan penggunaan istilahnya tetap lazim.
Istilah-istilah subyektif [[Dunia Pertama]], [[Dunia Kedua]], dan '''Dunia Ketiga''', dapat dipergunakan untuk membagi negara-negara di muka bumi ke dalam tiga kategori yang luas. Dunia Ketiga adalah istilah yang pertama kali diciptakan pada [[1952]] oleh seorang [[demografi|demografer]] [[Perancis]] [[Alfred Sauvy]] untuk membedakan negara-negara yang tidak bersekutu dengan Blok [[Dunia Barat|Barat]] ataupun [[Blok Soviet]] pada masa [[Perang Dingin]]. Namun sekarang ini istilah ini sering dipergunakan untuk merujuk negara-negara yang mempunyai [[Indeks Pengembangan Manusia PBB]] (IPM), terlepas dari status politik mereka (artinya bahwa [[Republik Rakyat Tiongkok|RRT]], [[Rusia]] dan [[Brasil]], yang semuanya saling bersekutu dengan erat selama Perang Dingin, seringkali disebut Dunia Ketiga). Namun, tidak ada definisi yang obyektif tentang Dunia Ketiga atau "negara Dunia Ketiga" dan penggunaan istilahnya tetap lazim.


Sebagian orang di lingkungan [[akademi|akademis]] menganggap istilah ini sudah kuno, [[kolonialis]], diskriminatif dan tidak akurat. Namun ternyata istilah ini tetap dipergunakan. [http://web108.epnet.com/citation.asp?tb=1&_ug=sid+973E2CB5%2D2D86%2D4911%2D8D7D%2D712B45978DA0%40sessionmgr6+dbs+buh+cp+1+1E81&_us=sel+False+frn+1+sl+0+hs+True+cst+0%3B1%3B2%3B3%3B4%3B6%3B7%3B9%3B10+or+Date+ss+SO+sm+KS+mdbs+buh+dstb+KS+mh+1+ri+KAAAGEGB00032528+2EB5&_uso=hd+False+tg%5B0+%2D+st%5B0+%2DThird++World+db%5B0+%2Dbuh+op%5B0+%2D+2CC6&fn=1&rn=3] Pada umumnya, negara-negara Dunia Ketiga bukanlah negara-negara [[industri]] atau yang maju dari segi teknologi seperti negara-negara [[OECD]], dan karena itu di lingkungan akademis digunakanlah istilah yang lebih tepat secara politis, yaitu "negara berkembang".
Sebagian orang di lingkungan [[akademi]]s menganggap istilah ini sudah kuno, [[kolonialis]], diskriminatif dan tidak akurat. Namun ternyata istilah ini tetap dipergunakan. [http://web108.epnet.com/citation.asp?tb=1&_ug=sid+973E2CB5%2D2D86%2D4911%2D8D7D%2D712B45978DA0%40sessionmgr6+dbs+buh+cp+1+1E81&_us=sel+False+frn+1+sl+0+hs+True+cst+0%3B1%3B2%3B3%3B4%3B6%3B7%3B9%3B10+or+Date+ss+SO+sm+KS+mdbs+buh+dstb+KS+mh+1+ri+KAAAGEGB00032528+2EB5&_uso=hd+False+tg%5B0+%2D+st%5B0+%2DThird++World+db%5B0+%2Dbuh+op%5B0+%2D+2CC6&fn=1&rn=3] Pada umumnya, negara-negara Dunia Ketiga bukanlah negara-negara [[industri]] atau yang maju dari segi teknologi seperti negara-negara [[OECD]], dan karena itu di lingkungan akademis digunakanlah istilah yang lebih tepat secara politis, yaitu "negara berkembang".


Istilah-istilah seperti '''Selatan yang Global''', '''negara-negara yang kurang makmur''', '''[[negara berkembang]]''', '''negara yang paling kurang maju''' dan '''[[Dunia Mayoritas]]''' telah semakin populer di kalangan-kalangan yang menganggap istilah "Dunia Ketiga" mengandung konotasi yang menghina atau ketinggalan zaman. Para aktivis pembangunan juga menyebutnya '''Dua Pertiga Dunia''' (karena dua pertiga dunia tertinggal di dalam pembangunan) dan '''Selatan'''. Istilah ''Dunia Ketiga'' juga tidak disukai karena istilah ini menyiratkan pengertian yang keliru bahwa negara-negara tersebut bukanlah bagian dari sistem ekonomi global. Sebagian orang mengklaim bahwa ketertinggalan [[Afrika]], [[Asia]] dan [[Amerika Latin]] pada masa [[Perang Dingin]] dipengaruhi, atau bahkan disebabkan oleh manuver-manuver ekonomi, politik, dan militer di masa Perang Dingin yang dilakukan oleh negara-negara yang paling kuat saat itu. (Lihat [[Pasar berkembang]])
Istilah-istilah seperti '''Selatan yang Global''', '''negara-negara yang kurang makmur''', '''[[negara berkembang]]''', '''negara yang paling kurang maju''' dan '''[[Dunia Mayoritas]]''' telah semakin populer di kalangan-kalangan yang menganggap istilah "Dunia Ketiga" mengandung konotasi yang menghina atau ketinggalan zaman. Para aktivis pembangunan juga menyebutnya '''Dua Pertiga Dunia''' (karena dua pertiga dunia tertinggal di dalam pembangunan) dan '''Selatan'''. Istilah ''Dunia Ketiga'' juga tidak disukai karena istilah ini menyiratkan pengertian yang keliru bahwa negara-negara tersebut bukanlah bagian dari sistem ekonomi global. Sebagian orang mengklaim bahwa ketertinggalan [[Afrika]], [[Asia]] dan [[Amerika Latin]] pada masa [[Perang Dingin]] dipengaruhi, atau bahkan disebabkan oleh manuver-manuver ekonomi, politik, dan militer di masa Perang Dingin yang dilakukan oleh negara-negara yang paling kuat saat itu. (Lihat [[Pasar berkembang]])


Istilah [[Dunia Keempat]] (yang merujuk kepada negara-negara yang paling kurang maju) digunakan oleh sejumlah penulis untuk menggambarkan negara-negara Dunia Ketiga yang termiskin, yakni mereka yang tidak memiliki infrastruktur industri dan sarana untuk membangunnya. Namun yang lebih lazim lagi istilah ini digunakan untuk menggambarkan paar penduduk pribumi atau kelompok-kelompok minoritas tertindas lainnya di lingkungan negara-negara Dunia Pertama.
Istilah [[Dunia Keempat]] (yang merujuk kepada negara-negara yang paling kurang maju) digunakan oleh sejumlah penulis untuk menggambarkan negara-negara Dunia Ketiga yang termiskin, yakni mereka yang tidak memiliki infrastruktur industri dan sarana untuk membangunnya. Namun yang lebih lazim lagi istilah ini digunakan untuk menggambarkan paar penduduk pribumi atau kelompok-kelompok minoritas tertindas lainnya di lingkungan negara-negara Dunia Pertama.

Revisi per 1 Februari 2008 06.34

Indeks Pengembangan Manusia PBB adalah indeks kuantitatif pembangunan yang dipergunakan sebagian orang sebagai alat untuk mendefinisikan Dunia Ketiga. Namun definisi Dunia Ketiga tidak mempunyai basis kuantitatif (lihat teks di bawah untuk keterangan lebih terinci).

Istilah-istilah subyektif Dunia Pertama, Dunia Kedua, dan Dunia Ketiga, dapat dipergunakan untuk membagi negara-negara di muka bumi ke dalam tiga kategori yang luas. Dunia Ketiga adalah istilah yang pertama kali diciptakan pada 1952 oleh seorang demografer Perancis Alfred Sauvy untuk membedakan negara-negara yang tidak bersekutu dengan Blok Barat ataupun Blok Soviet pada masa Perang Dingin. Namun sekarang ini istilah ini sering dipergunakan untuk merujuk negara-negara yang mempunyai Indeks Pengembangan Manusia PBB (IPM), terlepas dari status politik mereka (artinya bahwa RRT, Rusia dan Brasil, yang semuanya saling bersekutu dengan erat selama Perang Dingin, seringkali disebut Dunia Ketiga). Namun, tidak ada definisi yang obyektif tentang Dunia Ketiga atau "negara Dunia Ketiga" dan penggunaan istilahnya tetap lazim.

Sebagian orang di lingkungan akademis menganggap istilah ini sudah kuno, kolonialis, diskriminatif dan tidak akurat. Namun ternyata istilah ini tetap dipergunakan. [1] Pada umumnya, negara-negara Dunia Ketiga bukanlah negara-negara industri atau yang maju dari segi teknologi seperti negara-negara OECD, dan karena itu di lingkungan akademis digunakanlah istilah yang lebih tepat secara politis, yaitu "negara berkembang".

Istilah-istilah seperti Selatan yang Global, negara-negara yang kurang makmur, negara berkembang, negara yang paling kurang maju dan Dunia Mayoritas telah semakin populer di kalangan-kalangan yang menganggap istilah "Dunia Ketiga" mengandung konotasi yang menghina atau ketinggalan zaman. Para aktivis pembangunan juga menyebutnya Dua Pertiga Dunia (karena dua pertiga dunia tertinggal di dalam pembangunan) dan Selatan. Istilah Dunia Ketiga juga tidak disukai karena istilah ini menyiratkan pengertian yang keliru bahwa negara-negara tersebut bukanlah bagian dari sistem ekonomi global. Sebagian orang mengklaim bahwa ketertinggalan Afrika, Asia dan Amerika Latin pada masa Perang Dingin dipengaruhi, atau bahkan disebabkan oleh manuver-manuver ekonomi, politik, dan militer di masa Perang Dingin yang dilakukan oleh negara-negara yang paling kuat saat itu. (Lihat Pasar berkembang)

Istilah Dunia Keempat (yang merujuk kepada negara-negara yang paling kurang maju) digunakan oleh sejumlah penulis untuk menggambarkan negara-negara Dunia Ketiga yang termiskin, yakni mereka yang tidak memiliki infrastruktur industri dan sarana untuk membangunnya. Namun yang lebih lazim lagi istilah ini digunakan untuk menggambarkan paar penduduk pribumi atau kelompok-kelompok minoritas tertindas lainnya di lingkungan negara-negara Dunia Pertama.

Lihat pula