Haji Sumanik: Perbedaan antara revisi
k Robot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 6: | Baris 6: | ||
|birth_name = |
|birth_name = |
||
|birth_date = |
|birth_date = |
||
|birth_place = {{negara|Pagaruyung}} [[Minangkabau]] |
|birth_place = {{negara|Pagaruyung}} [[Sumanik, Salimpaung, Tanah Datar|Sumanik]], [[Luhak Tanah Data]], [[Minangkabau]] |
||
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> |
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> |
||
|death_place = |
|death_place = |
||
|nationality = {{negara|Pagaruyung}} Minangkabau |
|nationality = {{negara|Pagaruyung}} Minangkabau |
||
|other_names = |
|other_names = |
||
|alma_mater = [[Universitas Al-Azhar]], [[Kairo]] [[Mesir]] |
|alma_mater = [[Universitas Al-Azhar]], [[Kairo]], [[Mesir]] |
||
|occupation = [[Ulama]] |
|occupation = [[Ulama]] |
||
|known_for = Tokoh [[Kaum Padri|Padri]] |
|known_for = Tokoh [[Kaum Padri|Padri]] |
||
Baris 19: | Baris 19: | ||
|parents = |
|parents = |
||
}} |
}} |
||
'''[[Haji]] Sumanik''' adalah ulama [[Orang Minang|Minangkabau]] yang melakukan pembaharuan Islam di [[Ranah Minang]] pada awal abad ke-19. Bersama dua rekannya, [[Haji Piobang]] dan [[Haji Miskin]], mereka menjadi tokoh pergerakan [[Perang Padri|Padri]] di Minangkabau. Ketika berada di [[ |
'''[[Haji]] Sumanik''' adalah ulama [[Orang Minang|Minangkabau]] yang melakukan pembaharuan Islam di [[Ranah Minang]] pada awal abad ke-19. Bersama dua rekannya, [[Haji Piobang]] dan [[Haji Miskin]], mereka menjadi tokoh pergerakan [[Perang Padri|Padri]] di Minangkabau. Ketika berada di [[Hijaz]], [[Semenanjung Arab]], Haji Sumanik begitu terkesima dengan ulama-ulama [[Wahabi]] yang menjalankan [[syariat Islam]] secara ketat.<ref>[[Hamka]], ''[[Tuanku Rao]]: Antara Khayal dan Fakta'', Bulan Bintang, 1974.</ref> |
||
=== Gerakan Padri === |
=== Gerakan Padri === |
||
Pada tahun 1803, Haji Sumanik bersama dua orang kawannya pulang ke kampung halamannya di Minangkabau.<ref>Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam Sejarah Indonesia, Mizan Publika, 2012</ref> Kepulangan mereka disambut [[Tuanku Nan Renceh]], seorang pimpinan ulama Minangkabau. Bersama dengan pimpinan ulama lainnya, mereka berusaha memurnikan ajaran Islam di Minangkabau dari kebiasaan yang berlaku seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam. Gerakan mereka yang disebut gerakan Padri berkembang pesat dengan kekuatan militer yang kuat yang pada akhirnya menimbulkan pertentangan dengan kaum adat. |
Pada tahun 1803, Haji Sumanik bersama dua orang kawannya pulang ke kampung halamannya di Minangkabau.<ref>Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam Sejarah Indonesia, Mizan Publika, 2012</ref> Kepulangan mereka disambut [[Tuanku Nan Renceh]], seorang pimpinan ulama Minangkabau. Bersama dengan pimpinan ulama lainnya, mereka berusaha memurnikan ajaran Islam di Minangkabau dari kebiasaan yang berlaku seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam. Gerakan mereka yang disebut gerakan Padri berkembang pesat dengan kekuatan militer yang kuat yang pada akhirnya menimbulkan pertentangan dengan kaum adat. |
Revisi per 22 Desember 2016 15.16
Haji Sumanik | |
---|---|
Lahir | Sumanik, Luhak Tanah Data, Minangkabau |
Kebangsaan | Minangkabau |
Almamater | Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir |
Pekerjaan | Ulama |
Dikenal atas | Tokoh Padri |
Haji Sumanik adalah ulama Minangkabau yang melakukan pembaharuan Islam di Ranah Minang pada awal abad ke-19. Bersama dua rekannya, Haji Piobang dan Haji Miskin, mereka menjadi tokoh pergerakan Padri di Minangkabau. Ketika berada di Hijaz, Semenanjung Arab, Haji Sumanik begitu terkesima dengan ulama-ulama Wahabi yang menjalankan syariat Islam secara ketat.[1]
Gerakan Padri
Pada tahun 1803, Haji Sumanik bersama dua orang kawannya pulang ke kampung halamannya di Minangkabau.[2] Kepulangan mereka disambut Tuanku Nan Renceh, seorang pimpinan ulama Minangkabau. Bersama dengan pimpinan ulama lainnya, mereka berusaha memurnikan ajaran Islam di Minangkabau dari kebiasaan yang berlaku seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam. Gerakan mereka yang disebut gerakan Padri berkembang pesat dengan kekuatan militer yang kuat yang pada akhirnya menimbulkan pertentangan dengan kaum adat.
Referensi
- ^ Hamka, Tuanku Rao: Antara Khayal dan Fakta, Bulan Bintang, 1974.
- ^ Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam Sejarah Indonesia, Mizan Publika, 2012