Hayono Isman: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 33: Baris 33:
Hayono Isman terlahir sebagai putra tokoh militer Indonesia, [[Mas Isman]]. Ayahnya kemudian diangkat sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] pada [[Hari Pahlawan]] 2015 oleh Presiden Republik Indonesia [[Joko Widodo]]. Hayono adalah anak kedua dari lima bersaudara. Salah satu adiknya, [[Hayani Isman]] juga pernah terpilih menjabat Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]] periode 2009–2014.<ref>https://nasional.tempo.co/read/716215/alasan-para-guru-usulkan-mas-isman-jadi-pahlawan-nasional</ref>
Hayono Isman terlahir sebagai putra tokoh militer Indonesia, [[Mas Isman]]. Ayahnya kemudian diangkat sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] pada [[Hari Pahlawan]] 2015 oleh Presiden Republik Indonesia [[Joko Widodo]]. Hayono adalah anak kedua dari lima bersaudara. Salah satu adiknya, [[Hayani Isman]] juga pernah terpilih menjabat Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]] periode 2009–2014.<ref>https://nasional.tempo.co/read/716215/alasan-para-guru-usulkan-mas-isman-jadi-pahlawan-nasional</ref>


Hayono menamatkan pendidikan SD pada 1967, SMP pada 1970, dan SMA Negeri 9 Jakarta (kini bernama [[SMA Negeri 70 Jakarta]]) pada 1973. Pada masa SMA ia bertemu dengan [[Setya Novanto]] (mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia 2014–2015 dan 2016–2017) yang dikemudian hari menjadi titik tolak upaya politik Setya.<ref name="Tempo1">[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/18/078719885/setya-novanto-penjual-madu-yang-menikahi-anak-jenderal Tempo.co: Setya Novanto, Penjual Madu yang Menikahi Anak Jenderal]</ref>
Hayono menamatkan pendidikan SD pada 1967, SMP pada 1970, dan SMA Negeri 9 Jakarta (kini bernama [[SMA Negeri 70 Jakarta]]) pada 1973.<ref name=p87>https://books.google.co.id/books?id=6BsTAAAAMAAJ&pg=PA552</ref><ref>https://kbr.id/kenalicaleg/caleg/kualitas_detail/id/984</ref> Pada masa SMA ia bertemu dengan [[Setya Novanto]] (mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2014–2015 dan 2016–2017) yang dikemudian hari menjadi titik tolak upaya politik Setya.<ref name="Tempo1">[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/18/078719885/setya-novanto-penjual-madu-yang-menikahi-anak-jenderal Tempo.co: Setya Novanto, Penjual Madu yang Menikahi Anak Jenderal]</ref>


Ia belajar di New England College, [[Britania Raya]] pada 1978.<ref name=p87>https://books.google.co.id/books?id=6BsTAAAAMAAJ&pg=PA552</ref> Ia meraih gelar Sarjana dari Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara Jakarta pada 2007.<ref name=p04>https://books.google.co.id/books?id=i5UP5the_QkC&pg=PA54</ref>
Hayono belajar di New England College, [[Britania Raya]] pada 1978.<ref name=p87/> Ia meraih gelar Sarjana dari Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara Jakarta pada 2007.<ref name=p04>https://books.google.co.id/books?id=i5UP5the_QkC&pg=PA54</ref>


== Karier orde baru ==
== Karier orde baru ==

Revisi per 4 Februari 2023 16.44

Hayono Isman
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia ke-6
Masa jabatan
17 Maret 1993 – 16 Maret 1998
PresidenMuhammad Soeharto
Wakil PresidenTry Sutrisno
Sebelum
Pendahulu
Akbar Tanjung
Pengganti
Agung Laksono
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir25 April 1955 (umur 69)
Jakarta, Indonesia
Partai politikPartai Nasdem (2017–sekarang)
Afiliasi politik
lainnya
Golkar (1987–97)
Demokrat (2009–16)
Suami/istriPoppy Puspitasari
HubunganHayani Isman (adik)
AnakBaroto Ario Isman
Handara Putri Isman
Mandira Isman
Orang tua
Alma materSekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara Jakarta
PekerjaanPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

H. Hayono Isman, S.IP (lahir 25 April 1955)[1] adalah politisi senior yang pernah menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia periode 1993–1998, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 1987–1992 dan 1992–1993 dari Golongan Karya dan periode 2009–2014 dari Partai Demokrat. Ia aktif di sejumlah organisasi kemasyarakatan, partai politik, lembaga eksekutif, maupun legislatif.[1] Pada 1993, di usianya yang masih 37 tahun, ia diangkat menjadi menteri, hal tersebut menjadikannya sebagai menteri termuda di Kabinet Pembangunan VI.

Latar belakang dan pendidikan

Hayono Isman terlahir sebagai putra tokoh militer Indonesia, Mas Isman. Ayahnya kemudian diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada Hari Pahlawan 2015 oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Hayono adalah anak kedua dari lima bersaudara. Salah satu adiknya, Hayani Isman juga pernah terpilih menjabat Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2009–2014.[2]

Hayono menamatkan pendidikan SD pada 1967, SMP pada 1970, dan SMA Negeri 9 Jakarta (kini bernama SMA Negeri 70 Jakarta) pada 1973.[3][4] Pada masa SMA ia bertemu dengan Setya Novanto (mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2014–2015 dan 2016–2017) yang dikemudian hari menjadi titik tolak upaya politik Setya.[5]

Hayono belajar di New England College, Britania Raya pada 1978.[3] Ia meraih gelar Sarjana dari Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara Jakarta pada 2007.[6]

Karier orde baru

Hayono sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, 1993

Hayono mulai bergabung menjadi anggota Golongan Karya pada 1978. Di tahun itu juga ia bergabung dalam Departemen Usahawan Muda Generasi Muda Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro). Tiga tahun kemudian, ia diangkat menjadi Wakil Bendahara Generasi Muda Kosgoro. Pada 1985, ia menjadi Ketua Umum Generasi Muda Kosgoro.[3]

Pada 1980, Hayono mulai menjadi pemegang saham dan Direktur PT Nusam Irian Jaya. Tiga tahun kemudian, ia menjabat direktur utama perusahaan itu. Pada 1982, Hayono menjadi pemegang saham PT Elmi Perdana dan PT Percetakan Garda. Di tahun berikutnya, ia diangkat menjadi Direktur Utama PT Elmi Perdana dan Komisaris Utama PT Percetakan Garda.[3]

Pada 1983, Hayono menjabat Ketua Departemen Jasa dan Konstruksi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia DKI Jakarta Raya. Pada tahun berikutnya, ia menjadi Anggota dan Ketua Umum Koperasi Pengusaha Muda Indonesia Jaya. Pada 1985, ia menjabat Ketua Bidang Pengembangan Koperasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Di tahun selanjutnya, ia menjadi Bendahara Asosiasi Pengebor Minyak Indonesia.[3]

Pada pemilihan umum 1987, Hayono terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui Golongan Karya mewakili daerah pemilihan Jawa Timur.[3] Pada pemilihan umum 1992, ia kembali terpilih untuk menduduki jabatan yang sama.[6]

Pada 1990, Hayono menjabat Ketua DPP Generasi Muda Kosgoro serta Dewan Penasihat Pusat Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri ABRI (FKPPI). Tiga tahun berikutnya, ia menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (Perpani). Pada 2000, ia terpilih sebgai Ketua Pimpinan Pusat Kolektif Kosgoro.[6]

Karier reformasi

Pada Pemilu 2009, melalui Partai Demokrat, ia terpilih kembali menjadi anggota dewan untuk masa bakti 2009-2014 dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jaya I (Jakarta Timur).[7] Dia pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia pada kabinet pembangunan VI (1993-1998). Pada tahun 2013, Hayono Isman bersama 11 orang lainnya; Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo dan Sinyo Harry Sarundajang mengikuti Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat.[8] Pada 16 Mei 2014, Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat mengumumkan hasil survei atas 11 peserta konvensi di kantor DPP Partai Demokrat. Hasilnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menempati posisi terunggul dibandingkan peserta konvensi lainnya.[9] Pada tahun 2016, Hayono Isman resmi mengundurkan diri dari Partai Demokrat dan pada tahun 2017, Hayono Isman bergabung dengan Partai Nasional Demokrat dan diangkat Menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Partai Nasional Demokrat.

Pranala luar

Referensi

Jabatan politik
Didahului oleh:
Akbar Tanjung
Menteri Pemuda dan Olahraga
1993–1998
Diteruskan oleh:
Agung Laksono